Bara memberhentikan motornya di kedai eskrim yang diikuti oleh Leon. Mereka langsung masuk ke kedai es krim dan memesan.
"Le!" panggil Bara
"Apa!?" jawab Leon dengan nada tinggi
"Bagi duit dong," pinta Bara
"Lo kira gue mak lo!" ucap Leon semakin kesal
"Nggak seru lo!" sindir Bara
"Bacot!" ucap Leon sambil mengeluarkan dompet dan memberikan uang ke Bara
"Makasih! Alma mau rasa apa?" ujar Bara dengan wajah bahagia
"Aku rasa vanilla aja, ini uangnya ka" ucap Alma sambil memberikan uang ke Bara
"Nggak usah!" tolak Bara
"Gapapa kak, lagi juga aku masih ada uang," paksa Alma
"Udah nggak usah Alma, Leon mending lo ajak Alma duduk," ucap Bara
Leon yang mengerti Alma akan terus berdebat langsung menarik tali slingbang Alma menuju tempat duduk. Alma yang kaget karena tiba-tiba di tarik langsung berteriak dan terus meminta di lepaskan tapi Leon tetap menarik sampai ke tempat duduk mereka. Leon mendudukan Alma setelah itu baru mendudukkan dirinya,
"Kakak seriusan budek? Aku kan daritadi ngomong, kenapa kakak nyuekin aku? Kan aku juga punya kaki bisa jalan sendiri nggak usah pake ditarik. Lagi juga--" cerocos Alma
'"Bawel!" potong Leon
Alma langsung diam dan keadaan menjadi hening. Leon hanya menatap layar Handphone-nya dan sesekali melihat ke arah Bara yang belum juga kembali.
Beberapa menit mereka saling bungkam, Bara datang dengan dua eskrim ditangannya.
"Nih buat Alma,"
"Eh, makasih kak,"
"Iya sama-sama,"
Leon menyodorkan tangannya seakan menagih eskrim yang dibeli Bara.
"Ngapain?" tanya Bara sambil memakan eskrimnya
"Eskrim gue?"
Bara diam dan berpikir, ia lupa untuk membelikan Leon. Dengan perasaan yang sedikit bersalah sekaligus ekspresi seakan tidak ada masalah Bara terus memakan eskrimnya
"Gue lupa kalo ada lo disini, duit gue juga abis buat beli eskrim dua,"
"Itu duit gue,"
"kan lo ngasih,"
"Gue cuma pinjemin, 2 hari ga balik, kucing gue jadiin sate," Bara yang panik langsung menyodorkan eskrim yang ada ditangannya ke mulut Leon
"Nih buat lo, baik kan gue. Udah udah gausah bilang makasih, Gausah dipuji, Gue tau gue baik orangnya,"
Leon yang mendengarnya langsung mengambil Handphone-nya dan menelpon Rumah Sakit Jiwa terdekat
"Eh lo ngapain?"
"Nelpon RSJ. Otak lo udah ga beres,"
"Sialan, beneran ni anak,"
"Intinya 2 hari duit gue nggak balik kucing bakal gue jadiin sate,"
"Leon," Dengan nada manja dan wajah 'puppy face' Bara membujuk Leon
"Ihh, masa kucing dijadiin sate. Gaboleh tau! Kan kasihan. Kucing kan gaboleh dimakan apalagi disate,"
"Ada kok yang jual satenya," Jawab Leon
"Mana ada! Kakak ngawur, kalo nasi kucing baru ada,"
"Ada, sate kelinci banyak yang jual,"
"Kok kelinci? tadi katanya mau nyate kucing," Leon menanggapi dengan hembusan napas yang sedikit kasar
"Kucing itu nama kelinci punya Bara,"
"Oooh bilang dong, aku kan ga tau. Eh tapi kelinci tuh lucu tau. Masa dijadiin sate? Tega banget sih," ucap alma dengan tatapan kecewa
"Berisik,"
"Tuh Le, lo ga kasihan? Gue udah sayang banget sama kucing Le. Setega itu lo?" ujar Bara dengan mimik melas
"Dih bodo!" ucap Leon cuek
"Jahat! Leon jahat!" ucap Bara merajuk sambil memukul lengan Leon
"Jijik bego!"
"Mangkanya jangan jadiin kucing sate, nanti gue sedih,"
"Iya bawel! Udah sono makan eskrim lo,"
Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Alma dan Bara yang sibuk makan eskrim, Leon yang sibuk bermain handphone.
Meongg..
"Bentar ya, gue mau ngangkat telfon dulu," izin Bara
Beberapa menit kemudian, Bara datang setelah mengangkat telepon dan membereskan barangnya
"Mau kemana lo?" tanya Leon
"Cewe gue minta jemput, gue titip Alma ya Le! Awas lo sampe Alma gue lecet!" ancam Bara dan langsung pergi sebelum Leon protes
"Sialan!" umpat Leon
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Asa
Novela Juvenil"Aku punya harapan untuk mengisi, tapi aku tidak mau." -Alma "Aku punya ruang, tapi aku tidak mau." -Leon Kunci itu sudah mereka genggam tapi mengapa seolah olah mereka tidak mengetahuinya. Seegois itu kah mereka hingga sampai-sampai seperti itu. Me...