52% | rabu di minggu ketiga ; nomin

192 17 8
                                    

warn: ini part serius.

***

jaemin menatap ujung sepatunya nanar. sudah hampir sepuluh menit ia berdiri tegak dengan posisi hormat. sambil merasakan panas matahari yang menerpa wajahnya, jaemin segera menyusun agenda. pulang latihan paskib, ia akan menyempatkan dirinya untuk belanja bulanan.

cowok manis berambut biru itu sudah mengganti kaos latihannya dengan kaos hitam polos. bau matahari membuatnya muak, apalagi bercampur keringatnya sejak pagi.

dengan langkah gontai, ia mengambil sebotol air mineral dari lemari pendingin. kantin sudah tutup, ia akan membayar air tersebut pada ibu kantin besok.

"parah, mau lomba gini amat. bersih enggak, tambah buluk iya," gerutunya kemudian membasuh mukanya dengan air dingin tersebut.

setelah merasa lebih mendingan, jaemin segera bangkit dari duduknya. melempar botol plastik ke tempat sampah dan berlalu pergi dari kantin.

sampai di lapangan tempatnya latihan, ia meraih tas punggungnya asal-asalan. sekolah sudah sepi, ia juga harus segera pulang.

sesekali, jaemin mengecek ponselnya. mengabari jeno bahwa ia sudah selesai latihan. tidak minta jemput, terlalu merepotkan kalau tiap hari diantar-jemput.

namun kakinya seketika terhenti karena hujan tiba-tiba turun. sial sial sial, batin jaemin. ia segera berlari menuju supermarket 24 jam.

di dorongnya pintu kaca dengan tegesa. jangan lupakan rambutnya yang sudah setengah basah. aduh mbak-mbak kasir yang tadinya mau memberi ucapan selamat datang jadi salah fokus.

"selamat datang di supermarket selamat belanja, kakak," ujarnya. tapi matanya terfokus pada wajah jaemin.

segera, jaemin menarik troli dan meletakkan tas punggung di didalamnya. tidak lupa ia mengeluarkan sebuah notes kecil bergambar kelinci, list belanja.

"susu, sabun cuci, saos, semir sepatu, pewangi," rapal jaemin sambil melirik rak tinggi di kanan-kirinya.

sepertinya, ia sudah hafal tempat-tempat dari barang yang ia perlukan. terbukti tidak lebih dari dua puluh menit, ia sudah kembali ke meja kasir. tentu dengan beberapa barang tambahan—cemilan ringan.

"ini saja kak, barangnya?" tanya mbak kasir. aduh mana kuat mbaknya lihat pelanggan super manis bentukan jaemin gini?

jaemin hanya menanggapi dengan anggukan singkat. di keluarkannya dompet dari dalam tas. dengan cepat acara transaksi selesai.

jaemin mendorong pintu kaca dengan perlahan. masih hujan, batinnya.

sempat terbesit untuk memesan grab, namun niatnya tertahan karena seseorang memeanggilnya, "naaa!"

jaemin menoleh, dan menemukan haechan berlari ke arahnya dengan membawa kantong plastik berisi martabak, "chan? sama siapa?"

"sama pak bos, tuh," haehan menunjuk mark yang sedang membayar martabak.

jaemin mangut-mangut, "udah mau pulang?" haechan mengangguk, "iya, mark mau ke rumah. jadi mampir beli ini."

"masih ujan, chan," kata jaemin dengan mengangkat dagunya. kemudian, ia berjalan menuju kursi tunggu depan supermarket. haechan mengukutinya, mark juga segera menyusul mereka.

"ga minta jemput jeno, ya?" tanya haechan. jaemin menggeleng, "dia pacar, bukan mas mas ojek online."

jawaban nana membuat haechan terkikik geli, "ya nggapapa atuh, biar ada fungsinya. kaya dia!" haechan menunjuk mark yang tiba-tiba duduk di sebelahnya.

fiasko | nct Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang