[Z] Pertemuan II

42 10 0
                                    

Fatir POV

Setelah sekian lama akhirnya aku berjumpa dengan si gadis ceroboh. Ah, rasanya aku sedikit bahagia. Tapi, sifat dinginku yang masih melekat dalam diriku sulit untuk dipisahkan rasanya. Karena masa lalu itu, aku berubah 180 derajat. Yang dulu aku murah senyum kini untuk senyum saja rasanya sulit.

Pagi di taman itu, aku tak sengaja berjumpa dengannya. Dan saat di toilet, dengan santainya memasuki toilet Pria. Ahh,, dasar gadis ceroboh. Ternyata sifat ceroboh nya masih melekat dalam dirinya.

Dan saat di tempat wudhu pun sama, rasanya aku ingin memperlihatkan tulisan besar yang terpampang jelas disana. Tapi, yah sudahlah, terlanjur. Aku hanya mengingatkan jangan melamun dan selesaikan wudhu yang terpotong tadi, atau mengulanginya.

Kini aku, ditugaskan oleh kedua orang tuaku untuk mengajar di salah satu sekolah, sekolah itu merupakan milik Abi. Karena sahabat Abi katanya akan pensiun dan Abi mengusulkanku untuk menggantinya. Tapi, yang sebenarnya bukan hanya itu saja tapi juga untuk sekedar melupakan masa laluku. Yah, menurut Abi supaya aku tidak terlalu pengangguran. Padahal aku sudah mapan, dengan gelar CEO dan mempunyai restoran yang sedang ku geluti saat ini hasil jerih payahku dan usahaku sendiri.

Hari ini masih pagi, terlihat hanya beberapa murid yang berlalu lalang. Ya, aku sengaja berangkat pagi karena aku sangat tidak suka tatapan para kaum hawa yang menatapku seakan ingin menerkamku. Aku akui, aku tampan tapi bisakah mereka menjaga pandangannya. Sungguh memalukan.

Dari arah berlawanan, aku mendapati seorang gadis berlari, tepatnya berlari menuju arahku, tentu saja tanpa melihat arah depan.
Sepertinya, gadis itu akan menubrukku.

Brukk!

Dalam 1 detik.
Gadis itu langsung terduduk dilantai.
Ia langsung meringis, karena pantatnya mengenai lantai.

Dan aku langsung mengatakan
"Ck,,dasar ceroboh"

Gadis itu mendongakkan kepalanya, menatapku begitu lama. Aku bertemu denganmu lagi 'gadis ceroboh'.

Sepertinya, gadis ini melamunkan diriku. Mengingat-ngingat awal pertemuan denganku. Tapi, ini terlalu lama gadis itu menatapku.

"Jangan menatap saya seperti itu, saya tahu saya tampan. Tapi tolong jaga pandanganmu."
Setelah mengatakan itu aku pergi dari hadapannya memasang wajah datar nan dingin.
Samar masih terdengar ia meminta maaf padaku dengan kepala menunduk.

Walaupun begitu, aku tetap melanjutkan langkahku menuju ruang kepala sekolah.

***

*Kelas XII MIPA 5*
Aku akan memasuki kelas ini untuk menggantikan pak joko, dengan mata pelajaran PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Tak perlu diragukan kemampuan otak seorang Muhammad Fatir Rizkiya Alfaqiha. Tak hanya rupawan dan mapan tetapi juga cerdas pake +++. (Jadi gini, Author mau kasih tahu dikit. Fatir itu seorang gus, dipesantren Alfqiha milik abinya. Dia juga dulunya jadi pengajar di pesantren nya sendiri alias jadi ustadz dan kebetulan ngajarnya pelajaran PAI).

"Assalamu'alaikum." Ucapku dengan nada datar.

"Wa'alaikumussalam." Sahut seluruh siswa-siswi kelas XII MIPA 5.

Aku sudah menduganya, ini akan terjadi. Kaum hawa yang melihatku terpukau dan terkagum-kagum. "Astaghfirullah,, bisakah mereka menjaga pandangannya."

