#3 Hari Spesial Dylan

272 63 2
                                    

Jangan lupa vote ya 😇

👨‍🦽

Untuk merayakan kelulusan Dylan, baik lulus sekolah maupun tes perguruan tinggi, Mily mengajak Dylan jalan-jalan seharian dengan semua biaya main dan makan Mily tanggung, khusus hari ini saja. Dylan tentu dengan senang hati menerima ajakan Mily. Mereka berdua memulai Sabtunya dengan lari pagi terlebih dahulu, seperti biasa, bersama Andy, Bryan dan juga Clay. Ya, rutinitas weekend pagi mereka selalu diisi dengan olahraga. Sehabis lari, Mily dan Dylan segera mandi dan menghabiskan sarapan yang dimasak Clay.

Mereka pergi dengan motor kesayangan Dylan. Dylan melajukannya ke taman bermain yang memiliki cukup banyak wahana. Walaupun masih jam 9 pagi namun antrian sudah cukup panjang karena weekend. Mily mengantri selama 15 menit kemudian mereka langsung masuk dan mencoba satu persatu wahana. Mereka menghabiskan hampir 4 jam di taman bermain tersebut.

Perut Mily dan Dylan berdendang pertanda harus segera diisi. Dylan kali ini yang memilih tempat makan. Ia sengaja memilih restoran mewah, padahal adiknya sudah mewanti-wanti.

"Mas, ditraktir sih ditraktir tapi jangan ga tau diri ya," ucap Mily sebelum mereka berangkat ke taman bermain tadi pagi.

Mily yang baru sadar bahwa ini restoran mewah setelah memasukinya langsung memukul lengan Dylan.

"Mas ih rese kan," ucap Mily.

"Ye katanya ini hari spesial buat Mas, ayolah dek sekali aja. Masa kita mau keluar lagi, malu ah," jawab Dylan mencoba membujuk adiknya.

"Mas pesennya 1 aja deh, janji," tambahnya lagi.

Mily yang awalnya ragu akhirnya memercayai omongan Dylan. Namun sepertinya Mily tetap harus memegang teguh pendiriannya : Jangan pernah percaya mas Dylan.

Dylan memesan 1 porsi lengkap mulai dari appetizer, main course hingga dessert, tak lupa segelas minuman. Dylan hanya tersenyum licik saat pesanannya dibacakan ulang oleh waiter. Bukan Dylan namanya jika tidak bisa mengembalikan mood adik satu-satunya. Dan ya, Dylan selalu berhasil. Sepanjang menunggu pesanan hingga piring-piring di depan mereka kosong, Mily selalu tertawa mendengar cerita konyol Dylan. Sesekali Mily yang gantian akan cerita dan Dylan juga terlihat menimpali sambil tertawa.

Setelah kenyang mereka melanjutkan jalan-jalannya dan memutuskan untuk berhenti di kedai es krim yang bersebelahan dengan lapangan hijau luas. Mereka menikmati es krim sambil bersantai, menurunkan isi perut mereka. Kemudian perjalanan mereka berlanjut dan terhenti di tempat paintball. Mereka bermain hingga senja tiba dan langit mulai gelap.

Dylan yang mulai merasa lelah mengajak Mily pulang. Namun Mily yang tidak pernah kehabisan tenaga mengajak Dylan ke tempat bermain VR. Mily dengan puppy eyesnya berhasil merayu Dylan. Dylan melajukan motornya menuju tempat tersebut, ke arah yang berlawanan dari arah menuju rumah mereka.

Nahas, tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang saat Dylan hendak berbelok ke kanan, tabrakan tak terhindari. Mily terlempar beberapa meter dari motor, sedangkan Dylan terhimpit motornya. Pengendara mobil dan motor lain yang berada di sekitar kejadian segera membantu mereka dan penabrak membawa mereka ke Rumah Sakit terdekat. Dylan dan Mily segera dilarikan ke IGD.

Dering telepon memecahkan fokus Andy yang tengah bekerja. Kalimat-kalimat yang di lontarkan oleh wanita di seberang telepon membuat Andy shock dan tak sengaja menjatuhkan gelas yang ia pegang. Suara pecahan gelas menarik perhatian Bryan yang hendak masuk ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Andy serta Clay yang baru saja melangkahkan kakiknya menapaki 3 anak tangga. Andy tidak mengatakan apa-apa selain halo saat pertama menjawab telepon tersebut. Ia berlari dengan panik keluar kamar sambil mencari kunci mobilnya.

"Mas kenapa?" tanya Bryan melihat Andy yang panik.

"Mas," panggil Clay lagi mendekat.

"Dylan...adek...,"ucap Andy terbata-bata.

Setelah menemukan kuncinya, Andy bergegas menuju mobil diikuti Bryan dan Clay. Clay mengambil alih kemudi menyuruh Andy duduk di bangku belakang untuk menenangkan dirinya. Andy menyebutkan alamat rumah sakit masih dengan nada panik. Mendengar hal itu Clay memegang setir erat, mencoba mengahalau pikiran buruknya. Ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Setibanya di Rumah Sakit mereka bertiga langsung berlari menuju IGD dan menanyakan keberadan kedua adiknya.

Mily tidak terluka parah sehingga sudah dipindahkan ke ruang perawatan, namun Mily belum sadarkan diri. Dylan dipindahkan ke ruang ICU karena kondisinya yang cukup parah. Menyadari keluarga Dylan sudah datang, dokter menghampiri mereka dan menjelaskan kondisi Dylan pada Andy.

"Kaki Dylan terhimpit motor, dan menurut keterangan saksi dibutuhkan waktu lumayan lama untuk mengangkat motor tersebut sehingga himpitan pada kedua kakinya berlangsung cukup lama," jelas dokter.

"Himpitan ini merusak syaraf motorik di kaki Dylan," tambahnya.

"Maksud dokter Dylan ga bisa jalan lagi?" potong Andy cepat.

"Maaf, syaraf yang terkena merupakan syaraf utama sehingga kemungkinan besar Dylan akan lumpuh permanen," jawab dokter.

Andy keluar dari ruangan dokter dengan lemas. Ia terduduk di kursi terdekat. Bryan segera menghampiri kakaknya.

"Dylan," ucap Andy meneteskan air matanya namun segera ia hapus.
"Dylan lumpuh," lanjutnya.

Bryan tidak bisa menutupi kekagetannya. Clay yang tadi mengunjungi kamar Mily berniat menemui Andy, namun langkahnya terhenti mendengar perkataan masnya, ia sama kagetnya dengan Bryan. Setelah berhasil menguasai dirinya, Clay berjalan menuju ICU dan menatap Dylan sedih.

👨‍🦽

Next yuk 👇👉

EMILY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang