Kayla POV
Kami sedang berdiri di atas panggung yang lumayan besar, Alvin duduk tepat di sebelahku. Memegang gitar yang akan mengiringi nyanyian kami malam ini.Pakaian serasi yang entah siapa yang menyiapkan sangat pas untuk kami. Alvin mengenakan jas biru donker yang serasi dengan dress selutut dengan warna senada milikku.
Aku gugup, tentu saja, tadi malam bukan hal yang bisa kami anggap biasa saja untuk duduk bersama dan melaksanakan duet seperti yang telah direncanakan sebelumnya.
Alvin mulai memetikkan gitarnya, aku sedikit tidak fokus karena mengingat Alvin menyatakan cintanya semalam tiba-tiba. Namun ia terlihat tenang, seolah tak terjadi apa-apa.
“Sunrise with you on my chest
No blinds in the place where I live
Daybreak open your eyes
Cause this was only ever meant to be for one night
Stil, we’re changing our minds here
Be yours, be my dear” saat kalimat ‘be yours be my dear’ ia yang semula menunduk dan menatap kearah gitar menatap mataku. Aku tersentak.“So close with you on my lips
Touch noses, feeling your breath
Push your heart and pull away, yeah
Be my summer in a winter day love
I can’t see one thing wrong
Between the both of us
Be mine, be mine, yeah
Anytime, anytime” aku menyanyikan partku, kami saling tatap dan beberapa kali aku menunduk karena malu, penonton tak riuh sama sekali, mereka menikmati penampilan kami. Kecuali cecurut yang berdiri paling belakang.“Ooh you know I’ve been alone for quite a while, haven’t I?” part ini kami nyanyikan bersama.
“I thought I knew it all, found love but I was wrong
More time than enought, but since you came along” suara merdu Alvin membuatku ingin tidur sekarang juga.“I’m thinking baby you, are bringing out a diffrent kind of me
There’s no safety net that’s underneath, I’m free
Fallin all in you” harmoni kami menyatu diiringi dengan teriakan tak jelas dari kedua sahabatku yang orangnya memang tidak jelas sama sekali.“Fell for men who weren’t how they appear
Trapped on a tightrope now we’re here, we’re free
Falling all in you” ntahlah, tatapan mata Alvin tak bisa jadi becandaan, tatapan paling luar biasa yang pernah kulihat. Jikalau ia adalah seorang yang bisa merampok dengan cara menghipnotis, mungkin uangku sudah banyak tercuri.“Fast forward a couple years, yeah Grown up in the place that we live
Make love, then we fight
Laugh 'cause it was only meant to be for one night baby.
I guess we can't control What's just not up to us
Be mine, be mine, yeah Anytime, anytime” ada makna di dalam lagu ini, aku dan dia tau benar apa maksudnya.“You are bringing out a different kind of me,
There's no safety net that's underneath, I'm free Falling all in. You”“fell for men who weren't how they appear
Trapped up on a tightrope now we're here, we're free Falling all in you”“Every time I see you baby I get lost.
If I'm dreaming, baby, please don't wake me up
Every night I'm with you I fall more in love.
Now I'm laying by your side
Everything feels right since you came along, I'm thinking baby” part terakhir kami dalam lagu ini. Ia menatapku, petikan gitarnya berubah menjadi lebih pelan dari sebelumnya.“You (Yeah) are bringing out a different kind of me.
There's no safety net that's underneath, I'm free.
Falling all in. You fell for men who weren't how they appear (Ooh).
Trapped up on a tightrope now we're here,
we're free Falling all in..” Ia membalikkan kursinya, menghadap tepat kearahku, part terakhir, part yang mungkin paling kusukai dari lagu ini.Kami disambut oleh tepukkan tangan, kulihat wajah orang-orang yang awalnya tak berani kulihat satu persatu. Ada banyak orang, juga tak tahu darimana asalnya, namun ada beberapa turis yang menyaksikan penampilan kami. kami Memberikan hormat terakhir.
Alvin berjalan santai ke arahku, melepaskan gitarnya kemudian meraih tanganku. Kami melakukan hormat yang biasanya dilakukan oleh penyanyi saat mereka selesai tampil.
