Jeremy kembali bersekolah normal walau dengan syarat ia 1 kelas di bawah Jessica agar Jessica tidak pernah diungguli lagi oleh sang adik. Jeremy mengiyakan dengan senang hati. Setidaknya wanita itu tidak terlalu mengganggunya saat dikelas.
Jessica masih seperti Tuan putri di sekolahnya yang sekarang. hanya saja sifat egois dan menyebalkannya seolah hilang saat di sekolah. Jeremy pikir itu bagus, sebelum ia sadar, semua yang Jessica lakukan adalah palsu dan menjaga image 'Princess' di sekolah menengah atasnya. Oke, Jeremy tidak perduli, ia hanya menjaga Jessica lebih dekat seperti tahun lalu. Kembali ke rutinitas membosankannnya.
Disana, ternyata Jessica tetaplah memiliki musuh. Selagi kakak perempuannya hendak di jahili atau dijahati, Jeremy akan melakukan penyelamatan. Seluruh sekolah menanyakan hubungan Jessica dan Jeremy. Sebelum Jessica menjawab, dengan lugas Jeremy mengaku,
"Aku adalah anak keluarga Clareon, pelayan Jessica. Puas?"
"Y-ya dia adalah Butlerku, Servantku, Adik angkatku."
"Ohhh." Pada akhirnya, lelaki itu lebih dikenal dengan panggilan 'Jessica's Servant' atau pelayan Jessica.
.
Sejak masuk SMA, Jeremy tidak memiliki teman. Ia hanya berbicara jika perlu. Teman-teman kelasnya tidak terlalu ingin mendekat karena aura Jeremy yang sedikit gelap dan transparan. Mereka pikir Jeremy ada disini hanya untuk Jessica, dan memang apa yang mereka pikirkan tidak salah.
Jeremy yang jenius dan memiliki wajah tampan dengan sentuhan imut, tetap memiliki penggemar rahasia. Beberapa dari mereka menyebutnya 'Ghost Prince' karena rasa kehadirannya yang tipis. Seolah sulit menemukan keberadaannya di jam biasa. Jadi jika ada orang yang ingin melihatnya, ia hanya perlu datang ke kelas 1-A dan melirik ke bangku pojok belakang.
Beralih pada Jessica. Ia menjadi ranking 1 di kelasnya tahun lalu, tapi sekarang ia hanya ranking 2 karena ada anak lelaki yang lebih pintar darinya. Berbeda dengan dulu, ia tidak kesal, tapi ia kagum dengan sosok itu.
Namanya Ren Reincaster. Tinggi, tampan, jenius, dan memiliki ABS, tipe lelaki idaman Jessica. Terlebih dia anak seorang kepala kepolisian daerah Arion. Dia adalah sang 'Ice Prince' Arion Senior High School. Saat tahun kedua, ia menjadi ketua osis, dan Jessica langsung melamarkan dirinya menjadi wakil ketua osis.
Jeremy tau itu, tapi ia hanya menutup mata, mulut, dan telinga. Ia tidak perduli, itu urusan Jessica, dan ia pikir itu bagus dengan seorang selain dia yang bisa melindungi Jessica.
.
Dan hampir 3 bulan suasana ini berlanjut. Jeremy yang kebosanan mulai mengotak atik komputernya. Ia pikir sedikit jahil tidak akan menyakiti siapapun. Ia membobol keamanan beberapa bank daerah, tetapi tidak mengambil uang dari sana. Selain itu, dikamar diam-diam ia merakit alat DJ dan membuat kamarnya kedap suara. Hobi baru Jeremy sejak tahun lalu adalah bermain DJ dan menjadi hacker.
Tuan dan Nyonya Clareon hanya pulang beberapa kali dalam sebulan. Kata mereka, bisnis di keluarga sedang mengalami perkembangan pesat. Jessica sedikit keberatan, tetapi dengan tawaran oleh-oleh mahal, ia akhirnya menyetujui. Sedangkan Jeremy, ia tidak meminta apapun, hanya mengatakan jika dia akan melindungi Jessica dengan baik.
Sayang sekali, kesenangan Jeremy sebagai hacker penyebar video DJ nya berakhir beberapa hari lalu. Ia tertangkap dua orang hacker dari China yang lebih Pro, dan akhirnya dipanggil oleh kepolisian daerah. ia datang sendiri, dengan kaos putih polos, jaket hitam, dan topi hitam yang menutupi kepalanya.
Dan disinilah ia, kepolisian daerah Arion.
"Jadi kau hanya anak berumur 15 tahun!?"
"Hm...."
"Apa orang tuamu tahu tentang ini?"
"Nope."
