[1]

45.8K 4.2K 385
                                    

       Bughhh

Pukulan terakhir membuat omega muda itu jatuh tersungkur dengan beberapa luka lebam di wajahnya. Kesempatan itupun tak disia-siakan oleh lawannya, mereka segera menarik lengan sang omega kemudian menguncinya di belakang tubuhnya, memaksa tubuh itu untuk bertekuk lutut dan menghadap ke arah seseorang yang telah menghajarnya tadi.

Omega itu meringis, merasakan sudut bibirnya yang kini robek dan mengeluarkan darah, ia hanya memandang benci pada orang yg telah menghajarnya; seorang Alpha.

Alpha itu berjalan mendekat kearah sang omega dengan senyum miring tercetak di wajah tampannya. Sedikit berjongkok, ia mencengkram dagu omega itu dan memaksa kepala itu mendongak menatapnya, menangkap tatapan benci berkilat amarah dari mata indah itu. Ia berdecih kemudian terkekeh pelan

"Tck. Lihatlah wajah angkuhmu ini, semakin indah dengan hiasan lebam yang ku berikan."

Omega itu hanya mendecih kasar, kemudian menyeringai kecil sebelum akhirnya meludah tepat disamping kaki lawannya. Ia tidak merasa gentar, sungguh. Walaupun posisinya sebagai omega disini, kelakuan para alpha brengsek yang mengeroyoknya tidak akan cukup untuk membuatnya tunduk. Hal ini sudah biasa baginya, mendapat atau mencari masalah dengan para alpha.

"Berani sekali kau meludahiku, sialan !"

Plakk

Kepala itu tertoleh ke kiri saat sekali lagi wajahnya menerima tamparan keras dari lawannya, mengundang tawa dari kawanan sang lawan yg juga berada disana.

"Kau! Lee Haechan. Omega tak tahu diri, berani-beraninya mencari masalah dengan ku. Akan aku pastikan kau akan tunduk di bawah kaki ku nanti."  Kata sang alpha penuh penekanan, sebelum akhirnya memberi isyarat mata pada temannnya untuk melepas sandranya. Dibalas anggukan singkat para kawannya lalu melepas Haechan dari kuncian tangannya setelah sebelumnya membenturkan kepala omega itu sekali lagi diatas lantai. Kemudian mereka berlalu pergi meninggalkan sang omega meringis sendiri.

"Hanya dalam mimpimu, Lee Jeno."

Haechan meringis saat kapas itu mulai menyentuh kulit wajahnya yg terluka.

"Kenapa sih kau suka sekali mencari masalah dengan kawanan alpha brengsek itu? lihatlah wajah jelekmu, nampak semakin jelek saja sekarang."

"Diamlah Na, dan fokus saja untuk mengobati-- AWHH! Na Jaemin! Jangan terlalu menekannya, bodoh."
Jaemin hanya berdecak dan kembali mengobatin sahabatnya itu. Sudah bosan ia menjadi petugas kesehatan mendadak karena tingkah Haechan yg tidak ada kapoknya berkelahi dengan siapapun tanpa kenal takut.

"Siapa?"

"Hhhhh, Lee Jeno dan geng brengseknya."

"Memangnya siapa lagi kali ini?" Pertanyaan itu membuat Haechan mengernyitkan dahinya menatap Jaemin, dibalas hanya kerlingan mata oleh sahabat omeganya itu. Haechan mengerti, kemudian ia menjawab,

"Kau pasti tidak percaya ini Na. Kim Jungwoo, kekasih Lucas hyung." Katanya kemudian menghela nafas lelah, setelah sebelumnya dapat ia tangkap raut wajah terkejut milik Na Jaemin disampingnya.

⊙⊙⊙⊙

H

aechan berjalan terseok meninggalkan gedung kampusnya menuju halte bus tempat dimana ia biasa menunggu kendaraan umum itu untuk mengantarkannya pulang. Ia memegangi pinggangnya yg masih terasa nyeri akibat tendangan Jeno tadi, juga wajahnya yg ditempeli beberapa plester untuk menutupi luka sobek disana.

Tahu begini ia menyesal menolak tawaran Jaemin atau Renjun yg mengajaknya pulang bersama tadi.

