Setelah memastikan Eva keluar dari klub dan Taeyong juga Jaehyun dibawa dengan baik, Winwin berbalik dan masuk lagi ke dalam. Winwin sebisa mungkin menghindari mereka yang mabuk dan para wanita penghibur yang berkeliaran dengan santai.
Winwin berjalan menuju bar, tempat di mana bartender dengan seragam hitamnya berdiri dan meracik minuman untuk para pelanggan klub ini. Tidak banyak yang duduk di depan bar. Hanya seorang laki-laki tua di sudut dan perempuan berambut panjang yang kini sedang bicara dengan sang bartender.
“aku ingin membayar tagihan.” Winwin menarik keluar dompetnya dan mengambil asal kartu yang paling pertama ia lihat. “Jaehyun Jung, Johnny Suh atau Taeyong Lee. Salah satu dari mereka. Atau ketiganya. Kalau ada.”
Bartander itu mengangguk dan mengambil kartu Winwin dengan cepat. Laki-laki itu menghela napas, memutuskan untuk tidak memikirkan bagaimana nanti ia menjelaskan dengan ibunya soal tagihan dari klub malam yang ia bayar malam ini.
“tuan. Tagihan atas tiga orang ini lumayan besar.” Kata Bartender dilanjutkan dengan nominal yang harus ia bayarkan. Winwin benar-benar harus memikirkan alasan yang tepat sekarang. Meski pun ia yakin baik Johnny, Jaehyun ataupun Taeyong pasti akan membayarnya kembali. Tapi ibunya tetap akan menerima catatan ke mana saja uangnya lari.
“Winwin?!”
Winwin menoleh dan mendapati Ilya berada tak jauh darinya. Gadis yang ia lihat tadi ternyata Ilya. Gadis itu mengenakan crop top berwarna putih yang cukup terbuka dengan tali yang terbuat dari bahan transparan dan disimpulkan menjadi pita di kiri dan kanan bahunya, lengkap dengan hot pants yang terlalu pendek di mata Winwin.
“Ilya.” Gadis itu tertawa sambil menunjuk Winwin. Ilya mengangkat wajahnya dan mencondongkan tubuhnya ke belakang. Winwin bergerak cepat menahan punggung gadis itu sebelum Ilya jatuh dari kursinya.
“bayarkan saja. Sekalian dengan tagihan gadis ini.” Winwin beralih pada bartender itu sementara tangannya masih menahan punggung Ilya tanpa melewati batas kesopanan yang seharusnya. “apa yang kau lakukan di sini?”
“Kak Lyo bilang Yugyeom di sini.” Katanya sambil berusaha menegakkan tubuhnya. Winwin tidak tahu siapa yang Ilya maksud. Dan Yugyeom memang ada di sini tapi itu sudah lebih dari sejam yang lalu.
Handphone Winwin baru saja bergetar dan laki-laki itu mengambilnya. Eva baru saja mengiriminya pesan yang mengatakan dia akan mengantar Taeyong dan Jaehyun pulang dengan mobil Johnny. Dia juga memberitahukan Winwin kalau kunci mobil Taeyong ada di bartender dan meminta laki-laki itu membawanya pulang.
Winwin mematikan handphonenya tanpa membalas pesan dari Eva. Kemudian matanya melebar saat melihat Ilya mengangkat gelas kaca yang kini berisi alkohol ke bibirnya. Ilya mengisi gelasnya saat Winwin sibuk membaca pesan dari Eva. Winwin dengan cepat menarik gelas itu dari tangan Ilya dan menghabiskannya dalam sekali minum.
Winwin meletakkan kasar gelas itu di meja bar dan menatap marah pada Ilya yang kini malah terkikik sambil menatapnya. “lu ternyata cakep banget.” Kata Ilya.
Winwin mengabaikan perkataan Ilya. Ia melirik pada bartender yang sekarang sudah menunggu sambil menyodorkan kartu miliknya lengkap dengan sebuah kunci mobil yang Winwin yakini adalah milik Taeyong.
Winwin kemudian menarik lepas hoodie yang ia kenakan. Dengan sedikit paksaan ia memakaikannya pada Ilya. Laki-laki itu menyambar kartu dan kunci mobil itu dengan cepat sambil memaksa Ilya turun dari kursinya.
Winwin yakin Ilya datang sendiri ke sini, dengan harapan dapat bertemu dengan Yugyeom. Tapi mendapati Yugyeom tidak ada di sana, Ilya menjadi makin frustrasi. Winwin sungguh tidak enak hati memberitahukan Ilya kemungkinan Yugyeom sudah memiliki perempuan lain.
Winwin bersyukur Ilya tidak banyak protes saat ia memasukkan gadis itu ke dalam mobil Taeyong dan memasangkan sabuk pengaman gadis itu.
“jangan muntah di sini. Ini mobil bang Taeyong.” Kata Winwin sambil memasang sabuk pengamannya.
Ilya melepas sabuk pengamannya tanpa sepengetahuan Winwin dan memosisikan tubuhnya menyamping menatap Winwin. Laki-laki itu tengah menyetir dengan satu tangan sekarang sementara tangannya yang lain sibuk dengan handphone-nya mencoba menghubungi seseorang di sebelah sana.
Ilya masih menatap Winwin bahkan setelah laki-laki itu menyelesaikan sambungan panggilannya dan berhenti di lampu merah. “thanks.” Kata Ilya pelan.
Winwin menoleh pada Ilya menatap perempuan itu penuh selidik sebelum kembali memfokuskan pandangannya ke depan. “jangan pergi ke klub sendirian Ly. Kamu cewek, kalau diapa-apain gimana?”
Ilya terkekeh pelan yang membuat Winwin makin yakin kalau gadis itu benar-benar sudah mabuk sekarang. Gadis itu bahkan memainkan lengan Hoodie Winwin yang kepanjangan ia kenakan mengepak-ngepaknya pelan, kemudian tertawa lagi.
“Yugi gak ada di sana. Kak Lyo hanya mau membuatku marah.”
Winwin hanya diam. Membiarkan Ilya melanjutkan perkataannya yang semakin tidak jelas tentang Yugyeom, dirinya dan juga perempuan yang ia panggil Kak Lyo itu. Pandangan laki-laki itu fokus ke depan.
Winwin telah menghubungi Eva dan menjelaskan soal singkat soal Ilya yang tidak sengaja ia temui di bar klub saat membayar tagihan tadi. Winwin bersyukur karena Eva mengusulkan agar Ilya dibawa ke rumahnya tanpa diminta. Winwin akan mengalami kesulitan kalau Eva tidak melakukan hal itu. Ia sama sekali tidak kenal Ilya dan tidak tahu di mana rumah gadis itu.
Saat Winwin berbelok ke arah komplek rumah Eva dengan mobil Taeyong dan melaju dengan kecepatan yang lebih lambat, ia dapat melihat bayangan Eva dan Renjun yang sudah menunggu di depan rumah mereka.
Winwin menurunkan kaca mobil dan menjulurkan kepalanya ke luar sambil menginjak rem kaki.
“langsung ke garasi aja Win Ge.” Kata Renjun.
Winwin mengangguk dan langsung masuk ke dalam garasi keluar Suh yang sudah di buka. Saat Winwin mematikan mesin mobil itu, Renjun sedang menutup pintu garasi sementara Eva sudah membuka pintu di samping Ilya.
Winwin turun dengan cepat dan berjalan menuju Eva yang sedang mencoba membangunkan Ilya. Entah kapan gadis itu tertidur seingatnya tadi gadis itu masih mengoceh ria soal Yugyeom. Tanpa suara Winwin mengangkat Ilya di kedua tangannya dan berjalan menuju Renjun yang sudah menunggu mereka di pintu masuk yang terhubung ke garasi.
“kok Ilya bisa di Klub Win?”
“gak tahu Va. Katanya dia nyari Yugyeom.”
“gue udah curiga waktu Ilya bilang dia ada urusan di apartemen Yugyeom. Laki-laki itu brengsek.”
Winwin mengangguk setuju. Rasanya semua orang di kampus juga sudah mengetahui fakta kalau Yugyeom adalah laki-laki brengsek yang suka main perempuan.
“kamar gue aja Win.” Winwin menghela napas berat saat Eva memimpin langkahnya menaiki tangga menuju kamar gadis itu. Ia melirik pada Ilya yang tertidur dalam gendongannya. Winwin memang berolahraga tapi angkat beban seperti ini bukan hobbynya. Itu olahraga favorite Lucas dan Xiaojun. Bukan maksud Winwin Ilya berat. Hanya saja membawa beban 10 kg saat naik tangga terasa jadi dua kali lipat menjadi 20 kg.
Winwin bernapas lega saat berhasil menaiki anak tangga terakhir, dan Eva berjalan menuju kamar paling dekat dengan tangga dan membukanya untuk memudahkan Winwin.
“Win. Lu tidur di sini aja sama Renjun udah malem banget ni.” Tawar Eva setelah meletakkan Ilya di atas ranjang Eva, yang kemudian di respon dengan anggukan semangat oleh Renjun.
Winwin menimbang selama beberapa saat dan mencoba mengingat jadwal kuliahnya besok sebelum akhirnya mengangguk dan menyetujui saran dari Eva.
TBC
Airinsrgi ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Red | WINWIN WayV ✔
FanfictionGue bukan cewek lo. Gosah ngurusin idup Gue! - Ilya Yaudah kalau gitu ayo pacaran biar aku bisa ngurusin kamu. - Winwin Balik sana lo ke China. Dasar Sinting! - Ilya Warning! - Alternatif Universal - Out Of Character - Trash Content - Mature (fo lan...