Salam matcha, selamat membaca, ingat Mercapada.
Ig: mercapada
• • •
Ia berhasil menghidupkan kembali atma raga seorang gadis pemimpi. Menabur benih kabur penggetar hati. Membawa gadis itu terbang ke dunia penuh ilusi. Membisikkan ucapan pasti. Kemudian pada detik-detik krusial, ia melancarkan aksi.
• • •
Dunia seolah berhenti ketika gawai yang tak jauh dari tempat Helena duduk lesehan di atas lantai bergetar pasti. Sejumput teki-teki datang bersama notifikasi.
Eksa
Mau nitip sesuatu? Atau mau makan? Mumpung gue ada di luar sekolah.Helena mengecek arloji. Pukul dua dini hari. Waktu terasa begitu cepat berlalu selagi ia mengerjakan 40 butir soal matematika wajib yang harus diserahkan esok pagi. Tetiba gawainya bergetar kembali.
Eksa
Di sini ada pisang, lho.Seterbit senyum menghiasi. Degup dadanya menyentak tak tahu diri. Gadis itu mengulum bibir menahan pekik. Helena menyapu seisi ruangan kelas. Hanya ia seorang yang terjaga. Matanya memerah menahan kantuk. Gadis itu melenguh. Sayup-sayup terdengar suara obrolan dari luar ruangan, paling-paling kakak kelas dan tim inti OSIS. Helena tak ambil pusing. Jari-jemarinya mulai menari di atas layar persegi.
Helena
Pisang apaan?Eksa
Pisang gorenglah. Emang lo mau pisang apa, hayo?
[emotikon tertawa].Helena
Apaan sih, ngaco.
Gue mau nitip air anget aja, boleh?Eksa
Gak sekalian makan? Ada nasi uduk. Dijamin enak deh.Helena tertawa pelan sejemang. Tak berniat melanjutkan percakapan pesan atau barangkali pura-pura tak peduli, karena kantuknya enggan dikompromi belum lagi pening yang menyabotase diri. Gadis berbaju panjang abu-abu beserta celana jenjang biru tua itu menguap singkat seraya merebahkan diri seusai membereskan alat tulis.
Hari itu, hari yang begitu melelahkan karena persiapan acara milad mengharuskan anggota OSIS sepertinya menginap di sekolah. Ditambah mengebut mengerjakan tugas secara maraton. Dini hari itu juga, percakapan daring pertama dengan pria yang ia taksir sejak masuk ke jenjang SMA.
Gawainya kembali mengoyak sunyi. Helena tetap membuka notifikasi, karena ia tahu siapa dalang semua ini.
Eksa
Istirahat aja dulu. Besok bakal lebih melelahkan. Jangan paksain diri lo. Gue gak suka kalo lo sakit.Letupan jantungnya semakin liar. Helena membuang napas pendek berulang kali. Gadis itu kepayahan meneguk saliva. Bergumam, "Jangan sampai gue gila."
• • •
A/N: Selamat berinteraksi dengan kedua tokoh gue, Eksa dan Helena. Jika berkenan, tinggalkanlah vote dan komen untuk mendukung kelanjutan cerita. Terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialeksa [END]
Teen FictionBerawal dari sebuah percakapan daring, Helena Tari meyakini suatu hal: Gyandra Deksa berniat mendekatinya. Klise. Akankah hubungan mereka berujung manis sebagaimana yang dibayangkan, atau berakhir menjadi sebuah kesia-siaan? ©2020 Mercapada on watt...