Miyeon tidak bisa fokus memperhatikan layar yang sedang menunjukkan slide pekerjaan tim produksi. Ia merasa gelisah oleh tatapan Dokyeom yang tidak lepas darinya. Walaupun Dokyeom terus menatapnya, pria itu tampak selalu bisa menjawab pertanyaan serta mengajukan pertanyaan pada Taejoon yang sedang mempresentasikan pekerjaan.
Bagaimana bisa Dokyeom menatapnya seperti itu di saat kekasihnya berada di ruangan yang sama dengannya? Apa Dokyeom tidak memikirkan Jiho jika wanita itu menyadarinya?
Miyeon tidak membalas tatapan Dokyeom. Ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak menatap ke arah pria itu. Namun Miyeon tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik Dokyeom. Seharusnya Miyeon tidak merasa segugup ini. Sial.
“Bagaimana pendapatmu tentang aplikasi yang ditawarkan oleh Tuan Park, Nona Cho?” Tanya Dokyeom membuat Miyeon terkesiap.
Namun ia segera tersadar dan menormalkan ekspresi wajahnya. Tidak bisakah Dokyeom untuk tidak membuatnya terus seperti orang bodoh oleh semua ucapannya? Miyeon ingin bekerja dengan tenang di luar rencana balas dendamnya.
“Umm, aku–saya pikir aplikasi yang dipresentasikan sudah sangat efektif dan efisien. Waktu serta biaya yang dibutuhkan juga sangat sesuai hingga bisa meminimalisasikan kerugian perusahaan.” Jawab Miyeon.
Miyeon melihat Taejoon mengacungkan ibu jarinya hingga membuat wanita itu tersenyum. Apa yang dipresentasikan oleh Taejoon adalah hasil pekerjaan mereka sebagai tim produksi. Miyeon tidak mungkin tidak menyetujuinya.
“Baiklah jika seperti itu dalam waktu 6 bulan ini aku ingin semuanya berjalan lancar. Dan kita akan membahas tanggal peluncuran pada rapat kita minggu depan.” Putus Dokyeom dan segera berdiri.
Seluruh tim produksi ikut berdiri. Mereka membungkuk hormat saat melihat Dokyeom hendak meninggalkan ruang rapat. Namun sebelum pergi, Dokyeom menatap Miyeon sebentar. Setelah merasa puas, ia benar-benar meninggalkan ruang rapat.
“Lihatlah, karena kau ceroboh tadi, Direktur Lee terus menatapmu. Kau seharusnya tidak melakukan kesalahan itu, Miyeon-ssi.” Omel Manager Han.
Miyeon menundukkan kepalanya. Ternyata Manager Han juga menyadarinya. Apa anggota yang lain juga menyadarinya? Betapa memalukannya hal itu. Tetapi itu semua bukan kemauan Miyeon. Seharusnya Manager Han tidak membiarkan Miyeon membawa kertas dan map sebanyak itu.
“Maafkan saya, manager.” Sesal Miyeon.
Miyeon menyadari dirinya sebagai pegawai baru. Tidak ada yang dapat dilakukannya selain meminta maaf. Miyeon tidak ingin kehilangan pekerjaan yang dapat memberikannya gaji memuaskan.
“Seharusnya tadi aku membantumu.” Gumam Taejoon.
“Yak, tidak apa-apa. Do..ekhem maksudku Direktur Lee tidak sekejam itu. Mungkin ia menatap Miyeon untuk mengingat wajahnya sebagai pegawai baru.” Sela Jiho tersenyum.
Miyeon merasa beruntung karena Jiho terus membelanya. Dan sepertinya Jiho tidak merasa cemburu atas apa yang dilakukan Dokyeom padanya. Kebaikan Jiho membuat Miyeon tidak sanggup untuk menyakiti wanita itu dengan merebut Dokyeom darinya.
“Ini peringatan untukmu, Miyeon-ssi. Aku harap kau tidak melakukan kecerobohan seperti tadi. Apalagi di depan Direktur Lee. Kau mengerti?” Hardik Manager Han.
“Ya, Manager Han. ” Ucap Miyeon.
Manager Han meninggalkan ruang rapat. Miyeon menghela napas panjang dan pandangannya bertemu dengan Raebin. Lagi-lagi pria itu menatapnya dengan pandangan misterius. Beberapa saat kemudian Raebin ikut meninggalkan ruang rapat.
“Yak, jangan dipikirkan ucapan ketus Manager Han.” Kata Jiho.
“Benar. Manager Han memang suka berlebihan.” Sahut Taejoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Hurt, and Revenge [✔]
RomanceCho Miyeon berusaha dengan keras agar dapat diterima bekerja di Diamond Group. Mulai dari belajar dengan bersungguh-sungguh dari sekolah menengah hingga menerima predikat cumlaude di salah satu Universitas ternama di Korea. Semua itu Miyeon lakukan...