12. Dunia Memang Sempit

608 45 28
                                    

Happy readingz guys..

Happy readingz guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Pagi ini, Trisakti digembarkan oleh berita Dhera yang memasuki area sekolah menggunakan mobilnya, dengan membawa seorang gadis cantik bersamanya.

Saat Dhera dan gadis itu berjalan beriringan memasuki gedung dan diikuti keempat teman Dhera yang berjalan dibelakang, saat itulah waktunya para kaum hawa dan adam bergosip ria.

Yang mana kala membuat telinga Dhera memanas, namun sebisa mungkin ia tahan.

Dhera melirik sekilas kearah samping, lebih tepatnya pada sang adik. Takut-takut adiknya merasa risih karena banyak yang berkomentar negatif padanya.

"Udah kakak bilang, kamu siap diginiin?" Tanya Dhera lembut.

"Kak Dhera emang seterkenal itu? Apa emang karena Acanya yang terlalu cantik?" Tanya Aca dengan polosnya, membuat Dhera gemas.

Ia tak tahan untuk mengusap surai hitam sang adik, sambil tersenyum lebar.

"Khem.. Kak Dhera kayanya jangan terlalu dekat sama Aca, deh. Aca gak mau di amuk sama Fansnya kak Dhera yang udah kaya kacang polong itu" usir Aca seraya mendorong pelan tubuh Dhera agar menjauh.

"Emangnya Aca tau ruang kepala sekolahnya dimana?" Aca menggeleng cepat begitu diberi pertanyaan oleh Dhera.

"Yaudah, kakak an—"

"Aca sama kak Dyon aja. Ya, kak Dyon ya, please!" Kata Aca memotong ucapan Dhera, lalu segera menampilkan pupy eyesnya pada Dyon.

"Big No, Aca! Nanti kalau gebetan kak Dyon tahu bisa berabe. Baru kemaren kak Dyon di Notice, soalnya. Aca sama Kak Zedan aja, kan dia Osis" Tolak Dyon dengan cepat.

Zedan menggeleng, ia harus menemui Soya untuk program Osis sekarang, "Kenapa gak sama kak Dhera aja, ca?" tanya Zedan halus, "Gue ada urusan Osis soalnya" Lanjutnya membuat Aca cemberut.

Nicho sejak tadi diam, namun matanya tak bisa diam. Ia menyipitkan matanya saat melihat seseorang yang mungkin ia kenal dan dapat membantu, lalu melambaikan tangannya.

"Arjuna! Sini bentar, bro!" teriak Nicho membuat perhatian teralih padanya. Sedangkan yang dipanggil hanya bisa menatap datar dan mulai berjalan mendekat pada Nicho.

"Ada apa?" tanya Juna to the point dengan menenteng secarik kertas putih ditangannya.

"Lo sibuk gak, nih?" Tanya Nicho basa-basi dengan menepuk pelan pundak Arjuna.

Juna berdecak, lalu menatap datar kearah Nicho. "Walaupun gue sibuk, lo bakal tetep maksa" jawabnya tepat sasaran.

Nicho terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Nicho memang diakui Dingin oleh para murid. Namun menurutnya Arjuna lebih dingin dan kaku dibandingkan dia ataupun Dhera.

DherandaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang