DN : Pak Wildan Khawatir

13.7K 727 17
                                    

"Kak udah dulu ya, saya ada tugas dadakan ini buat besok." Gue merapikan barang barang gue dan memasukkan kedalam totebag

"Gue anter ya!" Itu kata kata yang selalu dia ucapkan tapi gue selalu tolak

"Gausah Kak, makasih. Duluan." Gue meninggalkan dia yang nampak kecewa

Hari ini, seperti biasa gue mengajarkan Akuntansi ke Kak Zio. Tempatnya itu di Starbucks. Inget gak dulu dia minta diajarin?

Iya, gue hampir 3 bulan ngajarin dia Akuntansi dari semenjak dia minta gue ajarin, gue ngajarin dia kalo dia minta diajarin dan gue lagi gak ada halangan. Kurang lebih seminggu sekali gue ngajar dia

Gue berjalan ke arah parkiran, langkah gue terhenti

"Kamu ngapain?" Dia melihat gue dan melihat ke arah belakang, arah yang baru saja gue tinggalkan

"Bapak ngapain?" Nampaknya dia tidak nyaman dengan yang dia lihat

"Kenapa tanya balik?"

"Ya aneh aja Bapak tiba tiba muncul depan saya." Dia tidak menjawab malah mengulurkan tangannya meminta sesuatu. Gue paham, dia pasti minta kunci mobil gue

"Bapak kesini naik apa?" Gue yakin dia juga bawa mobil

"Gampang." Gue seharusnya tuh gausah tanya gitu, apapun di mata dia gampang, harusnya gue langsung aja kasih biar gak debat
.
.
.
.
.

"Kamu kenapa gak bilang suka ketemu sama dia?" Memangnya salah?

"Saya fikir Bapak gak perlu tau."

"Dia mahasiswa saya." Ya memang

"Tapi dia minta ajarin ke saya, selagi saya bisa bagi ilmu saya kenapa engga?"

"Saya bisa gantikan kamu untuk mengajarinya sampai paham." Loh?

"Tapi dia lebih mengerti dijelaskan saya daripada sama Bapak." Memang kenyataannya seperti itu

"Saya khawatir sama kamu." Apa salahnya sih?

"Saya baik baik aja Pak, gausah cemasin saya."

"Kamu cuma perlu hati hati."

"Kenapa?" Pak Wildan hanya diam

"Abis Magrib temenin saya makan sate depan Perum kamu ya." Aneh sekali, dia jadi sering ngajak makan disana? Apa segitu enaknya? Apa karena hal lain?

"Akhir akhir ini Bapak jadi sering ajak saya makan disana? Apa Bapak suka banget?"

"Tempat itu saksi bisu kedekatan kita"
.
.
.
.
.

"Pak mau pulang apa nunggu disini? Kalo nunggu saya tinggal nugas dulu gapapa kan?" Sekarang jam 5, bentar lagi Magrib

"Nunggu aja, oh iya saya bantu kamu kerjain tugas. Tugas apa? Tumben baik banget

"Matematika Ekonomi Pak"

"Oh, yaudah sana ambil bukunya nanti saya bantu."

"Eh gausah Pak, masa Bapak yang ngerjain."

"Saya mau bantu bukan saya yang kerjain." Hadeuh kalo udah gini gabisa nolak

"Oke kalo gitu, bentar." Gue naik ke lantai 2 mengambil buku dan peralatan lainnya lalu langsung turun lagi

"Pak mau minum apa?" Gue meletakan buku dan peralatan lainnya di meja

"Hmm susu vanila aja deh yang gampang." Gue akhirnya membuka kulkas dan menuangkan susu vanila dan coklat ke gelas yang berbeda

"Mau kue buatan Ibu gak Pak?" Dia ngangguk

Dosen Nyebelin ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang