•• Delapan ••

87 17 3
                                    

-Happy Reading-

✨✨✨
-------------

Jennie berlari ke rumah dan meninggalkan Taehyung sendiri di sana. Bukannya tak ingin berlama-lama, hanya saja Jennie tidak sanggup jika Taehyung terus seperti itu.

Sebuah motor berwarna hitam terparkir dipekarangan rumah. Jennie bingung, siapa yang datang ke rumah? Itu bukan motor Jimin, bukan juga motor sepupu atau saudara yang lainnya. Buru-buru dia masuk ke dalam rumah karna penasaran ingin segera melihat siapa yang datang.

"Bi kalo boleh tau-"

Dari arah dapur Jennie mendengar suara laki-laki. Apakah Jimin? Ah sial. Otaknya tak berfungsi dengan baik, seseorang yang terpikirkan hanya Jimin tidak ada yang lain.

"Kalo boleh tau apa atuh ini teh?" kata bi Imah.

Kalo dari tadi didengar-dengar sepertinya bi Imah sudah akrab dengan lelaki itu.

"Kalo boleh tau Jennie ngoceh terus itu turunan dari siapa ya bi? Kadang lucu bicara terus dia---"

Pukkk!

Lemparan bantal Jennie berhasil mengenai kepala lelaki yang sedang berdiri di dapur sambil memandangi bi Imah yang sedang sibuk cuci piring.

"GAK ADA AKHLAK BANGET YA LO HANBIN NANYA-NANYA BEGITUAN!"

Belum puas melempar bantal, Jennie menghampiri Hanbin lalu menjewer telinganya.

"Lo gibahin gue dari tadi hah? Ngaku!"

Bi Imah tertawa kemudian kabur, "Bi Imah gak ikutan ya non."

Hanbin meringis kesakitan. Memang bukan main, jika Jennie marah kekuatannya berubah berkali lipat.

"Ampun Jen ampun. Gue baru dateng kok sumpah."

"Boong dosa!"

"Sumpah gak boong, suer deh."

Jennie sedikit percaya lalu melepaskan jewerannya itu.

"Ngapain lo kesini?" tanya Jennie dengan ketus, "Jenguk gue?"

"Lo sehat ngapain juga gue jenguk."

"Lah terus? Lo gak bermaksud ngajak gue kencan hari ini kan?"

"Pedean banget lo. Malesin banget ngajak kencan cewek bar-bar."

Hanbin melangkah ke ruang tamu. Ia langsung mengeluarkan sesuatu dalam tas hitam miliknya.

"Ujian bentar lagi. Gue punya tanggung jawab atas belajar lo. Lo harus belajar lebih giat lagi." kata Hanbin mengeluarkan setumpuk kertas berisi latihan soal Fisika.

Jennie menganga tak menyangka Hanbin membawa kertas ujian sebanyak itu.

"Lo mau bikin gue mati karna soal fisika itu?" Jennie menunjuk setumpuk kertas yang telah berada di meja.

"Gue yakin lo pasti bisa, sekarang waktunya lo buktiin ke bu Gina bahwa lo itu gak bego-bego amat."

Jennie mengacak rambutnya frustasi sambil berjalan di depan Hanbin seperti setrikaan. Bulak-balik.

Kutunggu Ke-JOMBLOanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang