Surat dari Frans

16 3 0
                                    

" Kenapa lo? Jutek amat"_tanya Arya sembari memakan makanan didepannya itu.  "Lo gak pesan? ",  tanya Aryo, lagi.

"Yo teman lo susah banget dideketin sudah dua hari ini gw berusaha, eh alih alih jadi temen, respon aja gw cuman dibentak doang", Ujar Frans bernada keluh. "Kan gw udah bilang tu anak susah dideketin, beda dari yang lain, saking cueknya dia itu gak punya temen, paling tepatnya sih gak ada yang mau jadi temennya, gw perna deketin dia karena kasihan liat dia sendiri terus, eeh gw malah dibentak", jelas Aryo. "Gak Yo gw akan nakluin hati si cewek dingin itu, liat aja gw akan berhasil jadi temannya", Ujar Frans dengan semangatnya, "semoga berhasil Bro", seru Aryo menyemangati.

🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸

        Lain dengan Naru, sekarang ia tengah duduk ditepi danau tepat belakang kampusnya, karena tempat itu tergolong sepi, ia selalu ke tempat itu untuk menenangkan diri jika ada waktu luang.
Lamat Naru mengeluarkan gitar dan buku musiknya,  terlihat jika Naru sedang bermain gitar dengan suara indah menemani petikan gitarnya, lagu Naru sepertinya menyangkut tentang sebuah keluarga kecil yang gagal dan tidak ada kesempatan untuk diperbaiki kembali. Iya itu adalah lagu ciptaan Naru yang selam ini ia susun dengan indah. Itu adalah nyanyian pertama untuk lagu barunya.
Naru yang sedari tadi bermain gitar tidak menyadari jika Frans sedang memperhatikannya dari arah belakang.

"Wah keren, suara lo bagus, kenapa gak di asah?",  seru Frans dari arah belakang. Naru yang mendengar kalimat Frans seketika berbalik badan, ekspresinya mulai menajam menatap Frans. Tapi itu juga bukan sepenuhnya salah Frans karena danau ini adalah tempat umum. Naru hanya merapikan barangnya lalu hendak pergi meninggalkan Frans tanpa respon apa apa.

"Eh Ru.. Tunggu!"
"Ru... "

"Apa hah?, mau lo apa sih?" Seru Naru mulai kesal.

"Gw cuman mau nagih utang lo ko, karena utang itu harus dibayar",  seketika ekspresi Naru berubah bingung dan sedikit berfikir dengan kalimat Frans.

"Iya Ru, lo punya utang waktu ke gw kan kemarin lo janji mau pergi sama gw, eh tapi lo mala ninggalon gw",

Ekspresi Naru berubah menjadi geram karena kesal dengan kalimatnya sendiri kemarin.

"Ok lo mau gw kemana?", seru Naru, bukan untuk memberi kesempatan untuk Frans tapi ia hendak terlepas dan tidak berhubungan lagi dengan lelaki asing didepannya ini.

"Ok ikut gw!",

Dunia, kumohon jangan rumitkan aku bersama orang asing ini, hidupku sudah susah, jangan ditambah susah lagi. Kumohon. Gemam Naru naik ke dalam bus mengikuti Frans.

"Emang lo mau bawa gw kemana?"
"Kiri bang"

Naru terkejut karena ia tidak menyangka Frans menghentikan bus ditempat yang ramai seperti sekarang, dan itu jelas jelas sangat tidak disukai Naru.

"Ayo turun!"
"Kenapa turun disini sih?"
"Katanya lo mau bayar utang, nurut aja napa"

Amara Naru sudah meluap. Ini sudah diujung kesabarannya, Naru mungkin sedang berdoa dalam hatinya agar mahkluk didepannnya ini hilang dalam sekejap dan tak kembali lagi. Tapi Naru tetap melangkah maju padahal Frans yang mengajaknya ke tempat itu.

"Tunggu dong Ru", kata Frans lalu mengejar Naru.
"Lo resek ya"
"Maksudnya?"
"Kenapa lo bawa gw ketempat ini? "
"Kan lo mau bayar utang"
"Lo ya", seru Naru geram dan jengkel melihat tingkah Frans.

.      Matahari menerikkan cahaya, udara panas menyelimuti pasar yang ramai itu, bau dan kotor, Naru hanya bisa menutup hidungnya dengan bantuan tangan kirinya itu.
"Untung Naru orangnya gak manja, jadi gak banyak ngeluh", gumam Frans.

"Ru, lo suka binatang gak?"
"Gak"
"Masa gak?, coba pikir lagi! pasti lo suka salah satu binatang yang hidup di dunia ini"
"Lo kenapa sih?"
"Ru plis, jawab aja lalu utang lo hampir lunas",
Naru perlahan berfikir, "mungkin merpati", ujarnya.
"Merpati?, kenapa?"
"Karena merpati adalah hewan yang bahagia dan damai, hewan yang setia dan tidak pernah meninggalakan pasangan dan keluarganya, bisa terbang sebebasnya dan melihat dunia sepuas mereka, mereka selalu mengepakkan sayapnya dan tidak sombong karena ia bisa terbang setinggi yang ia mau", Matahari yang terasa terik, mulai sejuk menyelimuti tubuh  Frans karena kalimat Naru barusan. Tiap kata yang keluar dari mulut Naru seakan memberi warna baru pada hidup Frans.

"Tunggu disini!"
"Lo mau kemana?", tanya Naru.
"Tunggu aja", Naru bingung melihat Frans yang memasuki tokoh burung sejati. Sesekali Naru membalas tatapan orang yang sedang melewatinya, tanpa respon yang baik pejalan kaki itu sepertinya menggosipi Naru yang tampak sangat dingin.

"Sudah Ru",
Frans keluar dengan membawa dua ekor burung dara yang cantik didalam sangkarnya.

"Mau lo apakan?"
"Gw mau  kalau tuan puteri ingirim surat ke malaikat, terus malaikan sampein ke tuhan". Naru belum paham apa yang Frans maksud. "Burung dara dam merpati mirip Ru, sama sama termasuk golongan famili Colombidae".

"Lo pikir gw gak tahu"
"Iya"
"Gw tahu Frans, yang gw gak tahu itu lo  mau apaakan burung ini"
"Kan tadi udah gw bilang, mau kirim surat ke malaikat untuk tuhan",
"Lo ngaco, banyak bacotnya"
"Udah Ru, ikut gw aja, sini!"
"Eh lo mau bawa gw kemana lagi?"
"Udah ikut aja, kita cari tempat yang  bagus"

Baru kali ini ada orang yang membuat Naru bungkam dan tidak berkata apa apa, orang sok akrab yang bahkan belum ia kenal selama tiga hari ini.

" Di sana ada taman, kita buat suratnya disana saja ya",.

Mereka berdua berjalan layaknya seorang pasangan kekasih yang saling berdiam diri. Namun mereka bukan lah sepasang kekasih melainkan hanya Frans dan Naru.

"Duduk sini Ru!"
Frans hanya mengambil pulpen dan buku didalam tasnya, lalu merobek dua lembar kertas dan memberikan satu kertas ke arah Naru, Naru hanya mengambil dan tidak membantah sama sekali, karena percuma jika ia melawan itu hanya membuatnya buang buang waktu bersama orang asing itu.

"Nah lu nulis suratnya duluan aja!"
"Gak"
"Ok kalau gitu gw aja yang duluan"

Beberapa menit kemudian Frans selesai dengan suratnya itu.
"Ru lo mau baca?"
"Gak"
"Ok kalau gitu gw aja yang baca"
"Frans gw udah bilang gw gak mau"
"Kan gw gak bilang lo mau denger atau enggak Ru", ekspresi Naru hanya geram melihat tingkah Frans.

"Untuk malaikat, sampaikan pesanku kepada Tuhan, tolong beri tahu dia kenapa cewek yang disamping ku ini cuek amat! Kenapa dingin amat! Dan tolong beri aku kekuatan untuk terus  berada disampingnya, orangnya banyak diam dan tidak suka keramaian. Tolong beri tahu aku bagaimana caranya agar aku bisa menciptakan senyum diwajahnya".

Naru hanya menelan luda karena telah mendengar isi surat yang ditulis Frans.
Tidak menyangka jika Frans menulis kalimat seperti itu.
.
.
.
.
.
.
Sahabat jangan lula vote ya💖💖💖

Surat untuk TuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang