Rintikmu jatuh ketika rinduku tak bisa lagi dibendung.
Suara gemuruhmu ibarat lara hati yang tak kuat menahan segala rasa yang menghadang.
Tetes demi tetes kau ciptakan.
Bulir demi bulir kau jatuhkan.
Harus bagaimana lagi dengan rinduku kali ini?
Haruskah aku berdiam diri seperti kemarin lagi?
Haruskah aku menemuinya hari ini?
Atau,haruskah aku menahan dan menabungnya kembali?

KAMU SEDANG MEMBACA
L'Story [TAMAT]√
SonstigesTerkadang. Seseorang bersikap puitis maupun melakonis. Bukan berarti dia patah hati. Bukan berarti dirinya telah disakiti. Terkadang. Itulah cara dia menyalurkan sebuah karya yang ia dapati. Jangan bersangka sangka. Kau tak tahu apa apa. Cukup tuhan...