DUA

94 10 0
                                    

Pagi ini,sepertinya seorang Ditya tidak menginginkan dirinya untuk terlambat seperti hari sebelumnya. Ya,sepagi ini dia telah berda di sekolah.

“ini amira kemana sih,lama banget” tanyanya pada diri sendiri sembari melihat detik waktu pada jam yang melingkar ditangannya.

Sedari tadi Ditya hanya mengedarkan pandangannya dan mengayun kaki kakinya yang tidak sampai dipermukaan lantai. Sejauh inipun belum terlihay batang hidung orang yang ia tunggu sedari tadi.

“morning Ditya” sapa seseorang yang sedari tadi ia tunggu

“astaga amiraa..buat kaget aja sih jadi kutu” ucap Ditya sedikit mengerutkan dahinya

“dih kenapa sih lo,ceria banget kayanya” heran Ditya

“gimana ga ceria cob ague,kakak pendamping kelompok gugus kita itu kak Alvas sama kak Bayu!” ucapnya heboh

“what?!! Anjir! Gila parah ini mah. Mimpi apa gue semalam hari ini bakal ama cogan satu harian hahah” geli Ditya

Amira hanya memutarkan bola mata malasnya melihat tingkah laku sahabatnya yang satu ini. Padahal seharusnya tidak seperti itu,karena dia juga bersikap demikian.

“aula yuk,bentar lagi bel nih” ajak Ditya yang hanya dibalas anggukan oleh lawan bicaranya.

                                   🍃🍃🍃🍃

Sesampainya di aula merea memutuskan untuk memainkan handphone nya sembari menunggu bel berbunyi.
Tak lama dari itu,bel pun berbunyi.
Para peserta MPLS yang masih diluar langsung bergegas menuju kedalam aula dan begitu juga para panitia MPLS

“selamat pagi adik-adik” sapa Bayu melihatkan deretan giginya

“selamat pagi kak”

“udah siap untuk hari ini?”

“siap kak”

“oke sip,tetap pada barisan gugus kalian dan tunggu instruksi selanjutnya dari kakak pendamping masing-masing kelompok gugus.” Ucap Bayu

Kini Bayu menyampaikan arahan kepada kelompok gugus Ditya dan Amira. Mereka mengelilingi sekolah bersama.

“kok Cuma kak Bayu sih,kak Alvasnya kemana?”
Tanya Ditya tanpa jelas tertuju pada siapa

“iya nih,mana ya kak Alvas” sambung Amira juga.

Kini kelompok gugus Ditya berada di lantai tiga sekolah. Karena disini merupakan lantai penting bagi sekolah SMA Wijaya 21 Jakarta. Karena disini terletak seperti raung guru,ruang osis,Lab bahasa,lab kimia,lab fisika,lab computer,lab biologi dan lain sebagainya.

Sekarang mereka tengah berada di depan ruang osis. Berhenti sejenak untuk mendengarkan arahan darikak Bayu. Tanpa ditya sadari ia sedang bersandar di pintu ruang osis.

“aaaaa…” teriak Ditya membuat semua orang yang ada tertuju padanya

Seseorang membuka pintu ruang osis tersebut. untungnya dengan sigap orang tersebut menangkap tubuh ditya yang hamper saya jatuh ke pelukan lantai. Tapi sekarang tubuh Ditya jatuh kepada pelukan seorang Alvas.

Kini Alvas dan Ditya saling bertukar pandang dan membuat mereka terdiam sejenak

“Dityaa..” panggil Amira

Membuat keduanya tersadar dari lamunannya

“ lo ga papa kan dit?” Tanya Amira

“ng-nggak papa kok mir” jawab Ditya sambil memegangi pergelangan tangannya yang sudah mengalir darah segar disana.

AlvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang