Chapter 11

364 20 0
                                    

Karena jika kau melakukannya dengan tiba-tiba, aku pasti akan hancur.

Miyeon tidak bisa mengenyahkan ucapan Dokyeom kemarin saat di Busan. Ia tidak bisa melupakannya selama perjalanan pulang ke Seoul. Miyeon bahkan tidak bisa tidur dengan nyenyak karena memikirkannya.

Dan sekarang Miyeon tidak bisa fokus bekerja karena terus memikirkan ucapan tersebut. Juga membayangkan wajah Dokyeom saat mengatakannya. Dokyeom mungkin tanpa sadar meminta Miyeon untuk tidak menyakitinya. Tetapi Miyeon sudah terlanjur melakukannya.

Miyeon tersentak saat merasakan ada yang menepuk bahunya. Ketika menoleh, ia menemukan Jiho yang berdiri di sampingnya sambil tersenyum.

"Kau tidak mau pulang?" Tanya Jiho. Miyeon menatap jam di pergelangan tangan kirinya. Bahkan ia tidak sadar sekarang sudah jam lima sore.

"Beri aku satu menit untuk berkemas." Jawab Miyeon dan disambut anggukan oleh Jiho.

Miyeon membereskan barang-barangnya di atas meja. Memasukkannya ke dalam tas sebelum akhirnya melingkarkan tali tasnya pada bahu.

"Ayo." Kata Miyeon.

"Bagaimana liburan akhir pekanmu bersama Direktur Lee?" Tanya Jiho menggoda.

Miyeon menyuruh Jiho menutup mulutnya. Tidak ingin ada yang mengetahui jika ia dan Dokyeom berlibur bersama.

Saat di dalam lift, Miyeon menceritakan semuanya pada Jiho. Berusaha untuk tidak menyebut nama Dokyeom karena ada pegawai yang lain berada di dalam lift bersama mereka. Jiho tampak sangat senang mendengar cerita Miyeon. Ia sesekali menggoda wanita itu hingga membuat pipi Miyeon memerah.

Cerita Miyeon masih terus berlanjut hingga mereka sampai di lobby. Namun beberapa saat kemudian Miyeon menghentikan ceritanya saat melihat kehadiran Vernon di sana.

"Vernon?" Gumam Miyeon. Jiho tampak terkejut saat mendengar gumaman Miyeon.

Miyeon segera mendekati keberadaan Vernon. Semakin dekat, ia semakin yakin bahwa itu memang Vernon. Namun penampilan Vernon saat ini membuat Miyeon merasa heran.

"Vernon." Panggil Miyeon.

Vernon menoleh dan tersenyum kecil saat melihat Miyeon. Ia melirik sekilas pada Jiho, namun tidak menyapa wanita itu.

"Baby.." Balas Vernon.

Miyeon menatap Vernon dari kepala hingga kakinya. Vernon hanya memakai sebuah kaos sederhana dan celana jeans. Ini hari kerja dan biasanya Vernon akan memakai kemeja dan celana kain. Juga sepatu. Tetapi saat ini Vernon hanya memakai sebuah sandal.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau berpakaian seperti ini?" Tanya Miyeon.

"Kau memiliki waktu? Aku perlu berbicara denganmu." Kata Vernon.

"Tentu saja. Tapi.." Miyeon menatap Vernon dan Jiho secara bergantian. Vernon tidak menyapa Jiho, dan Jiho tampak kecewa akan hal itu. Apakah mereka bertengkar?

"Apa kalian bertengkar?" Tanya Miyeon.

"Tidak." Jawab Vernon cepat.

"Kita bisa pergi sekarang?" Pinta Vernon. Miyeon menatap Jiho sekali lagi sebelum akhirnya mengangguk.

"Aku pulang dulu, Jiho-ssi. Sampai bertemu besok." Pamit Miyeon. Jiho mengangguk singkat.

Miyeon kemudian menyusul Vernon yang sudah berjalan lebih dulu. Meninggalkan Jiho yang tampak merasa sedih karena perubahan sikap Vernon yang secara tiba-tiba.

--

Miyeon dan Vernon berada di dalam mobil milik pria itu selama hampir 5 menit tanpa bicara. Vernon tampak menundukkan kepalanya sedangkan Miyeon terus menunggu hingga Vernon mau bicara. Ternyata apa yang Miyeon takutkan memang benar. Sesuatu terjadi pada Vernon.

Love, Hurt, and Revenge [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang