Pukul tiga dini hari aku terbangun. Kutatap udara diluar, masih sama seperti tadi, lampu-lampu yang memancar disetiap tenda itu persis seperti lampion yang terpasang dirumah oma Nani di Jakarta. Tidurku terasa begitu nyenyak ditemani jaket kulit harum milik pria itu.
Mula-mula rasanya aku ingin buang air kecil. Tapi ditempat seperti ini tidak mungkin ada rumah warga yang bisa kutumpangi kamar mandinya.
Aku membuka pintu tenda lebih lebar, dan meletakkan jaket pria itu di dekat pintu. Lalu kutinggalkan tenda tanpa menutupnya kembali. Tidak ada satu orangpun yang terbangun kecuali diriku. Aku pun susah untuk menemukan mata air ditempat seperti ini.Pelan-pelan aku berjalan dalam suasana yang masih sangat gelap. Kuambil ponselku dan menghidupkan penerang. Tek terasa aku berjalan sudah lumayan jauh dari tenda. Sementara itu, samar-samar kudengar suara mengaung didekatku. Apa mungkin itu singa? Harimau atau beruang? Bagaimana jika binatang buas digunung es ini akan menyantapku?
Aku merasa ketakutan, tubuhku gemetar dan nyaliku tak berani untuk lanjut mencari mata air. Sepertinya aku sudah tidak merasakan ingin buang air kecil lagi. Yang ada dalam pikiranku saat ini hanyalah rasa takut dan harus segera kembali ketenda. Aku berlari sekuat mungkin menahan dingin meskipun tidak ada yang mengejar. Hanya rasa takutlah yang terus memburu perasaanku.
Suasana malam ditenda itu masih sangat hening. Semua tertidur dengan pulas.
Dari kejuhan, aku melihat sosok seorang berdiri dihadapan pintu tendaku yang terbuka, lalu mengambil jaket milik pria yang menolongku itu. Dengan gesitnya aku berlari dan mengamati siapa dia. Wajahnya tidak begitu jelas di kegelapan."PENCURIII....!!!"
Aku berteriak histeris sementara lelaki itu langsung kaget dan membungkam mulutku dengan tangannya yang mengenakan sarung tangan tebal, lalu menarikku masuk kedalam tenda.
"Jangan berteriak! Aku bukan pencuri."
Tangannya begitu kuat membungkam mulutku hingga aku tak dapat bicara dan hampir tak bernafas. Mataku terbuka lebar memandanginya yang begitu dekat dengan wajahku. Mula-mula, bungkaman itu mengendor dan aku berhasil duduk dengan sempurna dihadapannya."Kembalikan jaket itu dan keluar dari tendaku, dasar pencuri." nadaku pelan seperti berbisik namun sinis.
"Sudah kubilang aku bukan pencuri. Bukankah diantara kita, kamu lah pencurinya?"
"Hah?"
Aku tidak mengerti, ketika ia malah balik menuduhku. Aku harap dia tidak gila..
"Jaket ini bukan milikmu kan? Kamu mencuri jaket ini dari Zaky. Pantas saja, temanku tidak tidur nyenyak karena kedinginan. Ternyata kau mencuri jaketnya.""Zaky?"
Seketika aku tercengang dan diam tak berkutik. Pria itu bernama Zaky. Dan lelaki dihadapanku ini adalah temannya yang Zaky ceritakan naik truk kuno bersamaku itu. Aku tersenyum kecil. Lamunanku tersadar saat lelaki dihadapan ku ini bicara lagi.
"Heyy, kenapa diam? Apa sudah sadar kalau ternyata kamu lah pencurinya."Mendengar ucapan itu, aku semakin naik darah dan ingin berteriak agar semua yang tidur akan terbangun lalu memukulinya karena sudah lancang masuk ke dalam tenda perempuan dan menuduh sebagai pencuri.
"Jaga bicaramu. Zaky yang meminjamkan jaket ini untukku, meski aku sudah menolaknya."
"Apa aku bisa percaya dengan ucapanmu?"
"Kau pikir aku pembohong, hah?"
Nadaku sedikit keras dan dia menatapku tajam.
"Akan tetap kupastikan, kalau kamu pencuri."
"Dasar keras kepala. Keluarlah sebelum aku berteriak."
"Sampai bertemu lagi besok"Suaranya seperti mengancam. Ia langsung keluar dengan meninggalkan jaket itu. Kuamati larinya yang cepat menembus cahaya tenda yang memancar hingga ia masuk kedalam tenda paling besar.
Rasa penasaranku yang dari awal terus berkecamuk dan bertanya-tanya siapa pria yang telah menolongku itu, kini telah terjawab berkat seorang yang kuanggap sebagai pencuri.
Zaky.... Itu namanya.
Aku kembali menutup pintu tenda, dan melanjutkan istirahat hingga esok hari...
Kurebahkan tubuhku didalam tenda, tangan ku memeluk erat jaket itu dengan bibir terus menyungging senyum.
Zaky... Nama yang indah. Perlahan mataku mulai terpejam
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Mistakes
RomanceTernyata benar bahwa waktu tidaklah berjalan. Tapi berlari dengan sangat cepat.