Warn: 18+ (not sex, but some dirty talk, and friend with benefit relationship)
Toronto mulai terasa dingin saat Natal. Salju belum turun namun udara sudah dingin menggigil. Ini tahun 2010 saat Brian masih SMA. Ponsel nya masih iPhone 4S pada masa itu. Brian ingat di pernah se-desperate itu akan perasaannya. Barangkali karena memang seharusnya kau tidak punya perasaan pada teman tidur mu— atau well, fuck buddy mu.
Brian tidak terlalu ingat bagaimana ia dan Liu Jane bisa menjadi teman tidur. Tau-tau ia dan Liu sudah punya perjanjian tak kasat mata bahwa hubungan mereka hanya sekedar berada di atas ranjang. Itu terjadi selama hampir setahun, dan selama satu tahun itu pula Brian memiliki perasaan pada Liu.
Brian barangkali sudah tau bahwa Liu Jane hanya menganggapnya teman tidur, tidak lebih. Tapi ia menutup mata, menunggu bahwa barangkali Liu akan membalas perasaannya suatu hari nanti.
Beberapa kali selama sesi make out mereka saat Liu mabuk, Brian kerap kali berbisik di sela-sela ciuman mereka, "I love you, Liu." Meski gadis itu tidak pernah membalas ucapan Brian.
Sentuhan-sentuhan Liu selalu terasa memabukkan. Dan terkadang Brian merasa bahwa hubungan mereka nyata, bukan hanya sekedar berada di ranjang, atau semua ini hanyalah imajinasi Brian?
Hubungan mereka merenggang sebelum kelulusan. Barangkali Brian seharusnya menjaga perasaannya baik-baik, tapi kecemburuan itu seperti minyak yang disiram oleh api, sehingga tubuhnya terbakar oleh rasa amarah.
Itu adalah ketika cowok bernama Shawn yang terang-terangan menunjukkan perasaannya pada Liu. Bahkan dengan santainya melakukan flirting di depan Brian, dan tak sungkan meremas pantat Liu secara gamblang. Sesuatu dalam diri Brian terasa mendidih, ia sangat marah sehingga tidak berpikir dua kali untuk mengotori tangannya dengan memukul rahang Shawn keras-keras.
Pekikan Liu terdengar nyaring terdengar, "Brian! Apa yang kau lakukan?"
Brian gelap mata. Ia sangat marah dan kecemburuan itu terasa sangat menyakitkan. Brian sekali lagi memukul Shawn sebelum cowok itu pingsan dengan darah yang mengucur dari hidung.
Hari itu Brian tau, bahwa ia telah mengacaukan segalanya. Terutama ketika Liu lebih memilih untuk masuk ke dalam ambulan bersama Shawn dan menatapnya dengan tatapan terluka.
.
.
.
Hari-hari selanjutnya terasa lebih menyedihkan. Liu Jane berhenti mengirimi nya pesan dan gadis itu sepenuhnya mengabaikan kehadiran Brian di sekolah. Terry tampak prihatin atas hubungan mereka, terutama karena Terry selalu menjadi sahabat yang paling pengertian dan satu-satunya orang yang mengetahui hubungan FWB nya dengan Liu.
Brian agaknya putus asa. Ia butuh kepastian. Ia nggak ingin Liu hanya menghangatkannya di ranjang, namun juga menghangatkan hatinya. Namun jelas bahwa gadis itu tidak berpikiran sama.
Brian mampir ke kedai kopi di dekat rumah, membeli Americano dingin sepulang dari rumah Terry. Ketika ia hampir sampai rumah, Brian melihat Liu yang berdiri di dekat pagar rumahnya. Gadis itu menendang kerikil secara acak dengan kedua tangan yang terselip di kedua saku celana nya. Begitu mendapati Brian yang berdiri tidak jauh dari sana, Liu tersenyum canggung dan menghampiri Brian.
"Brian." Panggil nya pelan. "Kita perlu bicara."
Brian ingin berharap, tapi hatinya sudah hancur bahkan sebelum ia berbicara. "Katakan Liu, apa kau mencintai ku?" Potong Brian.
Gadis itu sejenak mengerjap. Sorot matanya tidak terbaca. Brian menahan napas nya, merasakan sesak di dada nya karena tau bahwa jawaban yang akan di lontarkan Liu barangkali akan menyakitinya.
"Maaf, Brian."
"Katakan, Liu."
"Kurasa kita tidak bisa melanjutkan hubungan kita sebelumnya. Kau tau kan. Sebagai fuck buddy." Ujar Liu tanpa keraguan. "Maaf Brian, aku nggak mencintai mu seperti apa yang kau rasakan."
Malam itu dingin dan Brian bisa merasakan udara yang menusuk di balik kulitnya, juga hatinya yang remuk karena angan-angan cinta yang barangkali tidak akan pernah ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
tbou: the . demon // DAY6 ✓
FanfictionDalam setiap hubungan, selalu ada rintangan. Dan terkadang, iblis dalam diri masing-masing lah yang memicu perpisahan. a short story based on DAY6 album, The Demon.