Kuturuni panggung, dibantu dengan Alvin yang memberikan tangannya seolah sedang mengambil tangan seorang putri. Aku tersenyum saja, semoga Bunda tak tau anaknya sedang jatuh cinta, bisa bahaya.
“KAYLAA!” sudah kuduga apa yang akan terjadi berikutnya, Alin, Sherly, Dhana dan beberapa anak lainnya menyambut kami di bawah panggung.
“Kalian keren tadi” ucap salah satu anak, aku tak mengenalnya dan sepertinya ia tak satu penerbangan denganku.
“Bawaannya kak Nadia” seolah mengerti dengan ekspresiku Alin memberitahukan hal tersebut kepadaku.
“Kita luan bro, jaga temennya biar nggak ngikut” saat itu juga Alvin menarik tanganku, sementara kedua sahabatku dicegah untuk dapat mengikutiku.
💙💙💙
Kami berdua berjalan, menikmati lampu temaram, aku tak mengenakan heels ku lagi, saat ini aku sudah nyeker. Jangan tanya bagaimana Alvin, ia melakukan hal yang sama. Katanya ‘ya daripada satunya pake satunya nggak kan bagusan gini’.
Tak ada pembicaraan, kami berdua menikmati jalan-jalan disamping pantai dengan cara kami sendiri. Aku beberapa kali tersenyum saat kurasa angin meniup lembut rambut panjangku.
Alvin menunduk, mengambil kerang yang ukurannya sangat kecil, ia meletakkan kerang tersebut di atas telapak tanganku. Lagi, aku tak mau bertanya mengapa dia melakukan hal itu.
“Tau nggak kenapa aku pilihin lagu itu?” sumpah demi apapun dia tak cocok dengan ‘aku’ sama sekali
“Karena bagus walaupun cuman pake gitar” jawabku asal, siapapun pasti peka apa yang dia maksud. Dia berhenti, menatapku seolah ‘ayolah!’
“Itu artinya I’m falling all in you” terangnya, dia bisa seimut apa lagi astaga!.
“Tau nggak falling all in you itu artinya apa?” tanyanya kembali.
“Emang lo pikir gue tolol amat apa?” tanyaku padanya, jika Bunda tau aku tak tau apa arti dari kalimat itu, aku akan langsung dicoret dari kartu keluarga.
“Cause that real, I’am already, fall in you” ia membalikan badannya. Astaga apa tak ada orang lagi yang bisa menyelamatkanku dari hal ini.
“Maka dari itu, Kayla Zeline, gu-aku mau kamu jadi pacarku” ucapnya sembari memegang kedua tanganku.
Aku melihat ke arah matanya, dimana lagi bisa mendapatkan tatapan seteduh itu bila tak dengannya?
Dengan ditemani angin malam yang tak sekeras malam sebelumnya, ombak juga tak terlalu sebising malam kemarin, dimana saat ia menyatakan perasaannya. Ada keteduhan, suara ombak, desiran angin malam, dan tentu saja tatapan matanya.
“Iya, aku mau” kataku.
💙
💙
💙KABAR GEMBIRA TUK KITA SEMUA, ALVIN MANIS, KINI, PACARNYA KAYLA.
ALVIN MANIS, MANISKAN HIDUP KITA, JADIKAN HARI INI HARI ALVIN!.
ALVIN? Guuud.
Gut nite everybody! Kalian semua apa kabar? Semoga sehat selalu yaaah, gimana part kali ini? Nyampe nggak? Semoga bisa tersampaikan kepada kalian. Mari kita berbunga-bunga bersama!!
Jangan lupa like, komen dan subscribe wkwk, satu vote dan komen dari kalian sangat berharga, terimakasiih❤
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑌𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑦 𝑊𝑎𝑠 𝑂𝑢𝑟 𝑇𝑖𝑚𝑒
Teen Fiction((recovery)) Kayla Zeline, seorang remaja yang merasa bahwa dunianya takkan pernah berubah. Ia selalu merasa bahwa miliknya saat ini akan menjadi miliknya selamanya. Namun ia lupa satu hal yang pasti, bahwa semua itu hanyalah titipan, dan akan berub...