"Pagi Ru", sapa Frans dan ternyata ia sudah menunggu Naru sejak tadi.
"Lo ngapain disini?, Naru terkejut melihat sosok Frans sedang berdiri didepan rumahnya sekarang. "Dan lagi, siapa yang ngasih tahu alamat rumah gw?".
"Udah gak penting, yuk berangkat nanti telat", ajak Frans tapi lagi lagi Naru hanya mengambil sepedanya seraya meninggalkan Frans, tapi sekarang Frans tidak kalah telak dengan Naru karena saat ini Frans sedang membawa sepeda dan tidak memakai mobil mahalnya itu.
"Ru.. Tunggu dong",
"Ru.. Jutek amat. Masih pagi tahu", tapi Naru hanya mengeraskan volume musik di headphonenya. Dan itu hanya membuat Frans geleng kepala. "Ni cewek manusia apa mahluk es si?", gumam Frans.Bagi Naru Frans adalah mahluk yang sangat mengganggunya saat ini. Tidak kehabisan ide Frans kini menarik hoodie yang dikenakan Naru. Dan sekarang tingkat kejengkelan Naru sudah tidak tertahan lagi dan berhasil menghentikan perjalanan Naru. Naru melepas headphonenya dan menatap Frans dengan geram.
"Mau lo apa hah?"
Tapi sekarang Frans sangat kebal dengan bentakan Naru, baginya itu harus menjadi kebiasannya.
"Kaya soal kimia deh", kata Frans, tapi Naru tidak memperdulikan Kalimat Frans.
"Waktu SMP setiap ulangan kimia, gw pandangin dan baca baik baik setiap soal, terus gw mikir gimana caranya agar gw bisa ngerjain soalnya, lama mikir sih tapi gw selalu bisa ngertiinnya"
"Bacot", ketus Naru yang sabal dengan kalimat Frans.
"Iya lo sama dengan soal kimia Ru, tapi sayangnya gw gak tahu gimana cara agar bisa gw ngerti lo",
"Udah?"
"Udah apanya?"
"Udaj bacotannya", lagi lagi Naru membentak Frans dan pergi terlebih dulu, tapi Frans sekarang sudah mulai terbiasa dengan sikap dingin Naru.
"Ru.. Tunggu Ru... "
🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸🕸
Kantin
"Hey Ru lagi nulis apa?", sapa Frans seraya duduk didepan Naru, tapi lagi lagi Naru tidak memperdulikan kedatangan Frans, ia hanya sibuk dengan buku musiknya sedari tadi, entah apa yang Naru lakukan tapi sepertinya Naru sedang membuat sebuah lagu.
"Ru lu anak seni kan?", tanya Frans lagi, tapi Naru tetap Naru baginya semua di bumi ini hanya imajinasi yang tak akan menjadi nyata, baginya semua yang ada didekatnya hanya bohong semata, maka dari itu Naru selalu tidak peduli dengan sekelilingnya.
Saat itu angin seketika berhembus kencang dan membuat kertas milik Naru beterbangan, Frans hendak membantu tapi Naru mengehentikan gerakan Frans dengan tatapannya. Selesai dengan masalah tadi, Naru merapikan barang barangnya lalu hendak pergi.
"Ru.. Lo kenapa sih? Gw cuma mau jadi teman lo, dan tadi gw cuma mau bantuin lo", ujar Frans tapi itu tidak mengubah sifat Naru.
"Then dont! Jangan tunjukin kebaikan lo! Karena gw gak butuh itu", Ujar Naru pergi meninggalkan Frans.
Frans ingin sekali marah saat mendengar kalimat Naru barusan, tapi semakin ia dibuat kesal entah kenapa Frans semakin penasaran dengan siapa Naru sebenarnya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
"Hai Ru... Kita ketemu lagi, Lo mau kemana? Pulang ya?"
Lagi lagi Frans mengikuti Naru sejak tadi, tidak ada bosan bosannya ya Frans kejar Naru?"Ru mau gak lo temenin gw ke sesuatu tempat?", tanya Frans, tapi lagi lagi Naru hanya terus berjalan dan membawa kantung kresek yang penuh dengan Roti.
"Gimana ni? Ada si Frans. Gw kan mau ke markas", guman Naru. Seketika ia menghentikan langkahnya dan menatap Frans dengan datar.
"Ru.. Lo kenapa?",
"Mau lo apa hah?"
"Ru gw mau lo beri gw waktu lima belas meniiiiiit aja, setelah itu gw gak gangguin lo lagi", ujar Frans, seketika Naru berfikir sejenak lalu berkata. "Ok". Ujar Naru singkat. "Lo serius Ru? Kalau gitu tunggu gw, gw mau ambil mobil dulu diparkiran sana, sentar doang ko deket", ujar Frans sembari lari hendak mengambil mobilnya. Tapi yang dihadapi Frans adalah Naru, bagaimanapun Naru tidak mananggapi ucapannya tadi dengan serius. Saat Frans sudah tidak terlihat Naru berjalan menuju halte bus dan pergi meninggalkan Frans kala itu.
Tuhan tolong jauhkan makhluk itu dari ku. Gumam Naru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat untuk Tuhan
ContoUntuk yang terjebak dimasa lalu, untuk yang sedang melangkah ragu, kini aku akan mengajakmu beranjak dari kata yang lalu menuju masa yang baru.