• Azumane Asahi •

507 55 6
                                    

Pagi ini kamu kembali berakhir di ruang BK. Seperti biasa, otakmu memang tidak bisa diajak kompromi. Melakukan hal-hal aneh yang membuat orang lain berlari ketakutan.

"Jadi, apa yang terjadi (name)-san?" Tanya guru BK padamu. Kamu cuma bisa menggeleng.

Memang tidak tahu apa-apa.

"Ya sudah, lebih baik, (name)-san pulang saja, ya? Beristirahatlah sejenak. Jangan banyak pikiran," ujar guru BK berbadan aduhai itu dengan lembut.
Berbeda sekali dengan Ibu di rumah. Ah iya, kamu kan tidak punya Ibu.

Akhirnya kamu tidak kembali ke kelas. Hanya pergi ke ruang loker sebentar mengambil tas, lalu mengganti sepatu di loker depan pintu masuk sekolah.

Seketika saja, kamu membenci dirimu sendiri. Bagaimana tidak? Kamu menyakiti orang lain, tanpa tahu, kalau kamu sudah melakukannya.

"Penyakit sialan," desah mu kasar.

Kamu keluar dari gerbang sekolah menuju ke rumahmu yang tak seberapa jauh. Air matamu tertahan, kamu malah tertawa-tawa tak jelas. Tanpa sadar, tatapan teduh itu menatapmu dalam bimbang.

•••

"Bagaimana sekolahnya, Kak?" tanya adikmu setelah membuka pintu. Tanpa menjawab, adikmu tahu kalau kamu sedang tidak baik-baik saja.

"Kak Nora?" panggilnya. Itu bukan namamu.

Kamu benci jika dipanggil dengan nama yang berbeda.

"Ini masih aku. Bukan Nora. Tadi di sekolah, yah, begitulah. Aku tidak begitu ingat," jawabmu lemah. Adikmu tersentak.

"Semuanya baik-baik saja?"

Kamu tertawa. Bodoh sekali adikmu ini, pikirmu. Jelas-jelas, kamu datang dengan raut wajah tak enak, juga bukan pada jam pulang seperti biasa, baik-baik saja itu mendeskripsikan apa?

Akhirnya, karena kesal, kamu pun melengos pergi ke kamar di lantai atas. Ingin bernapas sejenak.

"Sampai, kapan aku begini?" keluhmu pelan.

•••

BLAM!

Tangan besar itu melakukan toss dengan keras.

Satu poin tambahan lagi. Dia unggul.

"Wuoh! Asahi-san memang yang terbaik!"
"Luar biasa seperti biasa, Asahi."
"Asahi! High five!"
"Ya! Kalian! Berkemas dan bersihkan ruangan ini, cepat!"
"Oke, Mama Suga~"
"Berhenti memanggilku seperti itu, Tsukishima."

Pria besar itu tersenyum kikuk setelah dipuji. Sesungguhnya, ia sedang tidak fokus. Poin terakhir tadi hanya sebagai peruntungan saja.

Sekarang ia, memikirkan keadaanmu.

Ia khawatir karena raut wajah mu sepulang sekolah tadi seperti sedang tidak baik-baik saja. Apalagi, kau sempat tertawa agak keras.

Apa pertolongannya tadi tidak membuahkan hasil? Guru di BK berkata apa padamu? Dia cuma bisa bertanya-tanya sekarang.

Selesai latihan, ia meminta izin Daichi untuk pulang duluan. Walaupun seluruh anggota tim bertanya-tanya, ia hanya menjawabnya dengan senyuman kikuk.

Lost || Haikyuu X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang