7. I loved those eyes

130 98 30
                                    

"Kertas tak pernah sebersih pertamakali bertemu
Sama juga dengan ia yang kau anggap akan selalu mencintaimu"

💙💙💙


"Eh Kayla, di cariin kakel" Naufal dengan kancing baju yang sudah sepenuhnya terbuka memberikan pengumuman tersebut tanpa melihat apakah ada Kayla atau tidak di dalam kelas.
Alin melotot kearah Naufal yang masih saja berteriak.

"Diem nggak ayam" satu toyoran mendarat ke kepala kinclong Naufal. Sherly dengan rambut yang masih saja diwarnai memasuki kelas dan tak ambil pusing terhadap tatapan teman-teman sekelasnya.

"Siapa Fal?" Kayla yang entah muncul darimana bertanya kepada Naufal yang masih mengelus kepalanya.

"Meneketehe, tadi dibawah, suru lo turun. Banyak, ada cewe-cowonya, lu bakal dilabrak kayaknya" Kayla tak takut sama sekali, ia menuruni tangga, bergegas menghampiri orang yang memanggilnya.

Matanya sibuk mencari-cari siapakah gerangan orang yang menunggunya.

"Eh Kayla!" Kak Nadia memanggilnya. Ada banyak gerombolah disana, namun tak seperti yang Kayla bayangkan. Gerombolan tersebut membawa berbagai alat musik.

"Ini ada apa ya kak?" tanyanya yang masih saja tak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

"Gladi," jawab kak Nadia singkat

"Maaf sebelumnya, gue nggak sempet ngasih informasi, tapi hari ini lo harus ikut gladi, tiba-tiba aja lombanya dipercepet, kita harus milih hari ini juga". Yang benar saja? Kayla belum berlatih sama sekali

"Tapi saya belum latihan apapun"

"Jadi nggak mau ngambil kesempatan ini?"ia menatap sekitar, ini kesempatan emas untuknya, jadi ia harus mengambilnya.

💙💙💙

Jam istirajat kedua adalah waktu yang telah ditentukan untuk mengadakan gladi. Kayla terbelalak saat tahu bahwa tempat yang dijadikan tempat gladi adalah lapangan tengah, yang dimana akan banyak siswa yang menontonnya.
Ia tak tampil sendiri hari ini, ada lima orang juga yang akan menyanyi dan ia berada diposisi kedua.

Bila tengah gugup, ia akan merasakan mual yang teramat sangat. Matanya menjelajah sekitar, ia dapat melihat Alin dan Sherly yang menyelip diantara keramaian dan menuju kearahnya. Satu botol air mineral mendarat di pangkuannya.

"Bentar lagi loh, semangat" Alin mengelus pelan pundak Kayla.

"Noh, di tengah-tengah" tunjuk Sherly dengan telunjuk tangannya yang membuat Alin serta Kayla menatap kearah tersebut.

Kayla menggeleng kasar, seharusnya Sherly tak memberitahukan hal tersebut kepadanya, itu akan membuatnya semakin grogi.

Mereka menikmati nyanyian dari peserta pertama yang tak lain adalah Kak Nadia. Kayla mencoba mencari keberadaan orang yang mondar-mandir seenaknya didalam fikirannya yang tak lain adalah Alvin.

Tatapan mata milik Alvin tak menatap lurus kedepan, seolah pasangannya bukan apa-apa. Tak ada tatapan cinta sama sekali dimatanya, ia terlihat seperti hanya melamun dan memandang kedepan sementara teman-teman disampingnya sibuk menyoraki Alvin.

"For the world we're gonna make.." musik berhenti dan itu artinya bahwa pemapilan peserta pertama telah selesai.

"Waaah bagus banget ya penampilannya? Tapi jangan sedih, sekarang kesempatan buat peserta kedua buat maju. Kita panggil, ini dia KAYLA" MC yang berada diatas panggung memanggil namanya. Alin menariknya agar bisa bangkit dari kursi.

Kayla berjalan perlahan, menaiki panggung dengan perasaan gugup yang lambat laun mulai membesar. Ia dapat melihat semua orang dari atas, ia melihat Alin dan Sherly yang tak henti-hentinya memberikan love sign kepadanya dan laki-laki yang sedari tadi menatapnya di bawah sana.

Dentingan piano mulai terdengar, Kayla maju untuk dapat menyentuh microfon di depannya. Ia menarik dalam nafasnya.

"No limit in the sky that I won't fly for ya" sorakan mulai memenuhi telinganya.

"TEMEN GUE TUUH" Kayla tersenyum samar mendengar kedua teriakan sahabatnya

"No amount of tears in my eyes that I won't cry for ya, oh no.."
Ia menyanyikan salah-satu lagu yang paling ia sukai, 2u. Ia tak berani untuk memandang kedepan, ia hanya menutup matanya.

Para penonton, dimana kumpulan kakak kelas dan juga teman seangkatannya terus saja bergerak sesuai irama musik, sekolah hari itu seperti sedang terjadi konser dadakan, tak ada pelajaran.

Mereka mengalun lembut, sesekali diantaranya ada yang juga ikut bernyanyi bersama dengan Kayla.

"It comes to you.." ia membuka matanya perlahan, ia merasa bangga akan penampilannya hari ini, orang-orang menyukainya.

Namun ada satu orang yang membuatnya tak henti-hentinya tersenyum, ada tatapan yang membuatnya merasa bahwa ia telah tenggelam jauh lebih dalam dari yang ia bayangkan

Ia menatap lurus pada orang yang tak jarang melintas di otaknya belakangan ini.

"Aku harap dapat tersampaikan kepadamu"

💙
💙
💙

Hola! Selamat siang!!!
Harusnya aku up semalam, tapi karena ada kendala jadinya aku bakal up double hari ini mwehehe:v

Jadi gimana sama part kali ini? Benih-benih keuwuannya mulai bermekaran dan mungkin bakalan jadi bunga secepatnya? I dunno

Just stay reading, jangan lupa vote, komen, masukkan cerita ini ke dalam perpustakaan kalian!! Dam, follow akuuuu (sumpah kalian nggak perlu bekerja bagaikan kuda buat cuma ngebahagiain diriku ini), jangan Cuma baca terus ngilang :v dan pastinya jangan berhenti untuk mencintaii

Hug jauh dari akuu <3

𝑌𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑦 𝑊𝑎𝑠 𝑂𝑢𝑟 𝑇𝑖𝑚𝑒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang