Malam yang semakin larut membuat keadaan di rumah sakit begitu sepi. Jam besuk yang sudah lewat membuat Chaeyoung harus menunggu di luar.
Ia terduduk di koridor rumah sakit dengan air mata yang terus membasahi wajahnya, pelipisnya yang berdarah pun kini sudah mengering walau di biarkan begitu saja
Jihyo mengamuk sejadi jadi nya, ia memukul Chaeyoung bertubi tubi dengan tas dan membuat resleting tas itu mengenai pelipisnya. Chaeyoung tidak ingin melawan atau menghindar.
Jika itu bisa menebus kesalahannya yang telah menelantarkan keluarganya, bahkan jika ia harus mati malam itupun ia rela asal Ryujin sadar dari koma nya
Mina beberapa kali pingsan saat mendengar kondisi anaknya yang haru di rawat di ruang ICU sebab mengalami memar di otaknya
Kepalanyapun bahkan sempat di jahit. Keadaan Ryujin begitu parah
Dahyun hanya memandangi sahabtanya itu yang sudah sangat kacau
"Engga gini Ryu cara cari perhatian Ayah" ucap Chaeyoung dengan menjambak kasar rambutnya
Dahyun beberapa kali mengelus bahu Chaeyoung untuk menguatkan sahabatnya itu
Semalaman Chaeyoung terus di rundung kegelisahan, akhirnya ia mulai tenang.
Jam menunjukan pukul satu dini hari. Chaeyoung melihat ke arah wajah temannya yang sudah kelelahan
"Lu balik aja Hyun, gue engga apa apa" ucap Chaeyoung dengan memaksakan senyumannya
"Engga, gue udah bilang ke Irene kok"
"Gue serius! Balik aja engga apa apa. Ryujin pasti siuman besok. Percaya deh, anak gue kuat kok" mata Chaeyoung hampir menumpahkan air matanya kembali saat mengatakan itu
Chaeyoung selalu ingin terlihat kuat di depan siapapun, bahkan di depan sahabatnya sendiri yang paham sekali segala tentang nya
"Balik aja, kak Nayeon pagi pasti ke sini kok" mata Dahyun yang sangat lelah karena menahan kantuk menatap nanar sahabatnya
"Lu harus kuat ya"
"Pasti, kalo gue ga kuat nanti siapa yang jagain Mina sama Ryujin. Bilang Irene, maaf udah ngajak lu balik subuh kayak gini hehe" kekeh Chaeyoung dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya
Dahyun memeluk erat sahabatnya tersebut dan menepuk punggungnya
"Lu engga salah, nyokap lu pasti maafin lu" ucap Dahyun mengingat Cheyoung yang sedari tadi terus mencaci dirinya sendiri
"Gue egois, gue ga bisa jujur. Gue minta maaf. Biar gue aja yang gantiin posisi Ryujin sekarang. Gue tau dia kesakitan" Chaeyoung terisak di pelukan sahabatnya
"Lu harus kuat, lu bilang Ryujin bakalan siuman kan besok? Ryujin pasti engga mau pas dia sadar liat bokap nya sedih kayak gitu. Kuatin Mina, kuatin diri lu. Buat Ryujin"
"Maafin gue!"
Sementara di sisi lain Mina yang terus menangis dan sesekali ia tidak sadarkan diri.
Wonyoung yang menemani kini ikut terlelap di samping Mina
Mina membuka matanya perlahan dan mulai bangkit dari kasurnya. Itu jelas membuat Wonyoung terbangun karena Mina bangun secara kasar
"Mau kemana kak?" Wonyoung buru buru bangun dan menahan Mina yang sudah sangat kacau
"Please Neng, kakak pengen ketemu Ryujin" ucap Mina dengan air mata yang kembali membasahi wajahnya
"Besok, Wony janji besok bawa kakak ke RS. Sekarang istirahat dulu"
"Mana bisa aku istrihat sementara anak aku di rumah sakit dengan kondisi koma!" Bentak Mina kepada adik iparnya
Wonyoung begitu kaget karena ini kali pertama Mina membentak dirinya
"Kakak pikirin kondisi kandungan kakak juga! Ini bukan tentang kakak! Tapi kakak lagi hamil!" Ucap Wonyoung tak kalah dari Mina
Tangis Mina semakin pecah, hingga ia terduduk di lantai
"Ryujin kuat kan?! Ryujin anak ibu pasti kuat!" Wonyoung segera menghampiri Mina dan memeluknya.
Mendengar keributan, Daniel yang sedang berada di rumah Mina beserta Jihyo segera datang menuju kamar menantunya tersebut
Jihyo sudah tertidur di kamar sebelah. Butuh perjuangan extra bagi Daniel untuk membuat istrinya tenang
Terlebih lagi Daniel tidak ingin mendengar Chaeyoung terus terusan di maki oleh ibunya, sehingga ia membawa Jihyo dan Mina kembali ke rumah.
Betapa kaget Daniel melihat seorang ibu hamil tengah terduduk dengan keadaan yang sudah kacau sekali
Di usia nya yang sudah tua itu ia mencoba menggendong Mina untuk di baringkan ke atas kasur.
"Besok kita ke sana. Mina harus istirahat dulu" ucap Daniel dengan nada suara yang tenang agar lawan bicara ikut terbawa
Mina menantu penurut, hanya Jihyo dan Daniel yang bisa membuat ia tenang seperti ini. Sebab kedua mertuanya itu sudah seperti orang tuanya sendiri.
"Wony udah kasih tau Sakura kalo Ryujin kecelakaan, dia pasti bilang ke orang tua kakak"
Senyum sinis tersungging di bibir Mina. Bahkan jika Ryujin meninggalpun mereka tidak akan peduli pikir Mina
Nayeon keluar dari ruang ICU. Air mata membasahi wajahnya, ia segera memeluk adiknya dan tentu itu membuat keadaan haru semakin menjadi
"Ryujin masih kecil. Aku engga sanggup liat banyak selang yang di masukin ke badan dia" Nayeon menangis tersedu di pelukan Chaeyoung
Chaeyoung tak mampu membendung air matanya. Ia ikut terbawa suasana dan kembali menangis sembari memeluk kakanya erat
Mina menunduk dengan air mata yang terus mengalir. Ia merasa gagal menjadi orang tua. Anaknya di rawat di ruang ICU, ia gagal menjaga anaknya
Di tengah tengisannya Nayeon bisa mendengar isak tangis Mina yang sedang duduk di antara keluarga Daniel itu. Ia melepaskan pelukan dari adiknya itu, lalu mendorong tubuh Chaeyoung
"Kakak engga nyalahin kamu tapi liat karena ke egoisan kamu anak kamu engga kamu perhatiin. Minta maaf ke Mina"
Perlahan Chaeyoung melangkahkan kaki nya dan berjongkok di depan Mina
Nampak jelas wajah Mina begitu kelelahan, Chaeyoung menghamburkan pelukannya di lutut Mina ia menangis
Tidak terdengar suara isak tangis Chaeyoung namun air mata sudah membasahi celana Mina
"Maafin aku, maafin ke egoisan aku, maafin aku telantarin anak kita. Aku mohon ijinin aku jagain Ryujin, ijinin aku balik lagi ke rumah kayak dulu. Jaga kamu, Ryujin dan anak ini" Chaeyoung mengelus lembut perut Mina
Mina tidak pernah membenci Chaeyoung, ia bahkan tidak peduli dengan isu perselingkuhan Chaeyoung yang waktu itu terus ia pikirkan
Saat ini pikirannya hanya tentang Ryujin. Ia ingin Ryujin segera siuman dan sembuh seperti sediakala
Mina tidak merespon apapun, bibirnya begitu berat untuk membalas setiap kata Chaeyoung
Ia hanya menatap Chaeyoung.
Chaeyoung yang merasa tidak di respon menangis tersedu dan kembali memeluk lutut Mina begitu erat
Ini ga jelas banget! Kalo di adegan film ini abis berapa dus insto ya? NANGIS TERUS SAMPE AIR MATANYA KERING
Mohon maaf lahir batin
Percayalah gue mempelajari dulu memar otak dan gegar otak mankannya lama up
Eh tapi tetep aja jalan ceritanya gajelas ya chapter ini. Yang penting gue cakep, udah itu aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Break My Wall "Chapter II" (Michaeng)
Fanfiction(Completed) Sequel dari Break My Wall. Menceritakan kehidupan dua orang yang sangat betolak belakang. Yaudah lah anjir maksain banget gabisa bikin desc juga wkwk