Karena sungguh, masalahnya bukan pada ia yg harus berjalan menahan sakit sampai ke halte, tapi pada seseorang yg berdiri beberapa meter di depannya saat ini. Haechan kenal wajah itu, tentu saja kenal. Satu dari beberapa orang yg ia benci di kampus ini, sedang menatap remeh pada Haechan yg nampak kesakitan. Dengar seringaiain tipis di bibirnya, Haechan memandang orang itu dengan sorot mata kebencian sama seperti sebelumnya. Hingga kini sosok itu mendekat dan berdiri tepat di depan Haechan.

"Ku dengar kau habis mencari masalah dengan teman-teman ku ya omega kecil?"

Haechan hanya mendecih, malas menanggapi pertanyaan tak berguna itu dan memilih melanjutkan langkahnya hendak melewati sang alpha, sebelum sebelah tangannya dicekal kembali hingga langkahnya terhenti.

"Lepaskan." Kata Haechan dingin, menggertakan giginya geram.

"Berani sekali kau mengacuhkan ku."

"Kubilang lepaskan, kau tuli?" perintah Haechan sekali lagi, meronta agar tangannya dilepas, tapi ternyata alpha di depannya ini mencekal tangannya begitu kuat hingga ia sedikit meringis.

"Jadilah omega yg baik, Lee Haechan, dan turuti apa kata alphamu."

"Tck, kau ini sama saja dengan teman brengsekmu itu. Dalam mimpimu saja, Mark Lee."

Ya, Mark Lee. Ketua dari kelompok berandalan kampus yang beranggotakan Lee jeno dan kawan-kawannya, yang saat ini tengah mencekal tangan Haechan. Ia geram dengan nada pembangkang milik Haechan. Secara tidak sadar membuat feromonnya semakin tercium pekat akibat kemarahannya.

Haechan merasakan udara di sekitarnya semakin menipis karena aroma feromon mirik Mark di depannya. Tenggorokannya terasa tercekat dan menyebabkan ia terbatuk-batuk. Dapat ia tangkap siluet kemarahan dalam alpha itu. Haechan tidak perduli, lebih tepatnya tidak akan pernah perduli. Berhasil memancing kemarahan alpha adalah kesenangan bagi Haechan. Karena ia ingin membuktikan bahwa omega tidak serendah dan selemah yang mereka katakan.

Tapi berbeda kali ini, omega dalam diri Haechan terasa menciut, kakinya mulai melemas seiring dengan pasokan oksigen yg mulai menipis. Omega itu berusaha mempertahankan keseimbangannya sebelum akhirnya perlahan jatuh merosot terduduk di tanah. Ia menepuk dadanya yg terasa sesak karena aroma feromon Mark yg begitu pekat.

"Kau harus tahu dimana posisimu Haechan, ada disini. Dibawah kaki ku." Mark berujar sembari menunjuk kakinya dengan seringaian puas di bibir karena berhasil membuat omega pembangkang itu seolah tak berdaya di bawahnya. Ditariknya kembali aroma feromon itu setelah dirasa cukup menyiksa bagi sang omega.

Haechan meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Ia mengatur pernafasannya kemudian berdiri dan memandang Mark yg telah berjalan meninggalkannya. Ditunjuknya sosok punggung tegak itu lalu berteriak lantang.

"KAU--- MARK BRENGSEK LEE. TERUSLAH BERMIMPI AGAR AKU TUNDUK PADAMU, KARENA ITU TIDAK AKAN PERNAH TERJADI!!"

Mark tersenyum miring mendengar perkataan Haechan, ia hanya melanjutkan langkahnya meninggalkan omega itu sendiri disana.













'Kita lihat saja Haechan, siapa yg pada akhirnya akan tunduk dan mengemis nanti'









tbc

Next / No?

Ini dulu ya guys sebagai pembuka.
Kalo respondnya bagus akan aku next, kalau tidak berarti harus unpub bukan? ⊙︿⊙

Jujur ini kali pertama ku nulis cerita tentang omegaverse.
Maaf jika kurang memuaskan dan tidak memenuni ekspektasi kalian
╥﹏╥

I hope y'all enjoy it.
Thank u♡

Jangan lupa voment <3

Oh, Mate ! [ Markhyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang