Vote dulu lah, hehe..
Skyredenn memiliki 2 Markas. Satu ada di dekat SMAS Trisakti. Hanya untuk berjaga-jaga, ruangannya pun tak begitu luas.
Markas satunya lagi ada diperumahan Cempaka Indah.
Sebenarnya itu adalah sebuah rumah bertingkat yang dulunya berpenghuni--keluarga Jeka, pendiri Skyredenn. Namun ia mengubah nya menjadi markas saat keluarganya berpindah.
Dhera nampak duduk nyaman dikursinya. Sambil berkutik dengan ponsel, ia mulai membuka pembicaraan.
"Kalian udah tau kan, kalau kita bakal adain perengkrutan?" Tanya Dhera datar.
Para anggotanya mengangguk serempak, tak ada yang berani menyahuti 'iya' ataupun 'tidak'.
"Bagus.. " Dhera mengangguk, ia mematikan ponselnya dan meletakan asal diatas meja. "Gue harap kalian bisa tingkatin kualitas kalian, karena gue sama yang lain gak akan selamanya di Skyredenn" lanjutnya, lalu setelah itu tercipta keheningan sejenak.
Beberapa waktuberlalu, saat orang-orang sedang sibuk dengan dunianya, pintu markas terbuka sedikit keras. Dibalik pintu tersebut, terlihat Nicho yang berjalan linglung dengan sudut bibir berdarah.
Jika bukan karena Arga yang sigap menangkap tubuh kakak kelasnya ini, mungkin Nicho sudah jatuh keatas lantai.
"Ngapa lo, nic?" Tanya Dyon, menahan tawanya.
Nicho yang tak sengaja mendengar kekehan pelan dari Dyon hanya bisa berdecih, "Bacot lo, tai! Gue udah suruh lo tunggu di mang ujang, babi! Dikeroyok kan gue, elah"
Zedan, dengan tawaan kecilnya mulai mendekati Nicho sambil membawa kotak p3k ditangannya. Ia duduk menghadap Nicho, masih dengan tawanya.
"Daxon?" Zedan bertanya sambil menarik Nicho agar menghadapnya.
"Kagak.. " Nicho menggantungkan kalimatnya, ia sejenak menatap Dhera. "Bos, kayanya si Zeron udah mulai mimpin wolmuf lagi" lanjutnya membuat semua orang menatap padanya.
Dyon membuka matanya kaget, agak lebay. Ia mendekat pada Nicho dengan mulut yang terluka.
"Jangan bilang yang ngeroyok lo itu wolmuf?" Pekiknya heboh, segera ditampar oleh Nicho. Ia tak ada niatan menjawab pertanyaan dari Dyon.
Ditempatnya, Megan berdecih, kembali menjadi pusat perhatian. Lelaki cuek itu nampak mengisap rokoknya, lalu menghembuskannya.
Matanya lalu menatap Nicho, dengan wajah datar.
"Apa kabar Wolmuf?" Tanyanya tanpa ekspresi.
"Gak tau juga.. tapi katanya mereka ganti capos" jawab Nicho, sedikit meringis karena Zedan sedang memberi alkohol pada lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dheranda
Novela JuvenilKatanya, tak ada satupun orang Trisakti yang berani menantang ataupun mengusik seorang Dheranda, lelaki tampan dengan mata membunuhnya. Dia adalah lelaki berprinsip, membenci siapapun yang menentangnya. Namun semua itu patah saat seorang gadis aneh...