Setelah turun dari mobil yang dikendarai oleh seorang supir yang dipekerjakan papanya untuk dirinya,terlihat seorang gadis tengah bergegas keluar dari benda yang dominan berwarna hitam itu karena pandangnya tengah tertuju pada sebuah pagar besar berwarna hitam dengan hiasan gold yang akan ditutup oleh seseorang disana. Ya satpam tentunya.
“p-pak..tunggu…” teriak cewek yang sedari tadi tengah berburu dan mencoba untuk mengatur pernapasannya.
Satpam sekolah tadi mengentikan niat dan pergerakannya untuk mrnutup benda bear tersebut.
“pak,saya masih boleh masukkan?” dengan nada sedikit memohon
“yasudah sana cepat. Sebentar lagi acara MPLS akan segera dimulai. Kamu ini,masih hari pertama sekolah sudah terlambat saja!” kesalnya
“a-aa…iya pak,makasih” dengan melebrakan senyumnya yang memuat wajahnya nyaris terlihat sempurna.
Ia melanjutkan langkah kakinya untuk menuju aula untuk diadakannya MPLS. Hari ini adalah hari pertama diadakannya MPLS
( masa pengenalan lingkungan sekolah ).Entah mengapa kali ini mata kakinya seorang Ditya Anatasya Harsoyo tidak bekerja dengan sempurna,sehingga kakinya harus tersandung dan lututnya mendarat sempurna dilantai dengan meninggalkan sedikit corak warna biru yang menghiasi disana.
Ditya membatin”perasaan tadi pagi pergi udah baca doa,kenapa masih sial aja sih!”
🍃🍃🍃🍃
Setelah sebagian acara di aula tadi sudah selesai,kini masuk pada jam surganya para siswa. Jam istirahat. Ditya sedang dikunjungi rasa bingung. Entah kemana tempat yang akan ia kunjungi. Ya,dia tau kantin adalah tempat yang harusnya ia kunjungi. Tapi masalahnya,siapa yang akan ia ajak bersama menuju kantin?.
Rasanya ia sangat berat melangkahkan kakinya sendiri untuk menelusuri sekolahnya yang sangat besar ini.
“hai..kenlin,aku Amira Noviana” sembari mengulurkan tangannya untuk berjabat.
“eh,hai aku Ditya Anatasya Harsoyo” menyambut tangan yang tadi memberikan kesempatan untuk berjabat tangan
setelah perkenalan dan perbincangan yang cukup panjang yang mereka lakukan,akhirnya mereka memilih beranjak menuju kantin. Aula MPLS berada dilantai dua,sedangkan kantin berada di lantai satu. Mereka menuruni anak tangga dengan perbincangan yang cukup menyenangkan.
Kini mereka telah sampai ditempat yang sedari tadi ingin mereka tuju. Sebuah kantin yang luasnya mungkin bisa disamakan dengan luasnya lapangan bola bola kaki.
“sumpah ini mah luas banget mir!” –Ditya
“iya dit. katanya juga kantin ini punya 20 pegawai yang kerja disini” –Amira
Memang tak heran jika kantin ini memiliki jumlah karyawan sebanyak itu. Arena memang luas banget. Dan juga masalah kebersihan? Jangan ditanya!
Memesan beberapa makanan dan minuman untuk memanjakan perut mereka dan cacing yang telah mengaung dan menuju dua bangku kosong yang berada di tengah ,kini pesanan tersebut telah tiba dihadapan dua cewek cantik ini.
“mir lo bakal ikut ekskul apaan?” –Ditya
“gatau ah,males gue ikut gituan. Ribet” –Amira
“lah si curut,mageran banget lo jadi cewek”-Ditya
“eh mir,btw katanya ketua osis kita itu ganteng parah!”-Amira
“demi apa? Sumpah kalau emang ganteng gabakal gue nyesel skolah disini hehe”-Ditya
Tak ada balasan kata yang diucapkan amira. Tapi tangannya mendarat tepat sasaran dikepalanya Ditya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvas
Ficção AdolescenteAlvas gealvino malik. kalian bisa memanggilnya alvas. cowok tampan dengan sikap dingin. Tapi bukan seperti sikap dingin pada umumnya. Ia bersikap dingin dengan orang yang ia anggap tidak dekat dengannya. Tapi pada saat bersama orang yang ia sayang...