~ Ashley ~
Hari setelah hari minggu, senin adalah hari yang kebanyakan dibenci oleh orang-orang. Terutama bagi mereka yang harus pergi kerja dan juga mereka yang bersekolah. Mereka harus kembali beraktivitas selama 5 hari kedepan. Kembali berkutat dengan tugas dan pekerjaan yang melelahkan setiap harinya.
Tak terkecuali Ashley. Baru jam 5 pagi, tapi cewek cantik bertubuh kurus itu sudah disibukin dengan segala macam tugasnya. Kegiatan sehari-harinya, mulai dari tidur larut malam dan bangun pas jam 5 buat nyiapin sarapan untuk keluarganya, dan juga membersihkan rumahnya.
"Udah selesai." Ujarnya sambil menyeka keringatnya lalu berjalan ke arah belakang rumah. Dia memasuki sebuah ruangan kecil yang hanya berisi satu meja kayu, lemari kecil, dan single bed. Ruangan itu adalah kamarnya. Kamar yang sudah dia tempati sejak usianya masih 8 tahun, dan sekarang dia sudah 17 tahun.
( Ashley's bedroom)
Kecil ya? Ya mau gimana lagi. Padahal mereka itu kaya. Rumah mereka besar banget. Tapi kasih kamar besaran dikit buat Ashley aja pelitnya minta dijitak.
Seperti yang terlihat, sama sekali gak ada AC ataupun kipas angin dalam kamarnya Ashley. Tapi, Ashley yang pada dasarnya emang baik, sama sekali gak pernah ngeluh. Ya setidaknya, keluarga angkatnya masih ngijijin dia buat tinggal disini walaupun dia harus diperlakukan jauh dari kata anak sih. Lebih mendekati pembantu.
Ah iya, mereka bukan keluarga kandung Ashley. Josh yang sekarang jadi walinya Ashley sebenarnya adalah adik dari papa kandungnya Ashley. Dan Susan itu istrinya Josh. Jadi singkatnya, mereka itu om sama tantenya Ashley. Tapi mereka mengangkat Ashley sebagai anak mereka sejak Ashley berusia 8 tahun. Setelah orang tua Ashley mengalami kecelakaan dan Ashley sendirian. Dan sejak saat itu juga, Ashley harus bekerja dirumah ini. Kata mereka sih, itu untuk ngebayar kebaikan mereka yang udah ngerawat Ashley. Ck, merawat apanya, mana pernah mereka peduli sedikitpun sama Ashley.
"Ashley! Sini kamu!"
Ashley yang barusan selesai siap-siap langsung berlari keluar kamar waktu denger namanya dipanggil. Cewek yang rambutnya udah diikat satu itu melangkah cepat ke arah ruang makan yang terletak didekat dapur.
"Kenapa, tante?" Tanya Ashley saat melihat makanan dimeja makan tidak tersentuh sama sekali. Tetapi kursi meja makan sudah terisi oleh Josh, Susan, dan Nancy, anaknya Josh sama Susan.
Susan mengambil semangkuk sup dari atas meja lalu langsung menumpahkannya kearah Ashley. Ashley yang terkejut langsung mundur. Dia meringis karena kuah yang ditumpahin Susan ke dia masih panas. Seragam putih yang dia pakai akhirnya basah dan ngecetak jelas dalaman hitam yang lagi Ashley pakai. Tentu, hal itu tidak luput dari perhatian Josh.
"Kamu sengaja kan!?" Kerutan terlihat jelas didahi Ashley. Dia bingung.
"Hah?"
"Kenapa sup Nancy ada cicaknya!? Untung saja saya lihat. Kalau tidak bagaimana? Kamu mau Nancy kena sakit karena makan sup cicak!?" Bentak Susan.
"M-maksud tante apa?" Ashley semakin kebingungan. Seingatnya, tadi sup yang dia sediakan bersih, hanya ada ayam didalamnya sebagai lauk kesukaan Nancy. Kok bisa ada cicaknya?
"Jangan pura-pura bingung lo! Lo pasti sengaja mau bikin gue sakit kan!?" Tuduh Nancy langsung.
Ashley membulatkan matanya lalu dengan cepat menggeleng.
"T-tidak, Nancy. Ashley tidak pernah berniat kayak gitu."
"Halah! Ngaku saja kamu." Balas Susan lagi, dia mengangkat tangannya, hampir menampar Ashley kalau bukan ada tangan yang nahan. Tangannya Josh.
"Udahlah mah! Lagian Ashley kan nggak sengaja." Ujar Josh sambil menatap ke arah Ashley yang diam menunduk.
"Papa ngapain bela dia sih!? Jelas-jelas dia baru aja mau nyelakain anak papa!" Susan menatap Josh kesal.
"Iya kok papa malah bela cewek ini sih?"
"Bukan itu maksud papa. Ashley kan juga tidak tau disup itu ada cicaknya. Udahlah, mending kamu sama mama siap-siap. Kamu kan mau sekolah, mama juga ada arisan kan hari ini?" Susan dan Nancy akhirnya menyerah. Susan ngelepasin tangannya Josh lalu pergi setelah sebelumnya mendorong Ashley sampai jatuh. Nancy juga ikut menendang kaki cewek itu sampai ia meringis.
"Ashley, kamu gak apa-apa?" Tanya Josh sambil membantu Ashley berdiri. Ashley mengangguk pelan.
"Iya gapapa om. Ashley ke kamar dulu." Jawab Ashley lalu berjalan cepat ke arah kamarnya. Sebelum itu, dia sempat ngambil es batu dari dalam kulkas.
Saat sampai dikamar, Ashley langsung melepas bajunya lalu mengompres tubuhnya dengan kain berisi es batu yang tadi dia ambil. Habis itu dia kembali memakai seragamnya yang lain. Untung saja dia punya dua seragam.
Ashley berbaring sebentar ditempat tidurnya. Menatap ke arah langit-langit kamarnya. Rasanya sangat lelah. Bahkan lelahnya itu tidak bisa terdefinisikan.
"Ma? Kenapa mama dan tante Susan sangat berbeda? Mama selembut kapas, tapi tante Susan sekasar kertas amplas. Ma, Ashley kangen mama." Gumamnya.
Tanpa dia sadari, seseorang mengintip dari celah-celah pintunya yang tidak tertutup rapat. Orang itu memperhatikan semua yang Ashley lakukan. Josh, orang itu tersenyum miring setelahnya.
[ Part 1 : End ]
So, guys itu part awal nya, semoga kalian suka!!
Btw, jangan lupa vote dan comment ya!
Terima saran dan kritik, kali aja ada yang mau kasih masukan dan kritik buat cerita aku..
Makasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Ashley | San Ateez
FanfictionTentang Ashley Van Queenza, Cewek polos berparas cantik yang dihianati oleh teman-temannya, pacarnya, bahkan keluarganya sendiri. Dia tidak disayang keluarganya, dia juga dibenci teman-temannya, bahkan dikhianati oleh pacarnya sendiri. Seperti yang...