Chapter 9

169 16 3
                                    

Annyeonghaseyo yeorobun! Cerita diupdate setiap hari Jumat.

Terima kasih yang sudah me-vote, menunggu cerita ini dan menyempatkan membaca cerita ini! maaf kalau alur ceritanya semakin lama semakin gak jelas dan maaf kalau telat upload huhu

Selamat membaca, enjoy!
.
.
.

"Jinyoung~aa" sebuah suara berhasil mengalihkan pandangan Jinyoung yang sedari tadi menatap Seulgi

"kau masih disini?" Jinyoung mendapati Jackson yang berdiri menatap khawatir kearahnya

"mari bergantian menunggu Seulgi, bersihkan dulu lukamu" tangan Jackson beralih menepuk bahu Jinyoung. Dia benar-benar mengkhawatirkan kondisi sahabatnya itu saat ini, sejak tiba dirumah sakit sampai saat ini laki-laki itu terus berada disamping Seulgi. Luka diwajah dan tubuhnya bahkan sama sekali belum dibersihkan

"aku tidak bisa meninggalkannya" pandangan Jinyoung kembali beralih menatap Seulgi yang masih terdiam dalam tidurnya

"aku akan meminta perawat kemari untuk membersihkan lukamu" tidak ada balasan yang didengar Jackson, dia berbalik dan kembali meninggalkan Jinyoung

Tak lama setelah kepergian Jackson, seseorang datang menghampiri Jinyoung yang masih setia dalam posisinya

"tuan, bisakah kau ikut denganku untuk membersihkan lukamu?" seorang perawat wanita sekarang berdiri tepat disamping Jinyoung

"aku tidak bisa meninggalkannya" arah mata Jinyoung hanya sekilas melirik kearah samping

"tapi jika lukamu tidak segera dibersihkan bisa infeksi, tidak akan lama untuk membersihkan semuanya" perawat itu terus meyakinkan Jinyoung, bahkan dia berpikir jika keadaan Jinyoung lebih mengkhawatirkan sekarang

"aku hanya ingin saat dia tersadar aku ada disampingnya. Aku tidak perduli dengan keadaanku, aku baik-baik saja"

"tuan..."

"aku tidak akan pergi" perawat yang telah mendapat penolakan yang cukup tegas dari Jinyoung itupun berbalik meninggalkan laki-laki itu. Rasa sakit akibat luka yang dirasakannya pun tidak sebanding dengan rasa khawatir yang begitu besar memenuhi dirinya saat ini. Dia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi padanya, entah infeksi atau apapun itu dia akan tetap berada disamping Seulgi.

Tangannya yang masih terdapat bekas darah yang mengering beralih meraih telapak tangan Seulgi, begitu erat genggaman yang diberikan laki-laki itu sekarang. Perasaannya benar-benar tidak karuan, dia begitu takut kehilangan wanita yang berada dihadapannya saat ini. Sebuah bulir air matapun berhasil jatuh membasahi wajah pria itu, rasanya begitu sesak melihat keadaan Seulgi. Jinyoung menundukkan wajahnya dan menenggelamkan rasa takutnya pada tangis yang sudah tidak bisa tertahan lagi, dia begitu hancur. Jika terjadi sesuatu pada Seulgi, dia akan menyalahkan dirinya seumur hidup.

Dibalik pintu ruangan terdapat seorang wanita yang berdiri menatap keadaan didalam dari luar, sejak tadi air mata juga tak berhenti mengalir dari kedua mata indahnya. Disampingnya berdiri seorang laki-laki yang berusaha terus menguatkan dirinya, tangan laki-laki itu tak beralih merangkul pundaknya. So-young tidak tahan melihat keadaan Seulgi dan Jinyoung sekarang, dia begitu mengkhawatirkan keduanya.

"aku benci Jimin" itulah kata-kata yang keluar dari bibirnya setelah sejak lama dia hanya terdiam dalam tangisannya

"mereka akan baik-baik saja, tenanglah" Jackson mengeratkan rengkuhannya pada so-young, dia tau kekasihnya itu sama hancurnya dengan Jinyoung sekarang

🌻🌻🌻

Sebuah pergerakan membuat Jinyoung kembali mengangkat wajahnya, dapat dia rasakan sebuah pergerakan kecil dari tangan yang tergenggam erat olehnya. Setelahnya pandangannya beralih menatap Seulgi, wanita itu perlahan membuka kedua matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happy Without MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang