Chapter 3

86 11 0
                                    

Annyeonghaseyo yeorobun! Cerita diupdate setiap hari Senin dan Kamis.

Selamat membaca, enjoy!

.
.
.

Mobil berwarna hitam itu melaju membelah jalanan kota yang tampak lengah, tentu ini masih terlalu pagi untuk berangkat kekantor, tapi perempuan dibalik kursi pengemudi mobil itu sengaja pergi lebih awal untuk menghindari seseorang. Kejadian semalam masih terputar jelas diotaknya, bagaimana dia mendapatkan perlakuan dari laki-laki yang telah 1 tahun menjadi kekasihnya. Berulang kali dia menggelengkan kepala untuk menyadarkan dirinya dan tidak terlalu mengambil pusing kejadian semalam, tapi ketika matanya beralih melihat pergelangan tangannya seketika rasa sakit itu muncul lagi. Terlalu kuat Jimin mencengkram tangan Seulgi sampai masih terasa nyeri ketika digerakkan.

Parkiran kantor masih tampak sepi hanya ada dua mobil terparkir disana, mobil Seulgi dan mobil seseorang lainnya. Seulgi masih terdiam didalam mobil, dia berhasil menghindari Jimin pagi ini tapi bagaimana saat dikantor nanti.

Drrt..drtt..

Seulgi meraih ponselnya dan menemukan sebuah pesan dari Jimin

'kau sudah berangkat? Kenapa tak menungguku?'

Perempuan itu hanya menghela nafasnya kasar, baru saja dia berpikir bagaimana nanti menghadapi Jimin, laki-laki itu sudah menghubunginya. Setelah memasukkan beberapa barang kedalam tasnya, Seulgi keluar dari mobil dan berjalan menuju dalam kantor. Langkahnya hari ini terasa berat, banyak pikiran yang memenuhi pikirannya. Hari ini dia harus rapat dengan klien, menyelesaikan laporan dan tentunya menghadapai masalahnya dengan Jimin.

Tringgg.. pintu lift terbuka

Seulgi berjalan menuju mejanya dan sesekali melirik jam, ruangannya masih sangat sepi tidak ada siapapun disana. Setelah menaruh barangnya, dia berjalan menuju mesin pembuat kopi dan menyeduh satu gelas untuk menemaninya pagi ini. Setidaknya kopi yang dibuatnya bisa membuat dirinya lebih tenang.

"kau datang lebih awal?" Seulgi mendapati So Young berjalan menuju arahnya

"ah, iya. Ternyata berangkat pagi tidak seburuk itu" meneguk kopinya perlahan

"kau menyetir sendiri?"

"iya, aku sedang ingin menyetir" Seulgi beralih menuju mejanya

"ohh, tumben" mata So Young melirik kearah Seulgi tajam, dia merasakan ada yang berbeda dengan sikap Seulgi pagi ini. Tidak biasanya dia menyetir sendiri, sudah hampir tidak pernah So Young melihat Seulgi membawa mobil sendiri

"kau sedang bertengkar ya dengan Jimin?" kembali melanjutkan kata-katanya So Young berjalan menuju mejanya dan menatap Seulgi dari sana. Meja mereka saling berhadapan sehingga dia bisa melihat Seulgi jelas.

"em, tidak. Aku hanya ingin saja" satu gelas kopi berhasil diteguknya habis

"kurasa bukan karena itu" So Young kembali bangkit dan berjalan menuju meja Seulgi "ayo temani aku sarapan, aku sangat lapar"

"maaf, So Young~aa aku sedang tidak berselera makan" Seulgi menatap So Young dengan tatapan aneh, seperti raut wajah sedih dan bingung

"ayolah, hari ini aku datang lebih awal karna Jackson ada rapat. Kau tidak kasihan padaku? Aku lapar" tangan So Young menyatu dan raut wajahnya memelas

"baiklah, untuk sahabatku. Kutemani" Seulgi bangkit dari duduknya

"yeay" seru So Young kemudian meraih pergelangan tangan Seulgi

"akh" pekik Seulgi ketika dirasakan sakit ditangannya

"kau kenapa?" terkejut melihat Seulgi mengaduh kesakitan So Young melepaskan tangan Seulgi dan melihat Seulgi meringis menahan sakit sambil memegangi pergelangannya

Happy Without MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang