Rebahan

A note

Ada bayangan yang tak pernah terlihat,
Ada orang yang tak pernah bertobat,
Ada rasa yang tak terbesit,
Ada cermin tapi tak dapat berpotret diri.

Ada orang menampakkan penggalan kisah hidup mereka,
Bukan karena mereka hendak berpamer,
Tapi itulah keseharian mereka.
Bukan juga seperti yang sering kita sebut "Ih, Pamer"
Siapa tahu mereka hanya mengerjakan sebagian dari tugas atau kerjaannya.
Atau.. begitulah hidup mereka.

Ada orang menceritakan kisah kesulitan hidup mereka,
Bukan karena mereka ingin welas kasih dari orang-orang,
Mungkin saja mereka ingin berbagi kisah dan pengalaman di hidupnya.
Bukan juga seperti yang sering kita pikirkan "Ih, Caper"
Siapa tahu mereka hanya ingin memotivasi atau memberikan tips.

Yang lebih parahnya,
Ketika orang menonjolkan apapun itu tentang dirinya, rasa iri sering terbesit di bathin.
Dan sebenarnya, kita semua tahu,
Ketika kita merasa orang-orang yang sedang menonjolkan dirinya, di saat itulah dirimu kekurangan apa yang mereka tonjolkan.

Pernah terdengar satu kalimat yang sering di ucap orang-orang,
"Apa yang dia butuhkan, itulah yang sering dia pamer"
Oh, dear. Apa itu benar?
Apa seseorang yang memamerkan iphone-nya karena mereka butuh iphone? Tidak, mereka bahkan sudah memilikinya. Hanya hati iri kita yang sering membisikan tuk bertutur "Ih, Pamer ah".
Apa seseorang masih butuh kecantikan dan ketampanan jika yang mereka tonjolkan adalah kecantikan dan ketampanannya? Tidak.
Apa seseorang masih butuh uang jika yang mereka pamer adalah aksesoris yang nilainya sebesar sembilan digit? Mereka, sudah memilikinya. Mereka, tidak butuh memamerkan apapun. Dan, itu memanglah kenyataan hidup mereka.
Sebenarnya...
Hati iri mu telah menunjukkan kekuranganmu.
Apa yang mereka pamerkan, itulah kekuranganmu.

Matamu memang terus melihat dunia ini,
Tapi banyak dunia juga tak henti menatapmu.
Orang-orang dapat melihat, berpikir, dan menilai,
Tidak perlu lantunan dari bibirmu.

Berhenti membandingkan orang lain dengan dirimu adalah obat yang paling baik untuk hati yang iri.