"Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah-lembutkan suara) dalam berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 32)🌿🌿🌿
Hari-hariku berjalan manis dengan Fathian. Dia sangat tau bagaimana cara memperlakukan seorang perempuan. Aku rasa aku sudah jatuh cinta terlalu dalam padanya.
Brian? Aku tidak pernah mau bertemu dengannya lagi. Setiap dia meminta untuk bertemu dan berdiskusi aku menolaknya. Aku bahkan sampai memblocknya.
Aku sudah bertemu dua kali dengan Fathian. Tapi entah kenapa aku merasa ada yang dia sembunyikan dariku. Saat kami bertemu, dia terkesan tidak ingin bersamaku lama-lama. Dia juga seperti tidak tau mau membawaku kemana. Seolah mengajakku bertemu bukan bagian dari rencanannya.
Aku merasa sangat lelah. Maksudku, kalau dia memang tidak niat bertemu denganku, untuk apa kami bertemu?
Aku jadi kangen Brian.
"Sebenarnya akhir-akhir ini kamu kemana? Kenapa susah dihubungi?"
Fathian berubah. Dia suka menghilang cukup lama. Bahkan tak jarang dia menghubungiku saat siang saja. Dia selalu bilang dia sibuk, dia tidak sering mengecek hp, dia ketiduran. Dan setiap mengatakan itu dia selalu minta maaf padaku. Permintaan maaf yang terlalu sering yang lama-lama membuatku bertanya apakah ada yang salah dengan hubungan kami?
Tapi aku tidak mempedulikan itu semua. Bagiku, asal Fathian tetap bersamaku, aku akan bahagia. Tidak peduli berapa kalipun dia menyakitiku. Aku bisa tahan. Asalkan dia hanya untukku, tidak masalah.
Namun ternyata, dia tidak hanya untukku.
Dia memiliki gadis lain.
"Kamu bisa menjelaskan siapa gadis yang ada di snapgrammu? Dia terlihat cantik kalau kamu ingin tau pendapatku," kataku dengan suara parau sehabis menangis. Tangan kananku memegang ponsel dengan gemetar.
Fathian menghela napas di seberang.
"Dia cuma teman main game, aku bahkan tidak pernah bertemu dengan dia."
Aku menyeka air mata.
"Kenapa di fotonya ada stiker love seperti ini? Kamu bisa jelaskan?"
Fathian terdiam beberapa saat. Seperti memikirkan alasan berbohong yang tepat.
"Kau tau aku cuma menyayangimu. Bisakah jangan terlalu curiga padaku?"
Dan dia tidak menemukan alasan yang tepat untukku. Buktinya dia mengalihkan topik.
"Aku cuma sayang kamu. Oke?"
Aku menghela napas. Bodohnya, saat itu bukannya merasa marah aku malah merasa senang mendengar kalimat manisnya.
"Hanya aku?"
Dia terdengar tertawa di seberang.
"Iya hanya kamu. Jangan marah lagi ya," bujuknya dengan lembut.
Aku mengangguk.
Iya, Fathian hanya menyayangiku. Tidak ada gadis lain.
"Aku juga sayang padamu," jawabku malu-malu.
🌿🌿🌿
Ayatnya jangan di skip ya karena itu ada kaitannya sama cerita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Trust To Much [SELESAI]
Espiritual"Saat cinta tak sesuai syariat." Cinta memang tak bersyarat. Tapi harus sesuai aturan syariat. Dilanggar hanya membuatmu terjerat pada hubungan yang tidak sehat. :) Selamat membaca! P.s : Cerita ini hanyalah cerita Fiksi. Bukan benar-benar terjadi...