Bagian 35-Ada apa dengan Jae Eun?

44 7 7
                                    

Pandangan Jae Eun mengabur ketika mendapatkan cahaya. Ia masih berusaha menyesuaikan matanya dengan cahaya disekitarnya. Hal yang pertama dapat ia lihat adalah langit-langit berwarna putih, lalu pandangannya menuju ke sofa dimana ada bibi Kim tertidur.

Kepala Jae Eun masih pusing, namun untung nafasnya sudah teratur. Ia merasa haus tetapi ia tidak bisa bergerak karena alat medis yang ada ditubuhnya. Jae Eun mencoba memanggil bibi Kim. Namun karena ada ventilator yang menutupi mulutnya, suara Jae Eun menjadi sangat pelan ditambah Jae Eun masih lemah untuk sekedar mengeluarkan suara.

Karena bibi Kim tidak kunjung bangun, Jae Eun berusaha meraih gelas yang ada dimeja kecil disamping ranjangnya. Namun, bukannya terambil ia malah menjatuhkannya dan membuat suara yang cukup keras.

"Nona!" Bibi Kim terbangun dan menyadari Jae Eun telah bangun. Ia segera mengahmpiri majikannya itu. "Ha-us," Jae Eun mengatakannya dengan pelan hampir tidak terdengar karena suaranya terhalang oleng ventilator yang ia pakai.

Bukannya mengambilkan minum, bibi Kim mengecek keadaan Jae Eun. "Nona sudah bangun, sebentar saya panggilkan dokter untuk mengecek keadaan nona." Bibi Kim keluar untuk mencari dokter yang menangani Jae Eun. Tidak berselang lama, bibi Kim kembali dengan dokter bername tag Kang Yoo Beom.

Dokter segera mengecek keadaan Jae Eun, lalu mentap bibi Kim. "Syukurlah, pasien siuman, namun tetap saja ia harus menjaga perasaannya juga jangan sampai mengonsumsi psikotropika berlebihan lagi."

"Terimakasih," ucap Bibi Kim. Dokter Kang mengangguk dan tersenyum sebagai balasan ucapan Bibi Kim.

"Bi, haus," ucap Jae Eun.

"Untuk saat ini kau tidak boleh minum dulu ya, tunggu sampai nafasmu benar-benar teratur. Kira-kira dua jam lagi. Tenang, kau tidak akan dehidrasi karena kau masih mendapatkan cairan infus." Setelah mengatakan hal tersebut Doker Kang benar-benar pergi.

Bibi Kim memperbaiki letak selimut Jae Eun lalu mengelus kepala Jae Eun. Ia bersyukur majikannya telah siuman.

"Bi?"

"Iya, non?"

"Siapa yang membawaku kesini?" Jae Eun bertanya karena ia saat itu tidak bisa memandang dengan benar siapa yang membawanya. Dari parfum yang dipakai seperti Seungmin, akan tetapi Jae Eun tidak yakin. Apalagi saat ditaman belakang ia liat Seungmin malah memilih pergi ketika melihatnya diganggu oleh Gaeun dan teman-temannya.

"Teman nona yang sering ke rumah." Jawab Bibi Kim ambigu, dikarenakan yang pernah ke rumah Jae Eun ada Yerim, Chanyoung, dan juga Seungmin. Chanyoung tentu tidak mungkin, ia sekarang tidak peduli sama sekali tentang Jae Eun.

"Yerim?"

"Bukan, bukan nona Yerim. Teman laki-laki nona yang pernah mengantar nona malam-malam dikala nona sakit. Siapa itu namanya, yang kayak anak anjing wajahnya."

Mendengar anak anjing sebagai perumpamaaan, Jae Eun sudah tahu siapa itu. Tapi Jae Eun masih merasa sangsi kalau itu benar-benar Seungmin dikarenakan tingkahnya saat itu. Lamunan Jae Eun terhenti karena mendengar suara sengau khas seseorang yang sangat ia kenali.

"Jae Eun-ah!"

Seungmin masuk ruang rawat Jae Eun dengan tergesa-gesa bahkan seragam yang dipakainya belum terkancingkan sempurna dan juga dasinya miring. Jae Eun terkejut karena ia tiba-tiba dipeluk oleh Seungmin, ia hanya terdiam ketika dipeluk dalam keadaan berbaring.

"Yak, tuan muda. Nona, masih baru saja sadar, jangan dipeluk erat-erat." Bibi Kim memperingatkan sambil berusaha melepaskan pelukan Seungmin.

Mendengar peringatan dan juga merasakan tarikan bibi Kim, Seungmin segera melepas pelukannya. Ia menjadi salah tingkah karenanya. "Maaf, Jae Eun-ah, aku terlalu lebay," sesal Seungmin.

ADRONITIS [KIM SEUNGMIN] Sedang Revisi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang