Ryujin

1K 142 58
                                    

Chaeyoung tengah meratapi nasibnya yang semakin buruk saja

Kantong mata yang semakin menghitam karena kurang tidur, wajah lusuh layaknya orang yang kurang istirahat dan keadaan yang sangat kacau

Saat ini ia menatap kosong wajah anaknya yang pucat pasi tengah terbujur kaku di dalam peti

Ryujin tidak bisa bertahan, tubuhnya terlalu lemah.

Rasanya air mata sudah mengering.

Chaeyoung layaknya mayat hidup. Ia masih bisa bernafas namun entah dimana sekarang nyawanya berada

Ia selalu berharap jika Ryujin membawa ia ikut bersama nya

Hidupnya sudah hancur, semua ke egoisan dan semua usahanya seakan sia sia. Sang anak, pewaris usahanya itu sudah berpulang ke sang khalik

"Ayah gabisa Ryu kalo engga ada kamu" lirihnya dan mulai berlutut di depan peti mati sang anak

Kalimat itu sontak membuat keadaan rumah duka semakin mengharu. Pasalnya sang ibu mendiang Ryujin terus pingsan karena tak kuasa menahan kesedihannya. Di tambah Mina sedang mengandung

Begitupun Jihyo, entah dibawa kemana oleh Daniel. Yang pasti jika Jihyo berada di sana maka akan terjadi keributan seperti sebelumnya saat di rumah sakit

Hanya Chaeyoung dan Nayeon yang sanggup melihat wajah terakhir Ryujin

Luka di tubuhnya sudah mengering bahkan tak nampak lagi ada bekas luka di wajah Ryujin, namun luka dalam nya yang membuat ia tak mampu bertahan.

Chaeyoung di rundung penyesalan. selepas kejadian pertengkaran beberapa bulan silam ia tidak pernah bertemu lagi dengan bocah nakal nya itu

Bocah nakal? Bukan, Ryujin adalah anak kesayangan semua orang. Termasuk Jessica yang sekarang tengah berderai air mata di temani adik Mina yaitu Sakura

Walaupun tanpa suaminya namun Jessica sangat terpukul saat tahu jika cucu pertamanya itu kecelakaan

Jessica menangis tersedu di pelukan Sakura. Bagaimanapun sebagai seorang nenek ia pasti sangat kehilangan

Tak lama berselang Mina keluar dari sebuah ruangan bersama dengan Wonyoung yang terus menemaninya

"RYUJIN!" Mina begitu histeris setiap melihat wajah sang anak

Mina menangis di pelukan sang suami

Chaeyoung mengelus lembut kepala sang istri, walaupun sebenernya ia tak sanggup menerima kenyataan jika anak pertamanya itu berpulang terlebih dahulu

"Kamu di kamar aja Mina, kasian bayi kamu" ucap Chaeyoung dengan mengelus lembur perut Mina penuh kasih sayang

Mina hanya menatap sang suami penuh kesedihan

Setelah kehilangan kasih sayang dari sang suami, sekarang ia kehilangan anak pertamanya. Kembali air mata mengalir di pipi Mina

"Chaeg, cuma Ryujin yang sayang aku" kalimat Mina jelas membuat Chaeyoung terbawa suasana

Bagaimana cara Ryujin membela ibunya dan Ryujin yang selalu menyanjung ibu nya

Jelas semua itu tidak akan bisa hilang dari ingatan mereka berdua. Bocah lelaki itu sangat menyayangi ibu nya

Namun semua itu kini menjadi kenangan mereka dan mau tidak mau mereka harus mengikhlaskan Ryujin agar bisa beristirahat dengan tenang

"Kalin harus ikhlas, Tuhan tau apa yang terbaik untuk umatnya. Bayangkan kalo Ryujin masih di ICU, apa kalian engga kasian liat Ryujin bertahan karena bantuan alat medis?" Kalimat klise namun realistis. Begitulah kalimat yang keluar dari Nayeon

Nayeon pun tak henti menangis, bukan hanya karena Ryujin namun ia teringat dengan anak pertamanya yang sejak berusia 2 tahun sudah meninggalkannya

"Engga akan ada yang bisa gantiin posisi Ryujin. Cuma kamu juga harus perhatiin keadaan anak yang ada di kandungan kamu. Jangan berlarut larut" tambah Nayeon kepada adik iparnya itu

Kini Mina berpindah di pelukan sang kakak ipar. Hanya Nayeon yang bisa membuatnya tenang untuk saat ini

Walaupun mengikhlaskan tidak semudah itu






Setelah beberapa jam berlalu dan prosesi pemakaman audah di laksanakan siang tadi, akhirnya Mina bisa tenang dan saat ini ia tengah tertidur, di temani sang suami yang tengah menatap nanar ke arah nya

"Aku minta maaf" kalimat itu tak henti terucap dari mulut Chaeyoung

Tidak ada kalimat lain selain penyesalan dan permintaan maaf

Hingga ia pun larut dengan keadaan dan membuat Chaeyoung menangis terisak

Kenangan tentang Ryujin, kenangan manis dengan keluarganya. Semua hanya menjadi memori yang perlahan mengikis gentle an nya, hingga membuat ia menangis.

Chaeyoung selalu berkata "pria ga macho kalo dia nangis"

Kalimat itu selalu ia berikan ketika Ryujin sedang menangis entah untuk hal sepele seperti berebut makanan dengannya atau jatuh dari sepedah waktu masih kecil

Namun ia seperti lupa dengan kalimat itu

Chaeyoung menangis dengan menjambak rambutnya. Walaupun tak bersuara namun isak tangis Chaeyoung membuat sang istri terbangun dari tidurnya

"Chaeng" mendengar suara sang istri, Chaeyoung langsung mendongak dan mendekatkan kursi ke kasur dimana Mina berbaring

"Maafin aku Mina" kalimat yang sama yang mungkin membuat Mina muak mendengarnya

"Aku engga bisa maafin kamu tapi Ryujin...." Chaeyoung di buat penasaran oleh kalimat sang istri yang tidak selesai dan malah menangis saat menyebutkan nama anaknya itu

"Ryujin kenapa?" Chaeyoung menggenggam tanga Mina begitu lembut. Walaupun ada sedikit penolakan namun ia berusaha untuk terus menggenggam tangan sang istri

"Aku benci kamu! Jujur aku engga bisa maafin kamu tapi Ryujin maksa aku buat maafin kamu. Dia kangen kita ngumpul bareng, dia kangen ayahnya becanda sama dia, dia kangen di jemput sama ayahnya. Dia kangen kamu"

Tidak ada kata yang keluar dari mulut Chaeyoung, yang jelas kalimat itu membuat ia semakin sesak. Kerongkongannya seakan kering. Ia tak sanggup berkata apa apa lagi

"Aku mohon, aku perbaikin semua nya. Ini buat anak kita juga" ucap Chaeyoung dan kembali mengelus lembut perut sang istri

"Aku tau semua dari Irene" Chaeyoung mengernyitkan dahinya tanda jika ia sedang kebingungan

"Aku tau Dahyun engga akan bisa jujur ke aku tapi Dahyun ga mungkin bisa bohong ke istrinya" Chaeyoung hanya diam mendengar fakta tersebut jika Dahyun memang terbuka dalam hal apapun kepada istrinya

"Berapa hutang kamu?" Pertanyaan Mina jelas mendapat reaksi tidak menyenangkan

Chaeyoug tidak ingin membahas hal seperti ini di tengah keadaannya yang sedang berkabung

"Aku lunasin" ucap Mina dengan nada yang begitu percaya diri

"Studio itu engga perlu di pertahanin. Calon owner baru nya juga udah ga ada" ucap Chaeyoung begitu sinis dengan senyum miring

Pikirannya sedang kalut saat ini, bahkan ia beranggapan jika Tuhan terlalu kejam menyiksa dirinya atas kejadian di masa lalu.

Tuhan mengambil semua hal yang berharga dari dirinya termasuk anak semata wayangnya

"Aku harus cuti kerja Chaeng. Aku bisa pake uang tabungan buat lunasin hutang kamu tapi penghasilan di studio harus bisa cukupin semua cicilan"

"Mina! Emang pantes ngomong gini di tengah keadaan kita yang sedang berkabung ini?"

Sebuah senyuman tipis terbentuk di wajah Mina walaupun di paksakan

"Ryujin yang minta"

"Sekali lagi aku boleh egois?" Kali ini Mina yang bingung dengan kalimat sang suami

"Kenapa?"

"Aku...... Aku engga mau lanjutin usaha ini. Aku mau jual studio dan kita mulai semua dari awal, kamu istirahat biar aku yang kerja"













Break My Wall "Chapter II" (Michaeng) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang