👩⚕️
Mily membuka mata dan menatap langit-langit. Kemudian ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan menyadari dirinya sedang terbaring di Rumah Sakit. Ia mencoba mengingat kejadian semalam. Mily mengajak mas nya ke tempat VR dan motor terpaksa diputarbalikkan dari arah rumah mereka. Saat lampu sudah hijau, Dylan yang hendak berbelok ke kanan tiba-tiba terjatuh dan Mily terlempar. Setelah itu yang Mily ingat hanyalah pandangannya yang perlahan memudar lalu semua menjadi gelap. Sebelum pingsan Mily sempat melihat Dylan yang berlumuran darah.
Mily bangun dan melepas infus yang melekat di tangannya. Ia turun dari kasur namun pusing di kepalanya membuat tubuhnya tidak seimbang. Mily meraih tepi kasur dengan cepat sebelum dirinya terjatuh ke lantai. Mily memegang kepalanya yang terasa berat namun tetap memaksakan dirinya keluar dari kamar. Baru beberapa langkah, Bryan yang melihat Mily keluar dari kamarnya berjalan cepat menghampiri Mily.
"Kamu mau kemana dek?" tanya Bryan.
"Mas Dylan...Mas Dylan gapapa kan mas?" tanya Mily panik.
"Mas Dylan dimana?" tanya Mily lagi sambil berusaha berjalan menjauhi kamarnya.
"Kamu harus istirahat, kita balik ke kamar ya mas temenin," ajak Bryan.
"Mily mau liat mas Dylan," pinta Mily.
Bryan akhirnya mengalah dan mengantar Mily ke ruang ICU. Mily mendekat ke kaca yang membatasi koridor dengan ruangan tersebut. Mily menatap sedih Dylan yang terbaring lemah dengan banyak peralatan medis menempel tubuhnya. Mily meneteskan air matanya kemudian Bryan segera memeluk adiknya erat.
"Semuanya salah Mily mas, semuanya salah Mily," ucap Mily sesenggukan di tengah tangisnya.
Bryan membelai lembut adiknya, mencoba menenangkan. Bryan kemudian membawa Mily kembali ke kamarnya dak tak lama Clay datang dengan dokter untuk memeriksa kondisi Mily. Dokter bilang Mily mengalami gegar otak ringan dan sudah bisa keluar dari rumah sakit besok. Mily yang daritadi hanya diam saat dokter memeriksanya tiba-tiba bertanya.
"Dok, mas Dylan gapapa kan?" tanya Mily.
Bryan dan Clay mengisyaratkan dokter untuk tidak memberitahukan Mily kondisi Dylan yang sesungguhnya. Mereka berniat akan memberitahu Mily ketika Mily sudah benar-benar pulih.
"Dylan gapapa, bentar lagi juga siuman, ya kan dok?" tanya Clay.
Dokter membalas Clay dengan anggukan kemudian ia meningglkan kamar Mily. Bryan dan Clay terus meyakinkan Mily bahwa Dylan baik-baik saja. Mily yang terus bersikeras ingin kembali melihat Dylan akhirnya menuruti perkataan kedua kakaknya. Mily beristirahat penuh seharian ini dengan ditemani keduanya.
Esok siangnya Mily diperbolehkan pulang. Andy yang menjemput Mily memaksa Mily beristirahat di rumah selama beberapa hari sesuai anjuran dokter. Namun Mily merasa dirinya sudah baikan dan ingin menemani Dylan di rumah sakit. Mily yang keras kepala membuat Andy tak sengaja membentaknya.
"Kita pulang ke rumah sekarang," bentak Andy pada Mily.
Tak hanya Mily, Bryan dan Clay pun juga terkejut mendengar nada bicara Andy. Mata Mily berkaca-kaca, ini kali pertama Andy membentaknya. Bryan segera menuntun Mily ke mobil dan membawanya pulang ke rumah.
"Mas keterlaluan," ucap Clay saat Mily dan Bryan sudah pergi.
Andy yang baru sadar dengan apa yang sudah ia lakukan hendak mengejar Mily namun lengannya ditahan Clay.
"Adek sama mas Bryan dulu aja mas," ucap Clay.
Sesampainya di rumah Mily segera berlari masuk ke kamar dan menguncinya, Mily menangis selama beberapa menit. Mily masih shock dengan perkataan Andy tadi. Mily masih mengunci dirinya hingga petang. Bryan yang baru saja selesai memasakkan makan malam untuk Mily kemudian mengetuk kamarnya.
"Dek, makan dulu yuk," panggil Bryan.
Tak ada jawaban dari dalam, bahkan setelah beberapa ketukan. Bryan menyerah dan berbalik hendak menuju dapur lagi. Tak lama Mily membuka pintu dan menyusul kakaknya. Bryan menarik kursi untuk Mily duduk dan makan di samping Mily. Mereka berdua makan dalam diam.
"Mas, mas Dylan beneran gapapa kan?" tanya Mily setelah masnya selesai mencuci piring.
"Mas jujur sama Mily, please," ucap Mily lagi.
Bryan duduk di samping Mily. Ia tak yakin apakah harus jujur kepada Mily saat ini atau tetap menunda memberi tau Mily. Namun ia sadar cepat atau lambat Mily juga pasti akan tau. Setelah diam memandang Mily cukup lama akhirnya Bryan memutuskan memberitahu Mily kondisi Dylan.
"Dylan lumpuh," ucap Bryan.
Dua kata yang diucapkan Bryan membuat Mily kaget. Ia memandang Bryan tak percaya, menuntut lebih penjelasan. Tatapan Mily dibalas dengan pelukan Bryan. Mily melepaskan pelukan kakaknya dan kembali mengunci dirinya di kamar. Mily menangis lagi, hingga akhirnya ia terlelap.
👩⚕️
Vote vote ☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
EMILY
RandomMily merasa hidupnya sekarang mendekati sempurna. Mempunyai 4 kakak laki-laki dan 2 sahabat yang menyayanginya melebihi apapun. Walaupun Mily mendeskripsikan hal itu sebagai sifat protektif, namun Mily bahagia hidupnya dikelilingi mereka. Kebahagia...