Halo haloooo..
Adin memasang wajah lesu, masih kesal dengan kejadian pulang sekolah tadi sore. Ia Bahkan lupa bahwa dirinya sedang makan malam dengan kakak dan kedua orang tuanya sekarang ini.
Dengan wajah yang ditekuk, Adin hanya bisa bermain dengan sendoknya dipiring berisi nasi. Tak ada niatan untuk menyuapkan nasinya kedalam mulut.
"Kenapa, sayang? Kesal gara-gara apa, sih?" tanya Rena saat melihat sang putri seperti orang yang tak punya semangat.
"Nggak ada" jawab Adin dengan cepat, ia malas menjawab.
"Dek, lo lagi PMS, ya?" Kali ini, Sang kakak yang bertanya, Membantu ibunya.
Adin melirik sinis pada kakaknya. Padahal kakaknya tahu betul jadwal siklus bulanannya, "Baru selesai minggu lalu, ish!"
"Terus kenapa? Mau dibeliin sesuatu?" Tawar Rechall turut mencampuri. Sang kepala keluarga yang sejak tadi diam mulai membuka suara.
Adin hanya mendengus, rasanya kesal sekali diberi pertanyaan oleh keluarganya. Pertanyaan yang dilontarkan keluarganya malah membuat moodnya semakin buruk.
Gadia itu segera bangkit dari duduknya, membuat ketiga orang yang ada dimeja makan mendongak bingung.
"Mah, pah, kak.. Maafin Adin, tapi sekarang ini Adin lagi kesel. Adin ke kamar dulu"
Brakk
Adin membanting Pintu kamar dengan sangat keras. Keluarga nya hanya bisa elus-elus dada melihat kelakuan dari si bungsu itu.
"Bukan adik wirya itu.. "
Rechall melirik pada Wirya seraya mengangguk, "Bukan anak papah juga, bang"
Sedangkan dikamar, Adin menjambak rambutnya gemas.
"Aggrhh, kesel banget gue.. Masa tadi gue harus nungguin itu 2 geng selesai berantem, sih? Kan gue telat pulang jadinya. Padahal udah bikin jadwal biar bisa nonton live nya Sehun. Gagal inimah gue nonton live pacar gue!" rengeknya sambil memukul bantal.
"Aaaaa fu*k you, men!"
🅾🅾🅾
"Din, kenapa?" ini adalah kelima kalinya Hera bertanya, begitupun dengan teman-teman yang lain.
Pasalnya, hari ini Adin sedikit dingin, dia lebih cuek dari biasanya. Mukanya sedikit pucat, kantung matanya mirip seperti panda. Pokoknya dia seperti orang habis di begal.
Namun anehnya, dia masih tetap cantik.
"Gue gapapa"
"Gue denger dari Pak Sentro, lo Pulang pas bentar lagi adzan Maghrib?" Tanya Soya yang sejak tadi diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dheranda
Teen FictionKatanya, tak ada satupun orang Trisakti yang berani menantang ataupun mengusik seorang Dheranda, lelaki tampan dengan mata membunuhnya. Dia adalah lelaki berprinsip, membenci siapapun yang menentangnya. Namun semua itu patah saat seorang gadis aneh...