(15)

155 67 32
                                    

"Kita adalah sisa sisa kepastian yang tak dipastikan"


Happy reading:)

Seperti biasa, azkal dan nada di landa kecanggungan selama perjalanan pulang. Nada memilih berselfi ria dengan boneka beruangnya,sedangkan azkal hanya termenung menghadap jalanan yang di penuhi lampu lampu taman.

Cekrek
Suara camera dan flash yang menyala terang membuat nada malu tanpa berkutik. Pasalnya ia berniat untuk memotret azkal secara diam diam.

"Ehh"celetuk nada seraya menutup muka dengan boneka yang ada di tangannya.

"Foto siapa nad?"tanya azkal sambil menahan tawanya

"Hah,itu foto jalanan"jawab nada ngeles

"Masa sihh"balas azkal seraya menggambil ponsel nada.

"Azkal ihh siniii"teriak nada berusaha menggambil ponselnya dari tangan azkal

"Katanya foto jalanan,kok ini malah foto gua yang ada"ucap azkal sambil tertawa geli

"Kebawa aja kali lo nya"jawab nada masih mengeles

"Jangan ngeles teruss, selain ngefans sama oppa oppa lu ngefans sama gua juga yak ternyata"ejek azkal

"Ihh ogah bat ngefans samaaa fakboii macem lo"jawab nada seraya menjulurkan lidahnya.

Tak lama, sang supir menghentikan laju mobilnya di depan halte.

"Berapa pak?"tanya azkal

"Empat puluh aja"jawab sang supir sambil menghadap ke belakang.

"Nih"celetuk nada memberikan uang kepada azkal

"Apa? Udah gua aja"jawab azkal yang kembali fokus menggambil uang di dompetnya

"Yaudah setengah setengah lo dua puluh gua juga dua puluh"ucap nada seraya menyimpan uangnya di tangan azkal.

"Yaudah deh"

"Gc bayar pea, bapaknya nungguin"ucap nada sambil mengeplak bahu azkal

"Eh iya ini pak uangnya"kata azkal seraya turun dari mobil.

"Makasih pakk"ucap nada sembari menutup pintu mobil.

Nada dan azkal harus berjalan lagi untuk sampai ke rumahnya masing masing.

"Eh gerimis?"tanya nada sambil membuka telapak tangannya untuk merasakan apakah ada air yang jatuh dari atas sana.

"Engga ah"balas azkal

"Hayu cepet jalannya, hujann nih pasti"ucap nada seraya memakai tudung yang ada di jaketnya.
Tak lama,hujan turun sangat deras.

"Neduh dulu aja"celetuk azkal sambil memegang tangan nada

"Engga,udah malem,gua harus pulang"jawab nada masih saja berjalan

"Tar lo sakit nad, udah yu neduh dulu bentar"ajak azkal lagi

"Yaudah kalo lo mau neduh,neduh aja sana,gua engga"balas nada menghentikan laju jalannya

"Yaudah iya lanjut jalan"ucap azkal kembali berjalan di tengah guyuran hujan.

Akhirnya nada dan azkal sudah sampai di depan rumah nada.

"Masuk dulu deh kal"ajak nada

"Boleh"kata azkal sambil berjalan di belakang nada.

"Assalamualaikum bu"teriak nada sambil mengetuk ngetuk pintu rumahnya.

"Waalaikumsallam"jawab ibunya seraya membuka pintu rumah.

Garis waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang