Chapter 15

1.4K 187 9
                                    



Ilya bingung harus melakukan apa saat Winwin menatapnya dari atas sampai bawah, ditatap oleh Winwin membuatnya gugup. “kencangkan tali sepatumu dan kemarikan tasmu!” katanya kemudian.



Ilya mengangkat sebelah alisnya menatap Winwin bingung. Sementara laki-laki itu mengambil tasnya dan menyampirkannya dibahu kanan laki-laki itu. “bahaya kalau terinjak Ly.” Beritahunya.



Ilya mengangguk. Mereka sudah diberitahu kemarin malam kalau hari ini mereka akan melakukan hiking dan diminta bersiap dari pagi. Tapi kenyataannya hampir semuanya bangun terlambat dan hiking mereka harus diundur beberapa jam.



Ilya langsung menghampiri Winwin setelah selesai bersiap-siap. Meninggalkan Eva yang tengah berdebat dengan Jaehyun di kamar mereka. Dan yang pertama dilakukan Winwin adalah menatapnya. Mungkin lebih tepatnya mengecek Ilya dari atas sampai bawah.


Ilya menunduk, mengencangkan tali sepatunya. Winwin ikut membungkukkan badannya sedikit kemudian mengumpulkan rambut Ilya dengan kedua tangannya dan memeganginya, membantu gadis itu agar tidak terganggu dengan rambutnya yang terurai.



“pacaran teros!”



Ilya dan Winwin mengangkat wajah mereka bersamaan kemudian menegakkan tubuh mereka.



“protes aja jomblo.” Sahut Eva sambil melemparkan tasnya pada Jaehyun yang ditangkap dengan tangkas oleh laki-laki itu. “bawain ya Jae. Lu kan selalu ngaku pacar gue. Sekarang tunjukin tindakan seorang pacar yang benar.” Tambah Eva.



“mereka mulai main roleplay lagi.” Bisik Ilya pada Winwin.



Winwin mengangguk setuju. “lu selalu bilang gak pacaran sama Jaehyun. Tapi lu berdua udah kaya orang pacaran aja.” Sahut Winwin.



“males banget pacaran sama Jaehyun. Kaya gak ada yang lain aja.” Sahut Eva.



Belum sempat Jaehyun menyahuti Eva, gadis itu sudah lebih dulu pergi menuju Renjun yang sedang berbicara dengan Hendery.



Ilya terkikik pelan saat Jaehyun menghela napas tapi tetap memakai tas Eva di bahu kirinya. “makanya jangan suka iseng Jae, dibalas Eva ‘kan?”



“iseng gue ‘kan ada tujuannya Il.” Bantah Jaehyun.



“mending lu cari pacar beneran deh Jae. Kasian kalo ada yang naksir Eva beneran ntar dikiranya kalian pacaran.” Sahut Winwin.



“sementang udah punya pacar.” Guman Jaehyun pelan, sementara Ilya dan Winwin yang masih bisa mendengar perkataan Jaehyun hanya tertawa pelan.





















“kamu gak takut?” tanya Winwin setelah Ilya memanggil Eva untuk ikut bergabung bersama mereka melewati jembatan gantung.



Ilya menatap Winwin kemudian menggeleng pelan. “kamu takut?”



Meskipun Winwin menggeleng, tapi tangan laki-laki itu mengepal kuat disisi tubuhnya. Ilya tersenyum. “boleh aku berpegangan padamu?”



Winwin belum menjawab apa pun Ilya sudah mengangkat tangan kanan laki-laki itu meletakannya melingkar pada bahunya, kemudian tangan kiri Ilya melingkar pinggang Winwin dan tangan kanannya menggenggam pergelangan tangan Winwin yang berada dibahunya.



Ilya mengangkat wajahnya menatap Winwin. “asal tidak melihat ke bawah, aku tidak akan takut.” Katanya sambil tersenyum.



Winwin tahu Ilya berbohong. Gadis itu berani, ia hanya berpura-pura karena menyadari Winwin tidak seberani itu. Tapi Winwin sangat bersyukur gadis itu memikirkannya bahkan berpura-pura untuknya. Karena itu saat Ilya tersenyum lebar dengan mata terpejam selama beberapa detik, Winwin menyapukan bibirnya pada Ilya kemudian berbisik pada gadis itu.



“Kok kamu manis banget sih Ly.”



Ilya hanya bisa berdiam di tempatnya saat menyadari Winwin mempertemukan bibir mereka selama sepersekian detik. Mata Ilya bergerak dengan cepat menatap sekitar saat kesadarannya pulih. Beruntungnya tidak ada yang melihat apa pun itu yang baru saja dilakukan Winwin.



Johnny dan yang lain yang ada di depan mereka sudah berjalan mendahului mereka. Di belakang mereka Jaehyun sedang fokus dengan Aurora. Sementara dipaling belakang, Ten sedang berdiri di depan Eva sambil menggenggam tangan gadis itu. Dan Winwin sendiri berakting seperti tidak terjadi apa-apa.



“Ayo!” ajak Winwin.



Keheningan melanda keduanya selama berjalan melintasi jembatan, hingga tiba-tiba jembatan bergoyang dan Winwin mengeratkan cengkeramannya pada bahu Ilya.



Ilya menoleh ke belakang dan mendapati Jaehyun tengah menggoyangkan jembatan. Aurora yang berada di samping Jaehyun kini berpegangan pada laki-laki itu, membuat Ilya tidak bisa menahan dirinya untuk merotasikan mata.



“Ya Jung Jaehyun! Jangan lakukan itu!” Ten berucap saat Jaehyun kembali menggoyangkan jembatannya, Ilya berterima kasih pada Ten karena itu.



Dibandingkan itu, ekspresi Ten yang tanpa senyum dan tatapan marah yang Ten lemparkan pada Jaehyun membuat Ilya bingung. Ia mengerti kalau sekarang Eva menangis karena keisengan Jaehyun, Ten bahkan harus menenangkan teman baiknya itu. Tapi Ilya sama sekali tidak mengerti kenapa Ten harus semarah itu pada Jaehyun yang memang iseng. Belum lagi pertemanan Eva dan Jaehyun memang seperti. Mereka akan mengerjai satu sama lain. Lebih tepatnya Jaehyun yang mengerjai Eva sampai gadis itu marah besar dan kemudian Eva akan membalas Jaehyun dengan lebih kejam. Harusnya Ten sudah tahu itu dan tidak harus semarah itu pada Jaehyun ditambah lagi Ten sampai harus menenangkan Eva sedemikian rupa padahal ada Renjun di sana.



“ayo Ly.” Ajak Winwin menyadarkan Ilya dari lamunannya. Gadis itu mengangguk pelan dan berjalan bersama Winwin, memutuskan untuk tidak memikirkan sikap Ten lebih lanjut.



Ilya mempercepat langkahnya dan membiarkan kaki panjang Winwin menyesuaikan langkahnya dengan cepat. Ia melakukannya dengan sengaja, menghindari keisengan Jaehyun yang mungkin saja akan dia lanjutkan.



Ilya tersenyum saat mereka sampai diujung jembatan dan mendengar helaan napas lega dari Winwin. Keduanya berjalan kesisi yang tidak terkena sinar matahari.



Winwin berjongkok di depan Ilya sambil menundukkan kepalanya. Ilya tersenyum sambil mengusap puncak kepala laki-laki itu. Memberikan semangat pada laki-laki itu. Winwin mengangkat wajahnya dan membalas senyum Ilya. Ia kemudian berdiri dan mengeluarkan botol minum dari dalam tas Ilya yang ia bawa dibahunya, kemudian memberikannya pada Ilya setelah terlebih dahulu membukanya.



“makasih.” Kata Ilya sambil menerima botol itu.



Mata Ilya menyapukan sekelilingnya, memerhatikan yang lain yang sedang beristirahat. Kemudian pandangannya jatuh pada Ten yang tengah berbicara dengan penjaga di sana sambil menggendong seekor kucing. Pandangan Ilya mengikuti laki-laki itu berjalan menuju anak tangga dan berhenti di depan Eva yang tengah duduk di sana dan ikut berjongkok di depan gadis itu.



Ilya masih memerhatikan mereka, bahkan saat Winwin mengajaknya untuk mengikuti Jaehyun dan Johnny melanjutkan perjalanan mereka. Sekarang Ilya benar-benar ingin memikirkan sikap Ten yang tidak biasa pada Eva.



“biarkan saja.” Kata Winwin.



“apanya?” tanya Ilya.



Winwin menolehkan kepalanya ke belakang menunjuk dengan dagunya pada Eva yang tengah berpegangan pada bahu Hendery. “Eva. Dan semua cowok yang ada didekatnya.”



“kamu gak khawatir? Eva ‘kan teman kita.”



“Ya bukan gitu Ly. Selama dia gak diapa-apain dan gak celaka yaudah biarin aja. Kita gak bisa ikut campur kalo udah urusan hubungan mereka Ly.” Terang Winwin.



Ilya mengumpat. Perkataan Winwin benar. Biar bagaimanapun pedulinya ia dengan Eva, ia tidak punya hak ikut campur masalah hubungan gadis itu.



“heh mulutnya!” tegur Winwin yang dibalas oleh Ilya dengan cengiran lebar.





















“kok belum tidur?”



Ilya menoleh dan mendapati Winwin menatap kearahnya sekarang.



“belum ngantuk.” Kata Ilya sambil bergeser memberikan tempat untuk Winwin duduk disampingnya diatas ayunan.



“gak capek apa?” tanya Winwin sambil mendudukkan dirinya di samping Ilya, membiarkan ayunan itu bergoyang sedikit.



Ilya menggeleng pelan sambil mencondongkan badannya sedikit ke depan, membiarkan Winwin meletakkan tangannya di sekitar bahu Ilya.



“jangan dibiasakan begadang Ly. Gak baik.”



Ilya tidak mengatakan apa pun tapi menyandarkan kepalanya pada bahu Winwin dan membiarkan laki-laki itu mengayun mereka dengan kakinya.



“Ly.” Panggil Winwin setelah beberapa saat.



“hmm?”



“the moon is beautiful isn't it?”



Ilya terdiam, kemudian gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Winwin yang juga tengah menatapnya sambil tersenyum. Ilya dapat melihat semburat merah yang samar-samar muncul di pipi Winwin.



Ilya mengerjapkan matanya beberapa kali, berusaha menahan darinya agar tidak menangis. Ilya kembali bersandar dengan Winwin dan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Winwin dan mengangguk pelan. “iya. Aku juga.”
















TBC.....






Goiss goisss...
Bentar lagi end 



Dan aku bakal slow update ya.
Sorry soalnya lagi sibuk tugas akhir :(

Red | WINWIN WayV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang