Disini ana bakal nyeritain, masa kecilnya Zakiya sama Fatir..
Ada mamas Fatir sama Zakiya nehh..
Semangat donk readerss>_<______
Author POV
Dua orang anak kecil tengah berhadapan, seorang anak laki-laki yang berusia 12 tahun dan seorang anak perempuan berusia 8 tahun, dengan papan tempur berwarnakan hitam dan putih.
Mata tajam mereka, seakan sedang menghadapi pertarungan yang sengit antara kubu hitam dan kubu putih.
Semua prajurit pion putih telah dibantai habis oleh kubu hitam, sedang kini hanya tersisa pion raja dan patihnya, walau kini tinggal berdua tak menyurutkan semangatnya untuk terus berjuang menghadapi musuh di depan.
"SkakMat!" Ucap seorang anak laki-laki, dengan bangganya tersenyum smirk.
"Ihh,,, Kak Lizki curangggg..!"
Kesal seorang anak perempuan berhijab, dengan rasa tidak terima karena kalah dalam permainan catur, ya dia adalah Zaki."Ga ada yang curang! Sekarang ayo beliin kaka ice cream sesuai kesepakatan kita tadi." Ajaknya sambil berjalan mendahului Zaki
"Huh." Zaki mendengus sebal niatnya mengerjai kini dia yang terkena imbasnya.
"Ayok cepetan jalan!"
"Iya iya."
"Jangan lirik-lirik gitu.. ntar suka kan berabe." Ucapnya sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana dengan santay dan tingkat percaya diri yang tinggi.
"Ya Allah, kenapa kak Lizki nyebelin orangnya? Kuatkan hati Zaki ya Allah." Ujarnya sambil menatap langit biru yang masih cerah.
Ditengah perjalanan, Mereka berdua menemui seorang kakek yang mengemis meminta uang.
"Dek, kakek laper belum makan dari pagi." Ucapnya sembari mengelus perutnya seperti belum diisi apapun.
"Zaki, uangmu mana?"
"Buat apa kak?" Tanya Zaki
"Buat kakek ini, kasian dia belum makan dari pagi."
"Tapi kak, ice creamnya gimana..?"
"Yaudah gapapa, lain kali kita bisa beli ice creamnya kapan-kapan."
Lalu, Rizki memberikannya kepada kakek pengemis itu.
"Terima kasih ya dek, semoga Allah membalas kebaikan adek."
"Iya kek, Aamiin."
Setelah itu, kakek itu berlalu pergi tanpa meninggalkan jejak.
"Kak kenapa uangnya dikasih sama kakek?"
"Karena kakek tadi lebih membutuhkan dari kita, jadi kaka kasihkan saja uangnya."
"Apa itu artinya kita sama saja bersedekah?"
"Cerdas. Tepat sekali. Bersedekah itu hukumnya sunnah, salah satu keutamaan sedekah karena termasuk ibadah dan mendapatkan pahala bila dilakukan dengan ikhlas karena Allah.
Sebenarnya, bersedekah itu tidak harus berupa harta. Tersenyum kepada saudaramu itupun termasuk sedekah. Menyingkirkan batu di tengah jalanpun termasuk sedekah pula. Jadi, sedekah itu bisa berupa apapun asalkan niatnya lillah.""Oh gitu ya kak, jadi kalo Zaki senyum juga termasuk sedekah."
"Iya, Zaki."
"Kalo gitu Zaki bakal senyum terus setiap ketemu sama orang." Ucap Zaki dengan semangat, membuat Rizki tersenyum melihat kelakuan anak perempuan berhijab jingga ini.
"Kamu jadi gila donk. Ahahaha.. kaburrrr!!!"
"Ihh,, Kak Lizkiiiii nyebelinnn."
**¤¤**
Update lagi nihh, afwan ya dikit ga banyak..
Stay terus dirumah
Jangan lupa baca qur'an ya ikhwah fillah:))
Jangan lupa vote nya donk klik☆
Kasih commentnya juga, biar Author semangat lanjutin ceritanya^_^#salamsayangAuthor
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAKIYA
Short Story"Assalamu'alaikum Maaf saya telat." Suara seseorang mengalihkan pembicaraannya. "Loh,,, Pak Fatir ngapain disini?" Zakiya bingung kenapa pak Fatir disini. "Kamu sepertinya masih lupa Kiya, ini anak umi." Whatt.. Zakiya tidak menyangka kalo pak Fatir...