Jeon Somi?

1.4K 164 31
                                    

Vote


Comment


Follow


Happy reading💕



seulgi point of view

aku baru saja datang keperusahaan dan aku langsung mengerjakan pekerjaanku yang menumpuk sekali hari ini. aku belum melihat batang hidung irene entah kemana anak itu,mungkin dia sibuk mengurus anaknya yang tumbuh sebagai gadis remaja yang kalian tau semuanya akan berubah tidak seperti masa kecil. tapi aku kangum dengan irene yang bisa mengurus yeri sendiri dan menafkahi yeri sendiri,ya itu karena janjinya pada tuan bae karena ia semejak suho meninggal tuan bae bersikeras ingin yeri tinggal dengannya dan memisahkan kedua ibu dan anak itu. walau irene anak kandung ia tidak ingin tinggal dengan orang tuanya karena baginya tinggal seperti didalam penjara.

krriiingg

suara dering handphone ku berbunyi aku langsung mengambil hp ku yang ku simpan disaku ku dan melihat ini adalah nomor baru dan aku langsung mengangkatnya.

"unnie~....un-nie....". lirih orang diseberang sana. aku mengernyit dan heran ada apa dengan suara itu.

"halo ini siapa?bisa berbicara dengan jelas? aku tidak begitu mendengarnya". kata ku sambil menajamkan pendengaranku. tidak ada sautan lagi disana dan semakin membuatku menjadi gelisah.

"dahyun.....ini aku....unnie gomawo". lirihnya disebrang sana dan aku menganggukan kepala ku ternyata ini dahyun gadis yang berkelahi didepan toko kue. tunggu... kenapa suaranya begitu apa dia terluka?.

"dahyunie~ kenapa kau bicara begitu apa kau sedang sakit? kau perlu bantuan?". tanya ku sedikit khawatir.

"aniyo...unnie gomawo-yo. terima kasih telah menyelamatkan ku waktu itu.... unnie pergilah kerumah yeri. dia.....dia...". kata nya terputus-putus dan mengapa dia menyuruhku untuk menemui yeri?.

"wae? kenapa dengan yerim?". tanya ku sedikit khawatir dan aku mendengar suara ringisan disana dia sepertinya benar-benar terluka. "hallo kau bisa mendengarku?". tanya ku sedikit khawatir dan mengambil tas ku dan kunci mobil untuk segera kerumah irene mungkin ini alasan irene datang terlambat hari ini.

"yerim dalam bahaya". lirihnya dan aku seperti mendengar suara pintu terbuka disana dan dahyun memekik ketakutan. aku berhenti melangkah dan melebarkan mataku saat mendegar suara gadis lain disana dan aku mengenali suara itu.

"kurang ajar kau! beraninya kau menelpon bantuan?! kau tau resiko apa selanjutnya!!". teriak gadis itu dan aku yakin seratus persen suara itu adalah suara somi.

"somi maafkan aku ku mohon". lirih dahyun disana dan aku mendengar somi tertawa kencang disana.

"sudah terlambat terima kasih selama ini kau mau menjadi budakku".

doorr

kaki ku rasanya lemas dan airmataku menetes mendengar suara pelepasan peluru itu. aku melihat sambungan belum terputus sampai akhirnya aku memutuskan panggilan. aku tidak tau ingin apa dulu melapor polisi atau...oh tidak yerim dalam bahaya. aku berlarisekencang mungkin dan masuk kedalam mobil ku lalu menjalankan mobilku dengan cepat aku tidak peduli kalau aku melanggar lalu lintas. yerim sedang dalam bahaya dan aku bingung apa yang harus aku lakukan sekarang.

seulgi pov end

•••••

author point of view

irene menatap tidak percaya apa yang ada didepannya saat ini ia sudah lama tidak melihat siapa yang berdiri didepannya ini. pria yang sedang mengarahkan pistol dikepala yeri dengan yeri yang terus menangis.

My momTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang