04. Kisah Villa

175 27 11
                                    

Kosong Tiga:
[ 04 ]
–kisah villa.




selamat membaca-!














Genk Dream dan juga Nahes sekarang sedang berada di kediaman gadis desa itu. Awalnya, Rajan -- selaku ketua -- menolak tawaran gadis desa itu, tapi tetap saja Nahes kukuh untuk mengajak mereka ke rumahnya.

Pada akhirnya pun mereka mengalah, dan ikut bersama Nahes pergi rumahnya yang terletak tidak terlalu jauh dari penginapan mereka.

Sesampainya di rumah Nahes yang sepi itu, mereka duduk melingkar di ruang tamu. Karena tidak ada sofa, jadinya mereka duduk di atas ubin.

"Maaf ngerepotin ya Na." Ucap Jingga, mewakili teman-temannya, saat Nahes meletakkan nampang berisi teh hangat dan biskuit.

"Iya gapapa, gak ngerepotin kok." Balas Nahes lalu ikut duduk melingkar di antara Jingga dan Alesha.

Oh ya, masalah kaki keseleo berakhir. Saat tadi Nahes memijat kakinya sendiri, entah keajaiban apa. Tiba-tiba sembuh begitu saja.

"Bisa dimulai ceritanya?" Tanya Aksa yang kepo banget sama cerita tentang villa itu.

Semuanya terdiam. Menunggu Naheswara yang akan bercerita.

"Ayahku adalah salah satu korban dari villa terkutuk itu." Perkataan pertama yang keluar dari mulut gadis cantik itu membuat mereka yang mendengarkan melotot tak percaya.

"Waktu itu, ayahku dan teman-temannya melakukan pencarian mayat-mayat yang meninggal ketika terjadi kebakaran yang dasyat. Ayahku dan teman-temannya melakukan investigasi di malam hari pada pukul 8 malam, sehingga seperti yang aku bilang awal bahwa kutukan itu muncul di atas jam 9 malam."

"Satu jam berlalu, masih belum terjadi apa-apa. Penelusuran masih berlanjut. Tapi anehnya, mereka tidak menemukan mayat atau sisa mayat yang ada di villa itu padahal mereka sudah mencar tapi tetap saja tidak menemukan apa-apa."

"Satu menit kemudian, kutukan itu muncul. Mereka yang melakukan investigasi itu merasakan hal-hal yang ganjil sekali. Seperti lampu yang nyala-mati padahal sambungan listrik di villa ini sudah terputus saat villa itu terbakar hangus."

"Setelah hal-hal ganjil terjadi, mereka merasakan rasa sakit yang mejalar di ulu hati. Sakit sekali rasanya. Setelah itu, seperti ada sesuatu yang mendorong, mereka semua terdorong hingga terpojok ke dinding. Lalu tiba-tiba ada tangan gaib yang mencekik mereka tanpa ampun."

"Ada satu orang yang sangat beruntung, dia selamat. Aku mengetahui semua cerita ini dari dia. Kami -- warga Desa Merpati -- memutuskan untuk mencari ayahku dan teman-temannya pada pagi hari. Kami semua pun sudah memeriksa tiap inti villa tapi nihil. Kami tidak menemukan apapun."

"Sejak saat itu, dibuat lah peraturan bahwa tidak ada yang boleh pergi ke villa itu di atas 9 malam."

"Siapapun yang pergi ke sana, dia akan mati." Ucapan akhir dengan tatapan tajam dari Nahes membuat mereka menahan nafas sejenak. "Aku mohon sama kalian, jangan ada yang nekat ke sana."

Suara tokek terdengar nyaring, juga burung hantu yang sepertinya sedang ada di pohon depan rumah Naheswara. Membuat suasana malam itu makin menyeramkan.

"Kira-kira, ayahmu dan teman-temannya, ke mana ya?" Tanya Alesha, dia sedari tadi khawatir juga takut sekali jika ada salah satu temannya yang nekat pergi ke villa di atas jam 9 malam. Entah kenapa dia memiliki firasat yang buruk.

"Aku tidak tau tentang hal itu. Sampai sekarang pun tidak ada yang bisa menemukan mereka. Baik warga desa, maupun pihak kepolisian." Jawab Nahes.

"Detektif, udah pernah nyari belum?" Tanya Rio.

"Sudah. Tapi tetap saja hasilnya nihil. Sekalipun detektif terkenal, mereka juga tidak menemukan apapun. Mayat-mayat itu, seperti lenyap ditelan bumi." Jawab Nahes.

"Apakah kalian sudah memanggil orang pintar?" Tanya Lia.

"Sudah, tapi tetap saja mereka tak menemukan apa-apa. Tetapi mereka semua mengatakan bahwa ayahku, teman-temannya, juga korban kebakaran villa itu pergi. Pergi dan disembunyikan oleh makhluk gaib." Lagi, lagi dan lagi Nahes menjawab pertanyaan beruntun dari mereka.

Hening. Mereka sibuk memikirkan segala hal yang ada di benak mereka.

"Nahes," panggilan dari Aksa membuat mereka yang ada di ruang tamu itu menoleh serempak ke arahnya. "Kamu... Masih jomblo kah?"

dipersilahkan untuk membully aksa 😅

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Aksa membuat mereka -- kecuali Nahes-- melotot serempak ke arahnya.

"Iya." Jawab Naheswara singkat, dengan senyum manis yang membuat aa' Aksa tergila-gila.

" Jawab Naheswara singkat, dengan senyum manis yang membuat aa' Aksa tergila-gila

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


note.
jangan lupa vote + komennya iyya , makasii

KOSONG TIGA [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang