Mengikuti alur cerita yang terus berjalan seperti jam terus maju. Detik berganti menit,menit berganti jam tanpa henti berdetik.
Semoga saja nanti hukum karma membalas semua yang telah kau perbuat.Tidak ada yang tidak mungkin.
🔰
Selama ini aku mendiamkan mereka, mengikuti alur seperti yang mereka rencanakan.
Aku Carla Allison bertekad dan berjanji untuk membalas semua perbuatan mereka tanpa harus menunggu yang diatas membalas mereka.
Aku punya kaki.
Aku juga punya tangan.
Apa gunanya kalau aku tidak bisa membalas mereka, mereka semua sama sepertiku. Dari dulupun aku tidak takut pada mereka, lalu kenapa aku tidak melawan?
Dulu memang tidak, tapi sekarang aku akan melawan mereka secara halus dulu.
Seringaiku menghiasi wajah cantik yang sekarang sudah tidak cupu jauh dari kata cupu, mereka menggapku Carla sicupu memang benar kenyataanya begitu tapi aku akan pura-pura tidak tahu.
Kring kring kring
Suara bel berbunyi pertanda waktu istirahat sudah selesai.
Banyak orang berlarian tergesa-gesa kekelas masing-masing kecuali diriku.
Aku melangkah masuk ketempak kepala sekolah untuk rencana awalku, agar mereka tidak mencurigai sekaligus aneh. Aku marah ketika mereka bilang aku oplas.
Tok tok tok
Suara pintu diketok tiga kali.
"Masuk" Sahut dari dalam, aku memasuki ruangan dengan anggun dan sopan.
"Permisi pak, maaf sebelumnya saya menggangu waktu kerja bapak dan saya juga lancang masuk tanpa memberi tahu bapak bahwa saya murid baru" Ujarku menundukan kepala seakan aku ini bersalah.
"Baik saya maafkan asal ada biaya tutup mulut semua tidak gratis" Balasnya dengan tatapan mencemooh.
Uang rupanya baiklah tidak masalah.
"Baik berapa yang bapak inginkan" Balasku dengan tatapan menantang.
Dia melihatku dari atas kepala hingga ujung kaki, sedang menilaiku rupanya aku tersenyum manis padanya.
"Ya karna kau orang miskin bagaimana 10 juta saja"
Aku menaikan sebelah alisku lalu menghela napas panjang, agar terlihat menyedihkan. Aku menatapnya sendu lalu mengangguk sebagai jawabannya.
"Baik kau pulang sekarang dan besok 10 juta harus ada ditanganku dan jangan lupa surut pemindahanmu" Ucapannya seperti mengusirku.
Tanpa menjawab dan tanpa pamit aku keluar dari ruangan laknak itu, tempat dia mencumbu para jalang. Menjijikan.
Ketika aku masuk perlahan dikelas guru sedang mengajar dengan tenang aku melangkah mendekati bangku untuk mengambil tasku.
Semua orang menatapku dengan syok dan heran ,tidak ada yang berkata satu katapun dari bibir mereka, tidak ada suara sama sekali.
Aku terlonjak kanget ketika seseorang menepuk pundak ku agak keras, aku menghela napas dan berbalik untuk melihat pelakunya.
Nampaklah guru yang tadi mengajar sudah didepanku.
"Kau baru masuk ?dan masuk tanpa izin" tanya nya heran.
"Apa kau anak baru"
"Ya dan maaf saya harus pulang"
Tanpa permisi aku keluar dari ruangan. banyak dari mereka menyorotiku dengan tatapan mencemooh.
Gadis cantik itu kan.
Tadi yang aku samperin dikantin.
aku makin dibuat penasaran?
Dia tadi berkata dan perkataan itu tidak dapat aku mengerti tidak sama sekali.
Brak
Mejaku digebrak seketika lamunan ku buyar, aku sadar dimana dan sedang apa aku sekarang.
"Geori Samuel berdiri didepan sekarang" yup yang menggebrak mejaku ,guru yang saat ini mengajar.
Dengan terpaksa aku melangkah berdiri didepan menjadi tontonan gratis untuk kaum hawa. Satu kata yang cocok untuk ku Memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho
HorrorOrang bilang karma tidak akan salah orang. Namun untuk carla menunggu Karma itu melelahkan. Lagipula Ia lebih suka memberikan karma melalui tangannya sendiri, bukankah itu lebih memuaskan?