"K-kau, aish, anak kecil nakal. Aku sering mendengar berita anak jenius tapi belum ada yang sepintar anakku sendiri."
"Jadi...?" Jeremy mulai malas berbelit-belit.
"Berikan nomor hp orang tuamu." Kesal ketua Rein.
"Aku tidak memiliki orang tua," ujar Jeremy sembari membuang muka. Membuat wajah sedih sebagai topeng. Ia tidak ingin Tuan dan Nyonya Clareon mengetahui kejahilannya. "Aku hanya jahil. Aku tidak mengambil sedikitpun uang dari bank-bang itu."
Anak itu nampak polos, seperti anak SMP yang tidak berdosa. Wajahnya yang sedikit sedih bagai anak kucing yang ditolak saat menawarkan pelukan.
"Hahhh, aku tidak tau harus bagaimana. Harry! Kemarilah." Tuan Rein memanggil Harry, salah satu polisi muda di kantor yang sedang bertugas.
"Ya kapten?"
"Katakan pada pihak bank jika yang melakukan kejahatan hanyalah anak umur 15 tahun yang jahil." Pada dasanya, ketua Rein tetaplah polisi yang memiliki hati. "Baik, sekarang kau kemari. Tulis biodatamu dan tuliskan 'Bank Maafkan Kejahilanku' di buku ini hingga penuh."
Tetap ada hukuman dari segala kenakalan. Jeremy nampak menghela nafas panjang sebelum memberikan apa yang kapten itu mau.
Tiba-tiba Harry datang dan membisikkan sesuatu pada sang kapten yang melihat Jeremy melakukan hukumannya.
"Kapten, Bank Lorenz dan Bank Diamonds ingin memperkerjakan anak itu."
"Apa?"
"Mereka bilang mereka mau anak itu."
Ketua Rein sepertinya tau apa yang diinginkan para pihak Bank itu, jadi dia menyuruh Harry menjawab,
"Katakan pada mereka, anak ini masih dibawah umur untuk bekerja dan dalam pengawasan polisi dalam dua tahun sebelum dewasa."
"Baik." Dan Harry segera menjawab pada keinginan Bank.
"Hey Bocah, kau tau, Para Bank itu mengincarmu."
Ucapan Ketua Rein membuat Jeremy agak kaget, tapi setelah itu mendengus.
"Dan anda akan memberiku pada mereka?"
"Kau pikir aku bodoh? Mereka tentu saja hendak memperkerjakanmu. Walau gaji yang mereka berikan akan tinggi, kau tetap anak dibawah umur. Dan aku yakin, mereka bisa menyalahgunakan kemampuanmu."
"Hm... ternyata anda pintar juga Tuan."
"Tentu saja.... APA!? Kau anggap aku bodoh!?"
"Ha? Aku tidak berkata jika anda bodoh." Dan Tuan Rein terdiam dalam kebodohannya.
.
Pada akhirnya Jeremy dan Ketua Rein membuat perjanjian. Biodata dan kejahilan Jeremy akan dihapuskan dengan syarat anak itu harus sesekali mau membantu kepolisian jika dibutuhkan. Mereka berdua saling setuju. Toh, Jeremy bisa lebih mudah mengakses keamanan daerah Arion untuk menjaga Jessica lewat CCTV kepolisian.
Keesokan harinya, kantung mata terbentuk di bawah mata Jessica.
"Ada apa dengan wajah itu?" pertanyaan menyebalkan Jeremy di meja makan membuat Jessica lebih kesal.
"Ugh, banyak masalah di Osis. Ada pencuri berkas kunci jawaban ujian di komputer beberapa guru. Aku tidak tau kenapa harus Osis yang bergerak. Kami bahkan tidak menemukan seksi keamanan tahun ini."
"Oh."
"Cih, kau sungguh tidak berguna. Katakan jika kau ingin membantu!."
"Baiklah, apa yang harus ku bantu Princess?"
"Masuklah Osis dan jadi seksi keamanan! Kau jenius dan bisa komputer bukan? Aku–"
"Jess, sudah pukul 6.30, aku akan berangkat dahulu." Jeremy pergi begitu saja dengan roti selai ditangannya.
"YAAAK JEREMY CLAREON" baru kali ini Jeremy menolak permintaan Jessica.
.
TBC
Kalian mau penjelasan karakter-karakter penting nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
DJeremy
Teen FictionJika ada yang bertanya-tanya bagaimana hidup sebagai anak adopsi yang digunakan untuk menjadi pelayan dan bodyguard sang putri, mungkin cerita ini adalah hal yang bisa kau baca. Jeremy Clareon, seorang pemuda yang mengabdikan dirinya untuk menjadi p...