Chapter 7, Dream

116 17 0
                                    

Waktu, letak tempat, dan suasana hanyalah karangan author belaka.

Mohon maklum kalau ada yang tidak sesuai:)

Jangan lupa untuk vote ya!

***

Lagi-lagi aku memimpikan kenangan yang tak ingin kuingat seumur hidupku.

Disatu sisi, aku mencintai air karena keindahannya. Namun, disatu sisi lagi, aku membenci air karena pengkhianatan yang dilakukannya kepadaku. Membuatku kehilangan seseorang yang berharga dalam hidupku.

Hari yang gelap dengan awan hitam mengelilingi pantai, aku melihat ombak besar melahap semua orang-orang itu.

Tanpa tersisa...

Aku selalu berdoa, agar ayah baik-baik saja. Berharap ayah baik-baik saja. Ayah akan kembali padaku dan ibuku. Walaupun aku tahu ombak seperti itu tak akan membuat semua orang selamat.

Aku tetap berdoa dan berharap akan adanya keajaiban yang tak pasti. Bersama air mataku yang menetes karena ketakutan ditemani gaungan petir dan hujan deras. Walaupun aku menangis, aku tak akan terlihat menangis.

Putus asa. Aku mencoba menyentuh air di pantai itu. Meminta bantuan kepada 'teman-temanku'. Aku mulai berbicara, namun mereka membawa sesuatu untukku.

Itu adalah pemandangan yang tak ingin ku lihat, atau semua orang pun mungkin tak ingin melihatnya.

Siapa yang ingin melihat hamparan mayat di hadapanmu?

Tentu semuanya tidak mau bukan? 

Namun, aku terpaksa melihatnya. Karena aku tak bisa berbuat apapun selain melihat kumpulan wadah tak berjiwa.

***

Mizuki Aoi Point of View

Pagi mulai menyambutku. Aku terbangun dari tempat tidur, membuka jendela. Menyambut udara pagi ke dalam kamar. Wangi tanah yang harum dan menyegarkan seketika melegakan pikiranku. Rasa menggelitik terasa di hatiku saat disambut oleh bunga-bunga yang tumbuh liar juga rerumputan hijau yang menyegarkan mata saat melihatnya. Aku membuat sebuah senyum kecil untuk menyambut mereka yang telah menyenangkan pagiku.

Berbalik, saatnya aku membangunkan Sakura yang masih saja tertutup selimut. Namun, saat aku akan membangunkannya, hal yang tak kuinginkan kembali terjadi. Pagi yang menyenangkan seketika berubah menjadi pagi yang buruk. 

"Sakura?!" 

Aku memanggilnya agar segera bangun. Badannya tak diam, kepalanya bergerak ke kiri-kanan dan mendesah berat. Dia semakin gelisah.

"Tidak. Tidak mungkin ini terjadi lagi, kan?" gumamku dengan perasaan kacau. 

Aku memanggilnya berulang kali, tapi tetap saja tak membuahkan hasil. Aku mulai berlari menuju dapur lalu bertemu dengan Makoto dan Haru. Melihatku yang panik sembari menuangkan segelas air putih, mereka pun bertanya padaku, "H-hei. Ada apa, Aoi-chan?"

Aku segera berlari ke kamar dengan segelas air putih di tanganku, menghiraukan pertanyaan Makoto. Aku mencoba membangunkannya tapi dia tetap gelisah. Ini semakin parah. Makoto dan Haru pun menyusul mengikutiku. Melihat keadaan Sakura yang semakin parah, aku tak bisa berpikir jernih. Hitam, kosong, aku tak bisa berpikir bagaimana caranya untuk menghentikan serangan panik ini.

"Sakura! Bangunlah!" Aku berteriak. Suaraku tak lagi sejernih kemarin. Bergetar, tubuhku pun mengikuti alurnya. Hanya satu yang terpikir olehku. "Kumohon, lupakanlah masa lalu itu! Bangunlah!" Aku mencoba menggoyang-goyangkan badannya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart Of The Water (Free! Iwatobi Swimming Club Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang