Malam itu Jeremy kembali membuat konten untuk MeTubenya. Total kemarin sudah 1000 penonton, 600 lebih like dan beberapa puluh dislike. Kali ini Ren memainkan lagu 'Beetyoven – Bacteria' versi DJ. Lagu dengan beat yang cepat membuatnya sampai berkeringat. Setelah selesai, ia langsung meng-upload karyanya.
Tiba-tiba notifikasi chat dari kepala polisi masuk. Ah, akhirnya kepala polisi itu membutuhkannya lagi. Ia sudah gatal ingin mengotak atik CCTV kota. Entah kenapa itu tampak sedikit menarik bagi Jeremy. Secepatnya lelaki itu keluar kamar dan berpamitan pada sang kakak.
"Jess, aku pergi dulu. Akan pulang saat makan malam."
"Pergilah hush." Jessica yang sedang membaca majalah hanya melirik sebelum kembali fokus pada majalah gadisnya.
.
Walau musim panas, saat malam, angin tetap berhembus kencang dan membuat kulit tertusuk. Jadi ia sekarang menggunakan jeans panjang, sneakers putih, dan hoodie putih. Oh tak lupa topi dan masker hitam untuk menutupi wajahnya. Sebagai hacker, outfit ini cukup bagus.
Ia memasuki kantor polisi dan langsung mengatakan kepentingannya. Harry yang bertugas juga tidak bertele-tele untuk membawa Jeremy untuk ke dalam kantor. Lebih tepatnya ruang komputer. Saat itu Ren sedang berdiskusi kasus dengan Ayahnya. Mereka tidak tau takdir mempertemukan mereka dengan sangat canggung.
"Kapten, Little J sudah datang," ucap Harry. Ia tidak sengaja membuat kedua Ayah dan anak itu kaget.
"Oh suruh masuk, dan kau kembali bekerja."
"masuklah J."
Seorang anak lelaki masuk dan membuka maskernya kembali membuat Ren lebih kaget.
"Pelayan Jessica?" suara familiar ini membuat Jeremy tertegun. Secepat inikah ia akan ketahuan ketua Osis?
"Ketua osis?" Jeremy memilih pura-pura terkejut walau wajahnya datar sebagaimana suaranya.
"Hah? kalian saling kenal? Oh iya kalian dari sekolah yang sama." Seperti orang bodoh, kepala polisi berucap. Tentu saja sangat terlihat bagaimana ini sudah direncanakan.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ren kembali.
"Dia adalah orang yang Ayah maksud. Dia hacker yang sejak minggu lalu mengganggu Ayah." Karena tidak langsung dijawab, sang Ayah yang menjawab pertanyaan Ren.
"Tuan Reincaster, bisakah kita langsung ke kasus?" tanya Jeremy to the point. Ia masih canggung dan mencari cara agar calon kekasih sang kakak tidak pernah membocorkan kelakuannya.
"Dasar bocah, baiklah, ini juga sudah gelap. Apa kau sudah makan malam?" sembari menarik Jeremy untuk duduk di meja komputer. "Komputer ini baru, sesuai ketentuan yang kau bilang. Sebagai bayaranmu setahun, jika semua kasus terpenuhi."
"Hmm." Jeremy hanya menjawab dengan deheman lalu membuka berkas dan segera bakerja. Melupakan kehadiran Ren disana.
Tuan Rein mendekati sang anak dan kembali mengajaknya mengungkap kasus.
.
Saat Jeremy sudah fokus di pekerjaannya dan headset terpasang rapi di kepala, Ren membuka suara untuk bertanya kepada sang Ayah.
"Ayah, kau pasti sengaja mempertemukan kita bukan?"
"Hmm. Aku ingin kau mengawasinya. Tidak terlalu detail, hanya kesehariannya. Aku harus tetap mengecek apakah dia anak baik atau anak yang bisa diam-diam melawan polisi."
"Mengerti. Tapi jika dia mau melakukan itu, mengapa ia mau bekerja untuk Ayah? Bahkan hanya dengan bayaran komputer, dia bisa membelinya sendiri."
"Maka dari itu Ren, kau pikir ayahmu bodoh. Ayah melihat dia sangat santai menerima tugas ini. Dia penurut dan itu sedikit aneh."
KAMU SEDANG MEMBACA
DJeremy
Novela JuvenilJika ada yang bertanya-tanya bagaimana hidup sebagai anak adopsi yang digunakan untuk menjadi pelayan dan bodyguard sang putri, mungkin cerita ini adalah hal yang bisa kau baca. Jeremy Clareon, seorang pemuda yang mengabdikan dirinya untuk menjadi p...