I'm🌼

29 7 2
                                    

Senja tercipta seolah dia paling sempurna, menarik pasang mata untuk melihatnya, namun bukankah yang paling indah tidak untuk selamanya?

Vi_

🐾🐾🐾

"Oke jen semangat! tinggal 2 puteran lagi!" Guman gadis itu nenyemangati dirinya sendiri.

Rambut lepek, baju basah karena keringat, bau badan yang lebih wangi daripada bunga raflesia, lengkap sudah. Sejak dua puluh menit yang lalu gadis itu melakukan hukumannya, berlari nengelilingi lapangan yang luasnya naujubilah!.

"Ahirnyaa! Selesai!" Lega gadis itu dengan nafas tersenggal senggal. "Pelajarannya bu dyah kali ya, ngantin dulu ah laper." Gumannya.

...

"Jeki? Gue mau susulin si aldo aja deh ke perpus mau ikut ngga lo?" Tanya alan yang sudah mulai bosan dengan ceramah pak kumis.

Pak manto namanya, guru mapel pelajaran ppkn yang terkenal santuy. Tubuh yang berisi melebihi kapasitas, perut buncit, pendek serta berkumis tebal. Kumis tebal itulah yang merubah nama Manto menjadi kumis.

"Duluan aja, nanti gue susulin kalo mau." Jawab jeki yang dibalas anggukan tanda mengerti oleh alan.

"Pak izin ke belakang?!" Izinnya.

"Nanti kalo saya izinin, kamu pasti nggabakalan balik lagi alan!" Peringat pak kumis yang sudah jengah dengan dengan kelakuan anak muridnya yang satu itu.

"Bapak mau saya pup disini? Udah ngga tahan ini paa, masyaaloh!" Bohongnya dengan wajah dibuat sememelas mungkin.

"Yaudah sana! Awas kalo kamu ngga balik lagi!" Tegasnya.

"Iya pa" jawabnya dengan wajah berseri seri sambil berjalan meninggalkan kelasnya.

...

Duduk di meja kantin bagian pojok dengan perut terisi penuh, membuat jeni malas untuk segera kembali ke kelasnya, namun beberapa menit kemudian, suara seseorang menginstrupsikan agar gadis itu segera kembali ke kelasnya, mengingat jam sekarang masih menunjukan pukul sembilan.

"Buruan jen! Lo disuruh ambil buku di perpustakaan sama bu Dyah." Katanya lagi

"Iya Raka gue ambil nih, tunggu makanan gue turun dulu ini, masih kenyang banget!" keluhnya.

"Bu Dyah udah nunggu dari tadi jen masyaalloh!" Keluhnya yang sudah merasa jengah dengan kelakuan anak itu.

"Lo bawel banget sumpah Ka!" Kesalnya sambil berdiri membayar makanan dan segera meninggalkan tempat itu.

"Bu Dyah nambah nambahin kerjaan!" Guman gadis itu dengan perasaan kesal sambil terus berjalan menuju perpus. "Tuh guru nggapunya kerjaan sumpah!" Lanjutanya.

Sudah berapa kali umpatan yang keluar dari bibir manis gadis itu, hingga dia tidak menyadari ada yang berjalan berlawanan dari gadis itu hingga...'bruuk!'.

"Awws" ringisnya, jatuh dengan bokong mendarat lebih awal menambah sensasi nyeri yang tidak main main, serta tangan yang sedikit memar karena terpentok pinggiran kursi di depan perpus.

"Heh! Kalo jalan pake mata dong!" Maki gadis itu.

"Lo ngga mau minta maaf?! Masih mau diem kaya patung gitu?!" Lanjut gadis itu kemudian, yang melihat tersangkanya hanya diam dan tidak mau membantu sekalipun.

I'm_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang