Bagian 8-Terganggu 🍀

58 13 16
                                    

Kejadian Jae Eun yang tiba-tiba mengalami serangan panik beberapa hari yang lalu dan ditolong oleh Seungmin, tidak membuat Jae Eun bersikap lebih baik ke Seungmin. Semua pujian Seungmin saat itu hanya dianggap Jae Eun sebagai bualan.

Namun, hal itu membuat tanda tanya besar pada Chaeyoung yang hingga sekarang tidak tahu apa yang telah terjadi apa dengan Jae Eun dan Seungmin kala itu. Ketika Jae Eun dimintai penjelasan kepada Chaeyoung selalu hanya menjawab ia pergi ke kantin untuk makan siang. Tentu saja Chaeyoung tidak percaya. Bagaimana mungkin ia percaya ketika melihat Jae Eun kembali dengan mata sembab dan bilang tidak ada apa-apa? Sungguh tidak masuk akal. Apalagi kepergian Jae Eun yang sangat mencurigakan di mata Chaeyoung.

Sebenarnya Chaeyoung ingin berbicara empat mata dengan Jae Eun, namun selalu tidak bisa menemukan waktu yang pas. Apalagi saat ini tiba-tiba Gaeun mendekati keduanya dan selalu mengajak bersama keduanya untuk sekadar makan siang atau membeli camilan.

"Jae Eun-ah ayo kita ke kantin bareng," ajak Gaeun yang sebenarnya membuat Jae Eun jengah. Jae Eun menghela nafas, lalu ia menatap Chaeyoung untuk meminta persetujuannya. Chaeyoung hanya menjawab dengan mengendikkan bahu karena ia sebenarnya juga malas bersama dengan Gaeun yang sangat-sangat berisik,  yang lebih berisik daripada Yerim.

"Hari ini aku tidak ke kantin, aku mau ke perpustakaan dengan Chaeyoung, ya kan Chan-ah?" Chaeyoung mengangguk menyetujui walaupun sebenarnya bingung mau melakukan apa disana karena ia tidak sedang butuh buku apapun. Novel? Tiap minggu kakaknya membelikannya. Buku pelajaran? Semua ada di perpustakaan pribadinya. Tapi tidak apalah daripada dengan Gaeun, lebih baik ia pergi membaca.

"Eh, aku mau ikut," Seungmin tiba-tiba berdiri yang sebelumnya hanya duduk dan bermain ponsel di tempat duduknya.

Jae Eun lelah, menghindari Gaeun malah mendapat Seungmin. Tolonglah kenapa mereka sangat SKSD  sekali. 

"Ayo ikut," ujar Chaeyoung, Jae Eun melotot tak percaya dengan ucapan Chaeyoung tersebut. Jae Eun ingin protes tapi Chaeyoung mengode 'ini lebih baik daripada dengan Gaeun' melalui gerakan bibirnya. Jae Eun hanya bisa menghela nafas pasrah lalu mengangguk walaupun dalam hati sebenarnya ia merasa dongkol.

Jae Eun, Seungmin, dan Chaeyoung pun benar-benar pergi ke perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan, mereka berpencar mencari buku yang cocok dengan mereka. Jae Eun menuju rak novel, sementara Chanyoug ke rak buku pelajaran walaupun sebenarnya ia tidak tahu tujuannya, lalu Seungmin menuju rak komik dan manhwa.

"Wah, disini ternayata ada novel kuno juga." Lalu Jae Eun segera mencari novel-novel setipe dengan yang ditemukannya. Namun, tingginya rak tidak seimbang dengan tinggi tubuhnya. Dia pun kesulitan mengambil buku yang sangat ia baca dan merupakan rekomendasi dari Jeno, yaitu novel karya Herman Hesse berjudul 'Demian'. Ya, Jae Eun dekat memang dengan Lee Jeno NCT Dream karena kesukaan mereka yang sama, yaitu membaca novel.

"Ahh, sulit banget mengambilnya," Jae Eun masih berusaha meraih buku yang berada di rak atas. Lalu, terasa sebuah dada bidang menubruk punggung Jae Eun diikuti dengan tangan yang terulur mengambil buku yang diinginkan Jae Eun daritadi. Jae Eun menoleh kebelakang namun malah menemui dagu si pemilik dada bidang dan tangan tersebut. "Kalau kesulitan itu minta tolong, jangan memaksakan diri. Kau lupa dengan janjiku dulu?" ucap Seungmin sambil tersenyum dan memberikan buku yang ia pegang pada Jae Eun. Ya, yang membantu Jae Eun mengambil buku adalah Kim Seungmin.

"Terimakasih, tapi aku bisa sendiri," lalu Jae Eun pergi begitu saja menuju tempat membaca. Seungmin hanya tersenyum melihat kelakuan cuek Jae Eun. Namun ia tiba-tiba teringat kejadian beberapa hari lalu. Senyum Seungmin luntur ketika karena dia seperti merasakan bagaimana rasanya itu tersenyum diatas penderitaan.

ADRONITIS [KIM SEUNGMIN] Sedang Revisi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang