"Percayalah, usaha takkan mengkhianati hasil."
~Pena_zira
***Setelah, Zayn kembali lagi ke pesantren 2 hari yang lalu, Zakiya kini mencoba menata hatinya kembali. 'Tidak baik menyimpan rasa sedih terus-menerus.' Pikirnya. Walau rasa sedih sudah ditaklukan oleh dirinya. Tapi, rasa rindu selalu menyelimuti relung hatinya.
Saat Zayn, mengajaknya ke sebuah taman seolah mengingatkan dirinya pada seseorang. Namun, ia tepis jauh-jauh ingatan nya tentang seseorang itu. Walau, sulit itu akan memudahkannya untuk melupakannya secara perlahan.***
2 tahun kemudian di pesantren Al-Huda
Di dalem Abi Reza terus saja memandangi kertas yang bertuliskan angka yang bisa di hitung sangat banyak nilainya. Kerutan di wajahnya begitu gusar, gelisah tak tenang. Entah apa yang akan terjadi jika semua orang tahu.
"Loh, abi kok belum siap-siap ngajar?" Tanya Ummi Zahra ketika memasuki kamarnya. "Itu apa bi?" Lanjut Ummi bertanya apa yang dipegang Abi.
"Ini,, ini hutang Abi kepada pak Rudi, karena Abi meminjam uang untuk keperluan pesantren. Karena uang dari perusahaan kita tidak cukup makanya abi meminjam uang pada pak Rudi." Abi menjelaskan semuanya pada Ummi tentang hutangnya saat ini.
"Astaghfirullah Abi, ini banyak sekali. Bagaimana kita membayarnya?" Ummi terkejut mendengar perkataan Abi perihal hutangnya yang nominalnya besar.
"Abi juga bingung mi. Jika Abi tidak bisa melunasi hutangnya maka, anak kita harus menikah dengan anaknya pak Rudi." Abi menjelaskan dengan raut wajah cemas.
"Ya Allah, anaknya?! Ummi tidak ridha bi. Dari pakaian nya saja Ummi tidak suka. Anak kita pasti menolaknya bi." Ummi Zahra yang tahu akan keseharian anaknya pak Rudi tidak ingin anaknya dinikahkan dengan gadis seperti itu.
Sementara, dari luar kamar seorang pemuda tak sengaja mendengar semua ucapan kedua orang tuanya, tak lain adalah Fatir. Fatir mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat berusaha meredam emosinya saat ini.
'Kedua orang tuanya sedang dalam masa kesulitan, tak bisa dirinya hanya diam saja, dia harus bergerak membantu kedua orang tuanya.'
Langkah pertama, Fatir akan mengecek perusahaan Abi nya.
Segera dia mengganti pakaiannya menjadi stylish. Bisa dibayangkan ketampanannya. Hiya hiya.. Author ga sanggup readers>_<Tidak perlu khawatir, di umur ke 18 tahun ini Fatir sudah bisa mengendarai mobil nya sendiri. Tak perlu diragukan kemampuannya.
Hanya menempuh waktu 20 menit Fatir sampai di tempat tujuan. Lumayan tadi macet dikit. Tapi, untunglah Fatir mengambil jalan pintas agar bisa mengejar waktu.
AL-FAQIHA CORPS
Setelah memarkirkan mobilnya, Fatir segera masuk ke dalam dengan wajah datar tanpa ekspresi, jangan khwatir disini para wanita memakai hijab semua tidak ada yang memakai baju sexy ataupun ketat. Namun, para wanita tetap kagum terhadap anak pimpinan nya ini. Selain, tampan tapi juga cerdas. Dan, Ini ketiga kalinya Fatir menginjakkan kaki di perusahaan Abi nya. Walau begitu, Fatir mengerti seluk beluk perusahaan Abi nya. Perusahaan yang bergerak dalam bidang dekorasi rumah. Karena, Abi mengajarkannya tentang perusahaan yang sedang dikelola saat ini.
Dia langsung menuju lift, sambil memanggil seseorang lewat ponsel yang akan ditemuinya hari ini.
"Baik, saya tunggu kamu di ruangan saya sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAKIYA
Short Story"Assalamu'alaikum Maaf saya telat." Suara seseorang mengalihkan pembicaraannya. "Loh,,, Pak Fatir ngapain disini?" Zakiya bingung kenapa pak Fatir disini. "Kamu sepertinya masih lupa Kiya, ini anak umi." Whatt.. Zakiya tidak menyangka kalo pak Fatir...