"Oke, langsung saja, perkenalkan saya Muhammad Fatir Rizkiya AlFaqiha guru pengganti pak Joko, dan saya akan mengajar pelajaran Pendidikan Agama Islam. Baik, ada yang ingin ditanyakan?" Aku memperkenalkan diriku dengan wajah datar khas diriku dengan memasukkan tanganku ke saku celana.

Bahkan, dengan terang-terangnya mereka tepatnya para siswi disini menanyakan sesuatu hal yang tidak perlu ku jawab. 'Haishh.. dasar bocah kencur.' Batinku.

Tapi, seorang siswi yang berada di barisan kedua mengalihkan perhatianku, gadisnya sedang melamun. Hah, sejak kapan ia melabelinya 'gadisnya' tentu saja sejak awal pertemuan itu. Konyol sekali bukan.

Lama sekali ia melamunkan diriku. Aku tidak ingin berdosa, karena gadisnya memikirkannya. Percaya diri sekali bukan? Tentu saja, dia mengetahui gerak-gerik seseorang karena ia bisa membaca pikiran seseorang.

Tidak ingin berlama-lama aku menepuk bahunya pelan.

"Astaghfirullah" ia terkejut melihatku, ketika aku berada disebelahnya. Hampir saja ia terjungkal jika saja aku tak menahan kursinya. 'Emang saya setan.' Batinku merasa kesal.
Author: iya, setan ganteng nyasar^_^ wkwk

"Kamu! Jangan sering melamun Ntar kesambet." Ujarku dengan memasang wajah dingin.

"I-iya pak maaf." Ucapnya dengan gugup.

Setelah itu aku kembali pada posisi. Karena niatku hari ini adalah sesi perkenalan bukan untuk mengajar.

"Baik, sampai disini saja. Kebetulan hari ini saya ada janji, in sha Allah di hari berikutnya saya akan mengajar. Terimakasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Setelah mengucapkan itu aku beranjak keluar kelas. Abi tadi sms, katanya ada yang ingin abi bicarakan.
__________

Zakiya POV

Setelah kejadian tadi di kelas rasanya aku ingin menghilang saat itu juga. Bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu. Tidak biasanya.

"Hey, Kiya.. kenapa? Tanya Nayla ketika sudah berada di kantin

"Aku malu Nay.." ucapku sembari menutup wajahku.

"Ya Allah, Nay lupain aja kalee." Ucap Nayla dengan enteng.

"Hmm.." tak lama suara ponsel berdering. Dan itu milik Zakiya.

"Assalamu'alaikum, Yah."

"Wa'alaikumussalam Kiya."

"Ada apa Yah, tumben telpon Kiya."

"Nanti, habis pulang sekolah jangan kemana-mana langsung ke rumah jangan dulu keluyuran."

"Iya, Yah in sha Allah Kiya pulang cepet."

"Bagus. Kamu emang anak Ayah yang sholehah."

"Iya Ayah. Aamiin."

"Udah itu aja, nanti pulang biar Ayah yang jemput kamu."

"Siap kapten."

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Nayla yang sedang mengunyah bakso buatan Mang Ujang mengangkat alisnya sebelah seolah bertanya siapa yang menelpon.

"Ayah, yg nelpon"

Nayla hanya berdehem, seolah mengerti.

"Eh, tapi tumben Ayah kamu nelpon." Tanya Nayla dengan rasa penasaran yang tinggi, 'yah kumat lagi'

"Hmm, aku juga ngerasa gitu Nay, kata Ayah ntar pulang sekolah aku langsung ke rumah jangan keluyuran kemana-mana." Ucapku dengan nada penjelasan.

"Yah,, padahal aku mau ngajak kamu beli novel." Ujar Nayla dengan nada kecewa.
"Tapi, gpp deh besok juga bisa." Tambahnya sambil nyengir kuda.

Aku hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Sahabatku Nayla.

**¤¤**

Alhamdulillah bisa update
Jangan lupa shalat sama ngaji yee
Vote ☆ jangan lupa di klik dibawah
Krisarnya juga buat bantu ana memperbaiki
Ana masih penulis amatir:)

#SalamSayangAuthor

ZAKIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang