Chapter 16

1.8K 193 20
                                    



Winwin tidak bisa menahan senyumnya dan menganggap Ilya sangat lucu saat mereka berpapasan di kantin dan gadis itu menundukkan wajahnya dengan telinga yang memerah sambil berjalan cepat-cepat meninggalkan tempat itu.



“kalian bertengkar?” tanya Lucas yang datang bersamanya.



Winwin menggeleng pelan. “aku bilang aku menyukainya kemarin.”



“di rumah gue? Mountain house?” tanya Ten semangat. “wahh... akhirnya. Winwin.”



Lucas mengerutkan dahinya, menatap bingung pada Ten dan Winwin. Sementara Ten tersenyum lebar pada Winwin sambil membawa mereka mengambil tempat di pojokan kantin.



“bukannya kalian memang pacaran?” tanya Lucas, “aku tidak mengerti.”



“mereka emang pacaran. Tapi Winwin sama sekali gak pernah bilang kalau dia suka sama Ilya.” Terang Ten. “nah sekarang ceritain detailnya.”



“gak ada yang spesial Ge. Aku hanya bilang the moon is beautiful isn't it? Itu saja.”



“kalau gak salah itu dari Jepang ‘kan?” tanya Ten yang dibalas Winwin dengan anggukan. “gue sering denger di anime soalnya. Akhirnya Winwin menyadari perasaannya.”



Winwin hanya menggeleng pelan sambil tersenyum, “kau sendiri kapan Ge?”



“apanya?”



“menyadari perasaanmu yang sebenarnya.”



“emang Ten Ge gak sadar sama perasaaannya kesiapa?”



Winwin mengangkat bahunya, “tahu deh. Dia yang punya hati.”



Ten tersenyum sambil memamerkan deretan giginya. “sadar kok.” Jawabnya.



“Tapi?” tanya Lucas.



“banyak pertimbangan.” Sahutnya pelan.



“kalau gitu jangan kasih harapan. Kasian ceweknya.” Kata Winwin.



“kasian juga kalau ada cowok lain yang naksir dia, tapi dianya gak bisa liat karena ngira Ten ge ngasih dia harapan.” Tambah Lucas yang akhirnya mengerti arah pembicaraan Winwin dan Ten.



“ihh males banget mentang-mentang berdua udah punya pacar gue dinasehatin.” Sahut Ten dengan nada jenaka.



“lu punya pacar?” tanya Winwin pada Lucas yang lebih seperti tudingan.



“fokus ke Ilya mulu sih lu Win. Sampe Lucas punya pacar aja gak tahu.” Kata Ten.



Lucas tersenyum lebar, “masih baru kok Win Ge. Nanti kalo ada waktu aku kenalin deh. Namanya Yuqi anak HI.”




















Winwin tersenyum sambil mengangkat kotak Pizza ke depan dadanya saat Ilya membukakan pintu rumahnya untuk laki-laki itu. “gak telat ‘kan?”



Ilya menggeleng pelan sambil membuka pintu lebih lebar. “aku baru selesai mandi juga.”



Winwin melangkah masuk mengikuti Ilya setelah lebih dulu melepaskan sepatunya. Mereka berjanji akan pergi kencan keluar malam ini. Tapi ramalan cuaca memprediksi kalau akan ada hujan yang akhirnya membuat keduanya memutuskan untuk kencan di rumah saja sambil menonton film. Karena itu Winwin membawakan Pizza dan beberapa makanan ringan untuk mereka.



Ilya sudah menyusun ruang tengah untuk mereka. Menyingkirkan meja yang biasanya ada di depan sofa dan menggantinya dengan selimut bulu meletakan beberapa bantal di sana mencoba membuat tempat senyaman mungkin untuk mereka di depan TV.



“mau nonton apa?” tanya Ilya pada Winwin yang tengah menumpuk beberapa bantal.



“kamu aja yang pilih.” Kata Winwin sambil bersandar setengah berbaring pada tumpukan bantal itu.



Ilya mengambil remot dan mendorong tubuhnya mundur ke sisi Winwin, bersandar pada laki-laki itu sambil dirinya sibuk memilih tayangan netflix yang menarik untuk ditonton.



“Eva bilang dia akan melupakan Bang Tapon.” Mulai Ilya. “tapi aku tidak yakin, dia udah naksir bang Tapon dari lama.”



“mending Eva lupain deh.” Kata Winwin sambil memainkan rambut Ilya. “Ten ge tuh orangnya penuh pertimbangan kalo udah urusan beginian. Ten Ge bilang dia sadar sama perasaannya. Tapi tahu deh dia sadarnya gimana. Entah sadar dia suka Eva juga atau dia nganggep Eva kaya Tern.”



Ilya mengangguk, “mending Eva sama Hendery deh.”



Winwin menghentikan gerakan tangannya yang mengusap puncak kepala Ilya. “kamu tahu?”



“nebak doang. Soalnya dibanding sama Yangyang, Hendery kayanya lebih care sama Eva. Maksudku walau disitu ada Renjun yang juga sayang sama Eva, tapi kayanya vibenya beda antara Renjun dan Hendery.”



Winwin tertawa, “kalo sama Eva dia jadi kalem.”



Ilya mengangguk pelan. “kalo Jaehyun gimana?” tanyanya. “dia suka Eva?”



“Dulu. Jaman SMA. Kalo Jaehyun dan Eva emang lebih cocok buat temenan aja. Misalkan mereka sama-sama suka pun baliknya emang udah temenan aja. Dan Jaehyun sekarang kayanya lagi deketin cewek lain.”



“Naeun?”



“bukan.” Jawan Winwin. “jangan terlalu percaya gosip Ly.”



Ilya mengangguk sebagai jawaban dan tidak mengatakan apapun lagi, begitu juga dengan Winwin. Keduanya fokus menikmati film yang baru saja dipilih oleh Ilya.
























“kok lo mau Il?” tanya Eva yang lebih seperti tudingan ditelingannya.



Ilya merotasikan matanya, “Winwin ‘kan pacar aku Va. Lu juga kalo dicium bang Tapon pasti may-mau aja.”



Ilya mengerutkan dahinya pelan melihat reaksi Eva yang terlampau berlebihan hanya karena ia menyebutkan sesuatu tentang berciuman dengan Ten.



“iya kali. Lagian ini beda Il. Lu tidur sama Winwin. Gue ulangin tidur.”



“ya terus?”



“kalo lu hamil gimana?”



“ya tinggal nikah.”



Ilya tersenyum dan Eva langsung berbalik mendengar kalimat barusan. Itu Winwin, yang kini mengambil posisi duduk di samping Ilya. “lagian...” sambung Ilya, “ada benda bernama Kondom di dunia ini Va. Makanya punya pacar sana biar tahu.”



“gue tahu ya! Lu kira umur gue berapa?”



“ya terus kenapa lu heboh banget? Liat bang Johnny sama Orlin aja sering lu.”



“itu gak sengaja ya sem.” Sahut Eva, “lagian lu berdua ‘kan pacaran gak beneran suka.”



Winwin mengalihkan pandangannya pada Ilya, “kamu gak cerita ke Eva?” yang dibalas dengan gelengan pelan oleh Ilya.



“cerita apa?” tanya Eva bingung.



“Winwin already confess his feeling to Ilya.”



Kali ini Ilya yang menatap Winwin penuh tanda tanya. Kenapa tiba-tiba ada Ten di sini. Winwin hanya tersenyum pada Ilya sambil mengambil gelas yang dibawakan Ten untuknya.



“kok lo gak cerita?” tanya Eva sambil bergeser memberikan tempat duduk untuk Ten di sampingnya. “duduk kak.”



“malas ah cerita sama Jomblo.” Ledek Ilya yang dibalas dengan cibiran dan makian oleh Eva.









Ilya menunggu sosok Eva benar-benar menghilang dari pandangannya sebelum ia berbalik dan menatap sengit pada Ten yang tengah fokus pada handphonenya. “apa yang bang Tapon lakukan disini?” tanyanya.



“inikan kantin?” sahut Ten santai, “Winwin bilang kau ingin bicara padaku.”



Ilya tidak ingat pernah meminta Winwin untuk mempertemukannya dengan Ten. Dia memang bilang ingin mengomeli Ten beberapa hari yang lalu. Tapi ia sama sekali tidak mengira Winwin akan benar-benar membawa Ten agar bisa dia omeli.



“oh oke.” Ujar Ilya. “langsung saja. Bang Tapon gak suka Eva ‘kan?” tanya Ilya.



“kalau begitu, kau suka padanya?” tanya Ilya lagi setelah beberapa saat dan Ten tidak juga menjawabnya.



“aku menolak untuk menjawab pertanyaan itu.” Jawab Ten seadanya.



“kalau begitu kenapa bang Tapon begitu perhatian padanya? Semua perlakuanmu pada Eva tidak masuk akal untukku. Aku tidak pernah melihat Bang Tapon repot-repot membantu Lisa, tapi bang Tapon marah karena Jaehyun menjahili Eva, memang saat itu Jaehyun keterlaluan. Tapi Renjun dan Bang Johnny saja tidak mengatakan apapun. Itu baru satu hal.”



“aku hanya mencoba bersikap baik.” Jawab Ten.



“alasan tidak berterima.” Sambar Ilya cepat. “Bang please. Kalo lo beneran gak suka sama Eva mending jauhin dia sekalian. Bang Tapon gak tahu apa kalau dia naksir sama lo?”



“Aku tahu.” Jawab Ten.



“kalau gitu jauhi Eva kalau lo gak serius sama dia. Gak usah peduliin perasaan dia, gue bakal ngenalin dia sama cowok lain dan membantunya move on.”






















“kamu sayang banget ya sama Eva?” tanya Winwin saat mereka sampai di depan rumah Ilya.



“dia benar-benar teman yang baik. Dia juga membantu kita secara tidak langsung.” Jawab Ilya.



Winwin tersenyum sambil mengusap puncak kepala Ilya. “err... aku punya permintaan. Kamu boleh menolaknya kok.”



Ilya menatap Winwin, mencoba mencari tahu apa keinginan laki-laki itu. “err... bagaimana mengatakannya?” kata Winwin. Ilya menyadari mata Winwin sesekali melirik ke arah rumahnya dari balik kaca mobil.



“jangan bilang kamu mau ngajak ke apartement kamu?” tanya Ilya.



“lebih dari itu...” kata Winwin pelan, Ilya diam menunggu Winwin mengatakan keinginannya.



“mau tinggal bareng gak?” kata Winwin cepat. “kamu boleh nolak, aku hanya... itu muncul saja di kepalaku.” Sambungnya cepat, “maafkan aku.”



Ilya tersenyum kemudian menarik Winwin dan mengalungkan lengannya di leher laki-laki itu dan memeluknya. “aku punya banyak barang....”



“aku punya mobil untuk membawanya, atau aku bisa sewakan mobil pengangkut.” Potong Winwin cepat.



“aku berisik...”



“tidak masalah, apartementku kedap suara.”



“aku gak bisa masak...”



“kita bisa pesan atau makan diluar.”



Ilya memberikan jarak padanya dan Winwin meskipun tangannya masih dibahu laki-laki itu. “kalau begitu. Oke.”



Winwin tersenyum lebar dan dengan cepat memeluk Ilya dengan erat sambil membisikan sesuatu yang membuat Ilya tersenyum lebar.



















aku mencintaimu’




















FINISH.


Ini cerita amat teramat sangat jelas.

Ya itu aja semoga kalian menikmatinya.
Wup you guyss

Red | WINWIN WayV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang