ENAM BELAS

46 7 0
                                    

Setelah para anggota osis diberikan kelonggaran waktu beberapa waktu belakangan ini, malam ini pak Rudi telah mengumumkan di grup wa bahwasannya besok anggota osis akan mengadakan kumpulan untuk mematangkan persiapan sematang-matangnya. Secara, acara perayaan ulang tahun sekolah akan berlangsung dalam waktu yang cukup dekat.

Ditya langsung menutup handphonenya setelah membaca pesan dari Pak Rudi dan berjalan ke bawah untuk mengambil minuman yang ada di kulkas.

Setelah mengambil minuman, Ditya kembali lagi ke kamar. Saat ia mau masuk ke dalam lift, ia mendengar suara pintu rumah terbuka. Ia penasaran siapa yang masuk tanpa izin. Karena yang ia tau, mamanya sudah masuk kamar sedari tadi.

Ditya terkejut saat tau bahwa yang membuka pintu adalah papanya. Ia tak akan melakukan hal bodoh apapun. Karena ia tau, hal bodoh yang dilakukan ditya tak akan berpengaruh apapun dan malah membuat papanya akan semakin bermain gila.

Ia langsung menyalam tangan papanya dan memeluk papanya. Munafik bila Ditya tak mengatakan kalau ia tak rindu akan kehadiran papanya di rumah ini. Papnya langsung membalas pelukan dari ditya. Membelai rambut halus anaknya itu. Dan apa yang dirasakan ditya pasti juga akan dirasakan oleh papanya.

“kamu kok belum tidur?” tanya papanya membuka pecakapan

“belum pa, tadi lagi mau minum eh denger suara pintu kebuka” jawabnya

“mama mana?”

“mama udah masuk kamar dari tadi pa, kayanya kecapean di butik” jelas ditya

“yaudah kamu naik gih, papa mau masuk kamar dulu”

Ditya hanya mengangguk mengiyakan papanya. Ada sedikit rasa tenang di hati Ditya saat papanya pulang kerumah ini. Memang pasti ada rasa kurang saat papanya tak ada di rumah beberapa hari ini.

                                      🍃🍃🍃🍃

Alvino masuk ke kemarnya. Ia melihat punggung istrinya yang sedang berbaring membelakangi pintu masuk kamarnya itu. Ia segera bersih-bersih untuk tidur di samping istrinya.

Aninda yang menyadari ada orang yang sedang berada di kamar mandi pun langsung terbangun. Ia berjalan menuju pintu kamar mandi untuk mencari tau siapa yang ada di dalam sana.

“siapa didalam?” tanya Aninda sedikit takut

“aku nin” ucap Alvino dengan suara beratnya
Aninda langsung tau siapa yang ada didalam sana. Orang yang ia cintai dan sayangi. Namun sekarang ia telah melukai hatinya dan hati putrinya.

Aninda langsung kembali ke kasur untuk tidur lagi. Tak ia hiraukan suaminya yang telah pulang itu. Baginya sekarang mereka berdua hanyalah sebuah status pernikahan.

Ditya sudah berada di kelasnya dengan beberapa temannya yang lain. Kali ini dia kepagian sekali datang kesekolah. Tak tau apa motivasinya datang terlalu pagi seperti ini.

Dibawah sana Alvas terheran saat ia melihat bahwa mobil Ditya sudah terparkir di dekat dengan mobilnya.

“tumben banget datangnya cepat” gumam alvas
Alvas berjalan menuju kelasnya sendirian tanpa di temani siapapun

“kak Alvaaassss” jert Felly dari belakang sana.
Entah lah. Belakangan ini hobi Felly mungkin berteriak dari belakang memanggil orang.
Alvas yang dipanggil langsung menoleh ke sumber suara yang tengah berlari ke arahnya. Hampir saja Felly jatuh kalai Alvas tidak memegangi tangannya.

“pelan-pelan Felly” ucap Alvas

“iya kak hehe, Ditya mana kak? Kok ga barengan?” tanyanya

AlvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang