🚫Warning!!! Mature content!!!🚫
Miyeon berjalan memasuki ballroom Diamond Hotel dengan langkah ragu-ragu. Ia benar-benar tidak merasa percaya diri memakai gaun yang tampak indah ini. Walaupun Jiho sudah mengatakan bahwa Miyeon sangat cantik, ia tetap merasa tidak percaya diri.
Gaun yang dipinjamkan oleh Jiho terlihat sangat indah. Berwarna biru gelap dengan lengan yang menutupi hingga siku. Gaun tersebut berbahan lemas dan jatuh dengan begitu sempurna hingga hampir menyapu lantai.
Miyeon merasa bahwa gaun yang dipakainya ini sangat berlebihan untuk sebuah pesta ulang tahun. Namun Jiho meyakinkan bahwa gaun ini sangat cocok untuk pesta topeng di acara ulang tahun Dokyeom.
Dan dari balik topeng berwarna silver yang dipakainya, Miyeon dapat melihat bahwa begitu banyak wanita-wanita memakai gaun yang lebih berlebihan. Hal itu membuat rasa percaya diri Miyeon mulai timbul dan kegugupannya berkurang.
"Kau percaya padaku sekarang, kan? Masih banyak yang menggunakan gaun yang lebih berlebihan darimu. Bahkan mereka memamerkan punggung-punggung mulus mereka. Tetapi gaunmu sungguh tertutup walaupun potongan dadanya sedikit rendah." Ucap Jiho.
Miyeon menatap gaunnya sekali lagi. Ya, Jiho benar. Walaupun gaun ini berpotongan dada sedikit rendah, setidaknya gaun yang dikenakannya masih sangat sopan. Jika dibandingkan dengan gaun-gaun yang dipakai oleh beberapa wanita di sana.
Jiho sendiri terlihat cantik dengan gaun berwarna gading sebatas lutut. Walaupun gaun itu tidak berlengan, tetapi bahu Jiho masih tertutup dengan sempurna.
"Menyebalkan jika mengingat bahwa ini adalah pesta topeng. Aku merasa usahaku untuk mendandanimu sia-sia karena harus tertutup topeng." Gerutu Jiho.
Miyeon tersenyum kecil mendengar gerutuan Jiho. Saat memandang cermin sebelum pergi ke hotel ini, Miyeon dapat melihat bahwa dirinya terlihat sangat cantik. Jiho benar-benar pintar mendandaninya.
"Terima kasih untuk dandanan serta gaun ini, Jiho-ssi." Ucap Miyeon.
"Ini bukan apa-apa. Nah, sekarang lebih baik kita mencari keberadaan Taejoon." Kata Jiho.
"Tidakkah kita harus mencari Direktur Lee dan memberikannya selamat?" Tanya Miyeon. Jiho menggeleng.
"Dia tidak akan ditemukan hingga acara pemotongan kue nanti. Jadi, akan sia-sia jika kita mencarinya saat ini." Jawab Jiho.
Miyeon memegangi tas tangannya yang berisi hadiah untuk Dokyeom. Itu berarti ia belum bisa memberikan hadiah ini kepada pria itu. Atau haruskah ia meninggalkannya di tempat khusus penyimpanan hadiah?
Miyeon menatap ke kanan dan ke kiri untuk mencari tempat menyimpan hadiah. Namun ia tidak menemukannya di mana pun. Apa tidak ada yang membawa hadiah untuk Dokyeom? Tidak mungkin.
Ataukah mereka memang belum mengumpulkan hadiah-hadiah tersebut? Ya, sepertinya pemikiran kedua yang lebih masuk akal, menurut Miyeon.
"Nah, itu Park Taejoon!" Tunjuk Jiho.
Mereka segera menghampiri keberadaan Taejoon. Pria itu terlihat sedang mengobrol dengan seorang wanita. Walaupun memakai topeng, Miyeon masih dapat melihat wajah kekanakan Taejoon.
"Park Taejoon." Panggil Jiho.
Taejoon menoleh dan matanya sedikit melebar saat melihat penampilan Miyeon dan Jiho. Ia meninggalkan wanita yang sebelumnya diajak bicara untuk mendekati kedua wanita itu. Taejoon bersiul pelan hingga membuat Miyeon tersenyum.
"Coba kita lihat siapa dua wanita cantik ini?" Goda Taejoon. Jiho memukul bahu Taejoon dengan kesal.
"Kalian benar-benar cantik. Walaupun wajah kaliah tertutup oleh topeng." Puji Taejoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Hurt, and Revenge [✔]
Любовные романыCho Miyeon berusaha dengan keras agar dapat diterima bekerja di Diamond Group. Mulai dari belajar dengan bersungguh-sungguh dari sekolah menengah hingga menerima predikat cumlaude di salah satu Universitas ternama di Korea. Semua itu Miyeon lakukan...