[6]

27.2K 3.3K 326
                                    

Voment dulu yuk??

     Haechan dan teman-temannya tengah menikmati waktu weekend mereka. Karena mereka libur kuliah dan sama-sama bosan di rumah, akhirnya mereka bertiga memutuskan untuk mengunjungi salah satu cafe yang sedang ramai dibicarakan akhir-akhir ini. Lokasinya tidak jauh dari kampus dan tempatnya memang sangat nyaman dengan penataan yang sedemikian rupa hingga sukses menarik banyak pelanggan untuk datang. Mereka bertiga duduk di meja dekat jendela sembari menikmati pesanan masing-masing sambil berbincang-bincang.

Haechan sedang asik menikmati smoothie mango miliknya saat dirasa lengan Renjun yang duduk di sampingnya menyenggol dirinya. Haechan melirik kearah temannya itu, "Ada apa?" tanya Haechan.

"Kau lihat itu siapa yang datang " Kata Renjun dengan matanya menatap kearah pintu masuk cafe. Mau tak mau Haechan dan Jaemin juga mengalihkan pandangan mereka. Haechan sempat tersentak kaget, namun ia berdehem untuk menormalkan suaranya sebelum berbicara kembali "Mark dan.."
"Jeno" Sambung Jaemin lalu menatap kearah dua temannya.

"Mau apa mereka kesini?" Selidik Renjun mengutarakan pertanyaannya.

"Ini kan tempat umum, Jun. Siapapun bisa datang kemari. Memangnya kenapa sih?" Ini Haechan yang menjawab

"Ah iya juga sih. Eum yah hanya saja.."

"Hanya saja..?" tanya Haechan mengulang perkataan Renjun, menunggu kelanjutan kalimat dari bibir mungil itu.

"Hanya saja... yahh bukan apa-apa kok Chan, hehehe" Renjun malah terkekeh canggung, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ish kau ini, tidak jelas!" Ujar Haechan kesal, melipat tangannya di depan dada dan mengalihkan pandangannya dari Renjun.

"Hey Na! Kenapa kau menatap mereka seperti itu?" Haechan menegur Jaemin kala menyadari bahwa temannya itu hanya diam sedari tadi, tumben saja. Mengikuti arah pandang Jaemin yang nampak termenung menatap kearah meja yang ditempati Mark dan Jeno tak jauh dari mereka, bahkan Haechan masih dapat mendengar suara dua sejoli itu mengobrol sedari tadi

Jaemin yang mendengar namanya dipanggil hanya tersentak kecil, ia mengalihkan pandangannya menatap Haechan dan Renjun yang menampilkan wajah penuh selidik padanya. Jaemin mendesis, kemudian terkekeh menampilkan deret gigi putihnya, " E-eeh itu... gapapa kok " Ia hanya menjawab sekenanya karena tidak mungkin ia mengatakan alasan sebenarnya kepada kedua teman dekatnya ini. Ah.. bukannya tidak mungkin, tapi Jaemin saja masih ragu dan dia akan mencari bukti terlebih dahulu tentang hal yang dipikirkannya ini, jika memang benar kenyataannya seperti itu maka pasti ia akan bercerita pada Haechan dan Renjun nanti.

"Bro, Arin jadi menyusul?" Suara bariton alpha itu menyita perhatian ketiga omega yang duduk tidak jauh dari meja mereka. Memang suara Jeno ini sedikit keras hingga masih terdengar walau samar di telinga mereka bertiga. Tanpa ada perencanaan, mereka bertiga langsung terdiam menyisakan suasana sunyi diantaranya. Terlebih Haechan, entah kenapa dia jadi penasaran dengan hal yang dibincangkan oleh kedua alpha disana. Sebenarnya menguping itu memang tidak baik, tapi ah sudahlah toh mereka juga kan yang berbicara terlalu kencang.

"Iya, sebentar lagi mungkin sampai." Mark menjawab santai. Mereka berdua memang tidak memperhatikan sekitar, bahkan tidak mengetahui ada 3 pasang telinga disana sedang menguping obrolan mereka.

"Omong-omong tentang pasangan, apa kau sudah menemukan mate mu, Mark?" Pertanyaan itu secara tiba-tiba terlontar dari mulut Jeno, Mark terdiam sesaat sebelum akhirnya memandang Jeno. Sedang disana, badan Haechan menegang ketika mendengar pertanyan yang dilontarkan Jeno. Ah ini seperti jackpot, Jeno pintar mengambil topik.

Oh, Mate ! [ Markhyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang