Celah

1.9K 173 62
                                    

Vote


Comment


Follow


Happy reading💕



Author point of view

Wendy turun dari mobil dan menghampiri gadis itu. Gadis itu nampak ketakutan tubuhnya bergetar hebat. Wendy melihat laki-laki bertopeng hitam dengan hodie hitam menutupi kepalanya. Wendy mengeluarkan pistolnya dan menodongkannya pada penjahat itu. Laki-laki itu berhenti ditempat dan menjauh dari wendy dan gadis itu. Gadis itu bersembunyi dibelakang wendy menggenggam jaket wendy dengan erat.

"Siapa dia?". Tanya wendy sambil menyimpan pistolnya kedalam jaketnya setelah laki-laki itu pergi.

Wendy menatap gadis itu dan menyentuh pipi gadis itu ia bisa melihat luka pukulan disana. Wendy mengancingkan seragam gadis itu karena 3 kancing diatasnya terbuka.

"Kamu sudah aman ayo masuk aku akan membawamu ketempat aman". Kata wendy sambil menggenggam tangan gadis itu dan membawanya kedalam mobil.

Terlihat didalam mobil irene membekap yeri yang tertidur kedalam pelukannya. Gadis itu duduk dikursi samping wendy. Irene menatap gadis itu dengan intens dan ia bisa melihat betapa mirisnya penampilan gadis itu sungguh ia tidak ingin anaknya seperti itu.

"Kita akan membawanya ketempat tujuan kita eonnie. Dia bisa menjadi saksi yang selama ini kamu butuhkan". Kata wendy sambil menjalankan mobilnya.

Irene merasa iba dengan gadis itu ia memberikan sebotol air mineral pada gadis itu. Wendy tau gadis itu masih takut dan mungkin akan trauma dengan apa yang terjadi padanya hari ini. Wendy membantu gadis itu minum terlebih dahulu dengan sebelah tangannya karena sebelahnya memegang stir mobil.

"Nona anda baik-baik saja?". Tanya irene sambil menatap gadis itu. Gadis itu hanya menundukan kepala dan menggelegkan kepalanya sebagai jawaban.

Irene menghela nafas dan wendy memberikan isyarat pada irene untuk diam dulu. Gadis itu masih gemetar dan meremas tangannya sendiri. Wendy sudah memberhentikan mobilnya tepat dihalaman rumah rose dan terlihat disana rose sedang bermain dengan seekor anjing kecil. Rose yang sadar mobil wendy memasuki area rumahnya pun menghampiri mobil wendy dan melambaikan tangannya pada wendy. Irene juga sibuk membangunkan peri kecilnya itu.

"Bangun sayang kita sudah sampai". Kata irene dengan lembut sambil menepuk pipi yeri.

Yeri merasa terganggu pun mengerjapkan matanya dan ia bisa melihat irene didepannya. Yeri menyandarkan kepalanya dibahu irene dia masih mengantuk. Irene paham dengan keadaan yeri tapi mau bagaimana lagi mereka sudah sampai masa yeri ditinggal dimobil sendiri.

"Bangunlah katanya mau teman baru? Tapi malas bangunnya sih". Kata irene mencari alasan supaya anaknya mau beranjak dari mobil.

"Tapi yerm ngantuk mom. Lain kali saja yerm mau bobo". Kata yeri sambil memejamkan matanya kembali.

"Tidak bisa sayang kita sudah jauh-jauh kesini dan kamu lihat rose sudah menyambut kita ". Kata irene mencium pipi yeri dengan gemas dan membenarkan pakaian yeri.

Yeri dengan terpaksa bangun dan keluar dari mobil. Matanya terbuka lebar saat melihat pemandangan indah didepannya. Yeri mengerjapkan mata dan melihat sekitar dan ia melihat seorang gadis yang berbadan tinggi darinya itu tersenyum padanya dan melambaikan tangannya. Yeri tersenyum canggung dan membalas lambaian tangan rose.

Sedangkan wendy berusaha memujuk gadis yang berada didalam mobilnya untuk keluar. Gadis itu tidak mau beranjak karena ia takut kalau keluar dari dalam mobil akan bertemu dengan orang jahat itu. Wendy menghela nafas dan ia mengeluarkan handphonenya dan menelpon salah satu timnya yang sedang bertugas.

My momTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang